Chapter 2 - Ciuman

Sinta buru-buru keluar dari kelasnya, dan segera menuju kantor tempat dia bekerja. Saat jam istirahat adalah saat yang sibuk bagi OB, karna karyawan yang tidak pergi keluar meminta mereka untuk membelikan makan siangnya, beruntung letak kantor itu tak jauh dari kampusnya, hanya butuh waktu sepuluh menit perjalanan.

Sinta tak sempat untuk bermain dengan teman-temannya, saat mereka menghabiskan hari dengan bersenang-senang, gadis itu malah sibuk bekerja.

Dia bahkan tak peduli dengan banyaknya teman cowoknya yang mengidolakannya, salah satunya Haykal, Laki-laki itu telah menyukainya dari awal mereka masuk kuliah, bahkan Haykal sudah sering memberikan sinyal cintanya pada Sinta, namun gadis itu tak pernah menyadarinya sama sekali, atau mungkin tak mau tau.

Sinta selalu mengirimkan biaya setiap bulannya untuk adiknya yang tinggal bersama adik almarhumah ibunya. hanya keluarga bibinya itu keluarganya satu-satunya selain adiknya, dan sangat beruntung sekali, bibinya itu benar-benar tulus menyayangi mereka.

Sinta yang telah berganti pakaian dengan seragam OB nya kembali sibuk melayani karyawan yang minta tolong ini dan itu, gadis itu selalu tersenyum ramah, sehingga dia sangat di sukai oleh para karyawan. Bahkan banyak karyawan yang menyatakan cintanya pada Sinta, namun sayang... gadis itu masih belum berfikir ke arah sana. Dia hanya ingin segera menyelesaikan kuliahnya agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan gaji yang besar sehingga dia bisa mengirimkan uang lebih banyak untuk adik semata wayangnya yang butuh pengobatan rutin. Ya... adik Sinta butuh uang banyak untuk pengobatannya. Saat ini Sinta hanya bisa memberikan uang sedikit yang hanya cukup untuk kontrol saja.. sementara untuk penyembuhan total, adiknya harus di operasi dan itu membutuhkan biaya yang sangat besar.

Sehabis jam kerja, Sinta yang biasanya membersihkan ruangan bosnya setiap subuh, ingin membersihkannya saat ini, dia takut, kalau-kalau hal pagi tadi terulang lagi.

Setelah memastikan semua pulang , dia membawa alat kebersihan ke ruangan bosnya itu, begitu membuka pintu, dia sangat kaget melihat laki-laki itu sedang berhubungan intim dengan seorang karyawati di perusahaan itu, mereka melakukannya sambil berdiri, perempuan itu menelungkupkan badannya di atas meja, sehingga dia tidak mengetahui akan kehadiran Sinta yang tanpa sengaja melihat mereka. Sementara bos besar itu menghajarnya dari belakang. Pria itu malah tersenyum mesum melihat Sinta yang kaget. buru-buru Gadis itu menutup pintu, namun masih sempat mendengar teriakan kenikmatan perempuan itu, mereka mencapai pelepasannya.

Sinta kembali bergegas meninggalkan tempat itu, Tubuhnya gemetaran.. Dia semakin khawatir dengan dirinya sendiri . Jangan jangan laki-laki itu akan marah padanya karena tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. tapi apa pria itu tak bisa mengunci pintu terlebih dahulu?.

Reyhan bergegas mengenakan pakaiannya dan berlari ke luar, dia ingin mengejar gadis itu, soalnya sudah lama dia tak bertemu dengan Sinta, gadis itu selalu berhasil menghindarinya.

Begitu akan memasuki pantry, seseorang menarik tangannya, Bos besar itu sudah memegang lengannya dengan tatapan nya yang menakutkan.

"Saya gak akan bilang siapapun, maafkan saya, saya tadinya hanya akan membersihkan ruangan tuan" Katanya takut tanpa berani memandang wajah bos besar itu.

Melihat wajah polos Sinta yang ketakutan, pria itu menjadi bernafsu, dan langsung memeluk pinggang gadis itu, Sinta berteriak, namun bibirnya langsung di bungkam oleh pria itu dengan sebuah ciuman. Sinta kaget dan mendorong pria itu dengan sekuat tenaga, Namun ciuman itu semakin dalam. akhirnya dia berhasil melepaskan diri.

"Sebutkan berapa tarifmu.. aku akan membayarmu" Kata laki-laki itu. Mendengar itu, Sinta langsung naik pitam dan menampar Bosnya itu sekuat tenaga dan berkata..

"Aku bukan wanita seperti itu. " Katanya. geram. Rasa takutnya hilang karena emosinya yang di lecehkan oleh pria itu.

Reyhan yang sudah emosi karna baru kali ini di tampar, menarik tangan gadis itu, sehingga gadis itu berada dalam pelukanya. Sinta kembali di hantui oleh rasa takut. Tak ada seorang pun di ruangan itu.

Kemudian, terdengar suara pintu toilet yang ada di lorong sebelah pantry terbuka, diiringi sebuah nyanyian siulan. Reyhan buru-buru melepaskan sinta.

"Kau... beruntung kali ini, sampai jumpa besok" Kata laki-laki itu sambil berlalu.

Sinta berdiri terpaku, tubuhnya mengigil. melihat hal itu, Dandi yang baru keluar dari toilet menjadi heran.

"Kau belum pulang? " Tanya sahabatnya itu.

" belum.. " jawabnya lemah, lalu berlari ke arah toilet.

Sinta mencuci mulutnya bersih-bersih, dia merasa sangat jijik. ciuman pertamanya di renggut paksa oleh seorang pria yang amat di bencinya. terlebih lagi dia berfikir mulut itu baru saja menyentuh wanita lain.

.....

Reyhan yang sudah kembali ke ruangannya melihat Melisa yang telah mengenakan pakaiannya, dengan senyuman genitnya dia mendekati Reyhan. Perempuan itu hendak mencium bibir Reyhan, Reyhan menahannya dan berkata..

"Jaga batasanmu! aku tak suka berciuman" jawabnya ketus.

Lalu memberikan segepok uang ratusan ribu, kemudian melanjutkan perkataannya lagi.

" Kau boleh pulang " Dengan kesal perempuan itu mengambil uang yang di berikan Reyhan dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Reyhan memang tak suka berciuman dengan wanita yang dikencaninya, dia tidak pernah mencium mereka seorangpun juga, dia juga kaget, kenapa hasratnya begitu kuat untuk mencium Sinta yang jelas-jelas menolaknya, sebelum ini gadis yang pernah diciumnya hanyalah Nