"Anda sudah pulang nona?" sapa paman diki yang tak lain adalah kepala pelayan dirumah jeni.
"iya paman, milo gak menyulitkan paman kan?" tanya jeni khawatir
"Tidak nona,Tuan kecil sangat patuh dan sekarang dia berada di kamarnya sedang bermain game" ucap paman diki
"Terimakasih paman diki" ucap jeni sambil melangkah menuju kamar audrey.
'kriett' suara pintu kamar terbuka dan betapa kagetnya jeni saat melihat kamar anak semata wayangnya ini. tiga buah komputer menyala bersamaan,meja komputer yang penuh dengan snack dan minuman.
"Mami udah pulang?" ucap audrey sambil berjalan menghampiri jeni
"Jadi ini markas kamu?" tanya jeni kepada audrey
"Hahaha. bukan markas mami tapi istana" ucap audrey sambil naik ke pelukan jeni.
Jenipun berjalan menghampiri komputer itu sambil menggendong audrey.
"Jadi kamu main game ini? mangkanya kamu selalu minta perangkat komputer yang banyak itu?" ucap jeni sambil menatap komputer rakitan audrey
"Jangan di buang ya mami. susah loh bikinnya" ucap audrey dengan tatapan memohon
"Ngga akan mami buang selama kamu bisa belajar dengan baik" ucap jeni
"Terimakasih mami" ucap audrey sambil mencium pipi jeni.
Mata jeni terus menatap layar monitor sampai dia menatap kode pemain di layar monitor itu.
"MiloX? kayanya mami pernah dengar. dimana ya?" ucap jeni mencoba mengingat semuanya.
"ahhh mami ingat. kamu memang jenius kesayangan mami" ucap jeni sambil mencium kening audrey dan mengajaknya makan malam.
Setelah selesai makan malam,jeni kembali ke kamarnya.
"Semua karyawan bingung mencari MiloX. sementara aku disini setiap hari bertemu dan banyak berbincang dengannya. darimana anak itu bisa rakit komputer sendiri terus menjadi seorang pro gamer sampai bisa bikin perusahaan hunzel mencarinya" ucap jeni pelan sambil menatap langit langit kamarnya.
Sementara itu malam itu Ray membuka kembali game ciptaannya dan beberapa kali bermain. Setelah itu dia melihat papan ranking dan terlihat disana bahwa perbandingannya dengan MiloX hanya sedikit.
"Jadi terpikir siapa sebenarnya MiloX ini? kalau dia orang dewasa aku bisa maklum dengan bilang kalo dia mahasiswa super jenius sebuah universitas terkenal. tapi informasi bilang dia adalah anak kecil,emang ada anak kecil sejenius ini? kalo pun ada itu pasti anakku" ucap ray pelan sambil menahan tawa
Ray pun melihat bahwa MiloX sedang online kemudian Ray invite MiloX untuk bersama dengannya. Tak lama kemudian disetujui oleh MiloX dan mereka pun bermain game bersama.
"Hahaha,paman kamu tidak bisa mengalahkanku" ucap audrey melalui headphone nya.
"Jadi kamu benar benar anak 10 tahun?" tanya ray kaget saat mendengar suara anak kecil
"No,No,No aku 6 tahun hehehe" ucap audrey sambil tertawa kecil
"6 tahun?" ray masih terperangah
"Sudah dulu ya paman aku harus terus karena besok sekolah dan ini rahasia kita ya" ucap audrey sambil mematikan semua perangkatnya.
Setelah itu ray benar benar terus berpikir bagaimana caranya untuk mengetahui identitas asli MiloX ini.
"Informasinya kurang tepat. ternyata MiloX hanya anak usia 6 tahun. dan dia sudah bisa jadi hacker serta pro gamer. kalo di pikir pikir dulu aku menjadi hacker di usia 5 tahun. Tapi kayanya gak mungkin ada yang bisa mengimbangi aku." ray terus saja berpikir keras mengenai MiloX
Keesokkan harinya Ray bangun dengan mata panda membuat Rayna dan Rain bingung.
"Kakak apa semalam kamu habis bergadang kerja lagi?" tanya rain khawatir yang dijawab dengan gelengan kepala ray
"Lalu apa yang bisa bikin kamu ngga tidur selain pekerjaan?" tanya Rayna sambil mengambil roti
"Aku main game" ucap Ray sambil meminum kopi nya
"Kamu gak sadar umur ya? kamu tuh udah seharusnya punya anak malah asik main game sampai bergadang" ucap Rayna
"Kalian gak akan percaya kalo aku bilang ada anak umur 6 tahun udah jadi seorang hacker dan gamer pro" ucap ray
"Hahaha kamu pikir semua anak kecil kaya kamu? yang umur 5 tahun udah bisa hack jaringan mafia" tawa rayna menggelegar
"Mungkin itu anak kamu kali kak" celetuk Rain membuat Ray menyemburkan kopinya.
"Ngga usah kaget. emang aku gak tau kamu sering pergi ke Club sakura" ucap Rayna
"Pantas aku pernah ketemu anak yang wajahnya mirip kak ray" ucap Rain sambil mengingat wajah Audrey
"Wah wah perempuan mana nih yang lahirin anak kamu. bahkan kamu sendiri gak tau" ucap Rayna dengan wajah meremehkan
"Udah akh males debat sama kalian. aku harus berangkat kerja" ucap ray sambil berjalan keluar rumah.
"Kamu bener pernah liat anak yang mirip ray?" tanya rayna kepada Rain
"Benar lah emang aku ada tampang tukang bohong" ucap rain sambil menunjukkan wajahnya
"Ahh iya juga dari dulu kamu paling bodoh bahkan gak bisa berbohong" ucap rayna sambil berjalan meninggal Rain di ruang makan.
"Tapi kalo dipikir dan disamakan emang milo mirip banget sama kak ray. tapi tetep milo lebih imut" ucap rain sambil terkekeh