Karena kejadian itu, Sinta membatalkan niatnya untuk membersihkan ruangan bosnya itu dan segera pulang ke kontrakannya.
...
Esok hari nya, Sinta sudah merengek pada Dandi agar mau membersihkan ruangan bos mereka. Dia tak ingin bertemu dengan pria itu lagi, dia akan berusaha agar tidak terlihat oleh si bos itu.. Jika tidak, mungkin bosnya itu akan membalas perbuatannya kemarin dengan caranya sendiri.
"Dandi.. ku mohon... kita tukeran tugas, aku gak mau lagi bersihin ruangan Bos itu, kita gantian ya.. " pinta Sinta memelas.
" Emang kenapa? " Tanya Dandi heran, soalnya kerjaan di ruangan itu tak terlalu banyak, tak banyak harus di bersihkan. Berbeda dengan tugasnya yang biasanya.. Sinta pasti akan kecapekan jika melakukan tugas yang biasa dilakukan Dandi.
"Pokoknya aku gak mau masuk ruangan itu lagi" Kata Sinta tanpa menjawab pertanyaan Dandi. Dandi sedikit heran, dia memang tidak tau dengan sifat jelek pimpinan mereka itu.
"Iya baiklah.. aku akan bereskan sekarang. jika kau mau pulang duluan, silahkan saja" Kata Dandi.
"Aku bakal tunggu kamu di sini, sambil nyuciin piring kotor, jadi besok pagi gak terlalu banyak pekerjaan. " Jawab Sinta.
Begitulah hari-hari Sinta, Meskipun tugasnya lebih berat dari biasanya tapi dia merasa nyaman melakukan tugas itu, tanpa ada rasa khawatir harus bertemu dengan pria sombong itu.
...
waktupun berlalu , sekarang Sinta sudah berada di tahun ke empatnya, jadi kuliahnya tidak terlalu padat, dia hanya pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi, kebetulan sekali hari ini adalah hari seminar proposalnya, dan seminarnya berhasil, dia pun mulai mengerjakan skripsinya untuk persiapan komprenya. Sepulang bekerja gadis itu tak langsung istirahat, melainkan mengerjakan skripsinya tersebut, dia berusaha agar bisa wisuda secepat mungkin agar ijazahnya bisa di gunakan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
....
Pagi itu, Reyhan akan masuk ke ruangannya, ketika Dandi juga akan membersihkan ruangan itu.
" Maaf pak.. aku telat, ruangan bapak belum saya bereskan." Kata Dandi sedikit takut.
"Hanya baru kamu yang datang? " Tanya Reyhan.
"Gak.. udah ada Sinta, dia lagi bikin minuman untuk karyawan Pak. " Jawab Dandi.
"Ya udah.. kamu bereskan dulu, aku akan keluar sebentar, tolong tarok tasku di meja" Kata Reyhan.
Reyhan berjalan ke arah Pantry itu, sudah sangat lama sekali dia tak bertemu dengan gadis itu, karna Sinta selalu saja menghindar.
Ketika sampai di pintu, dia dapat melihat gadis itu yang tengah sibuk membuatkan minuman. Reyhan berjalan mendekatinya dan memeluk pinggang gadis itu. Hampir saja Sinta menjatuhkan gelas yang sedang dipegangnya karena kaget. Gadis itu berjalan menjauh, wajahnya pucat pasi melihat Reyhan yang sudah berdiri di belakangnya, sementara belum seorang pun temannya yang datang, Dandi juga masih berada di ruangan bos besar ini.
" Kenapa kau selalu menghindar? " tanya Reyhan.
"Maaf.. tuan.. " Kata Sinta takut.
" Mulai besok, kau harus membersihkan ruanganku" Kata Reyhan sambil mendekati gadis itu. Sinta yang terdesak tak bisa kemana-mana lagi, wajahnya semakin pucat, jika saja dia tak butuh biaya, dia akan mengundurkan diri dari perusahaan ini, sayangnya dia sangat membutuhkan pekerjaan ini sekarang. ditambah saat ini adiknya sedang sakit dan butuh perawatan.
"Aku akan memberikan apapun keinginanmu jika kau mau tidur denganku" Kata Laki-laki itu tanpa malu.
Sinta ingin kembali memukulnya, matanya saat ini sudah melotot karna marah, tapi itu membuat wajahnya semakin cantik.
tiba-tiba ponselnya berbunyi, terdengar suara panik dari sebrang sana yang memberi tahukan keadaan adiknya. Adiknya dalam keadaan kritis.
"Apa bi.. Suci lagi kritis? " Dia tampak sangat khawatir. Reyhan dapat melihat wajah sedih gadis itu dan berkeinginan untuk mendengarnya.
"Harus operasi sekarang? " katanya dengan nada kaget.
"Seratus juta? " Kata Sinta Syok, dia terduduk, air matanya jatuh.
"Baik bi.. akan ku usahakan" jawabnya frustasi.
Begitu memutuskan panggilan itu, dia tampak panik, " Kemana aku harus mencari uang sebanyak itu? " Katanya lirih sambil menangis. dia tak sadar kalau Reyhan ada di ruangan itu.
" Aku akan berikan uang sejumlah itu, asal kau mau menjadi wanitaku selama tiga bulan ini " jawabnya santai. Laki-laki itu sedang duduk menyilangkan kakinya di kursi dekat meja diruangan itu, sebelah tangannya terletak di atas meja.
Sinta tak percaya dengan yang di dengarnya, menjadi wanitanya selama tiga bulan? apa itu berarti dia akan menjadi pemuas nafsunya dalam kurun waktu itu.
Dia tak bisa berfikir cara lain lagi, tapi dia juga tak ingin menjual dirinya dan berbuat zina, dia tak ingin uang haram itu mengalir di tubuh adik kesayangannya.
" Bagaimana? " Tanya Reyhan lagi.
"Aku terlalu takut dengan Tuhanku" Jawab Sinta.
"Kau tak takut kehilangan adikmu? " Tanya Reyhan.
"Tuan... maukah kau menikahiku? kau bisa menceraikanku setelah itu, " pintanya sambil menangis.
"Apa kau tak tau kalau aku tak ingin terikat " Kata Reyhan ketus.
" Tuan tak akan terikat, Tuan bisa melakukan apapun keinginan tuan di luar sana, dan tak perlu menganggabku sebagai Istrimu. lagi pula kita hanya akan nikah sirih, gak punya kekuatan hukum sama sekali, aku juga akan tetap berada di kontrakanku, jika kau butuh aku, aku akan segera melayanimu" Jawabnya lirih sambil menunduk, air matanya jatuh menahan pedih hatinya.
"Ok, Tapi jika menikah kau harus menjadi wanitaku selama enam bulan.
"APA? " tanya Sinta tak percaya.
"Terserah padamu, kau mau menerima penawaranku atau tidak, aku sudah memenuhi keinginanmu. asalkan kau tak melarangku berkencan dengan siapapun" Kata Reyhan licik.
" Baiklah.. aku terima tawaranmu" jawabnya sedih.
"Kemana aku harus mengirim uangnya? " Tanya Reyhan.
Sinta memberikan nomor rekening bibinya, Reyhan langsung mentransfer uang itu dan berkata..
" malam ini kita menikah"
Sinta menahan tangisnya, dia duduk sambil menundukkan kepalanya, lalu ponselnya berbunyi, bibinya mau ngatakan kalau uangnya sudah masuk, dan adiknya bisa operasi hari ini juga.
Gadis itu tersenyum lega, dia menatap bos besar itu seraya berkata..
" terima kasih banyak " Entah kenapa jantung Reyhan sedikit berdebar melihat tatapan polos gadis itu.
Dandi masuk ke Pantry setelah selesai dengan tugasnya, dia kaget melihat wajah Sinta yang berlinangan air mata.
Dandi langsung mendekati sahabatnya dan bertanya..
"Sinta.. kamu kenapa? " dia melemparkan pandangan heran pada Reyhan seolah meminta jawaban karna gadis itu terus menunduk menahan tangisnya.
"Adiknya akan di operasi " jawab Reyhan singkat.
"Lantas...? " Tanya Dandi sambil memegang bahu Sinta.
Reyhan menatap tak suka tangan Dandi yang sedang memegang bahu wanitanya itu. Ya.. . wanitanya.. karena mulai saat ini Sinta telah resmi terikat kontrak dengannya hingga enam bulan ke depan.
"Aku sudah membayarnya! " Kata Rayhan ambigu. Laki-laki itu berjalan meninggalkan ruangan itu, sementara Sinta masih larut dalam kesedihannya.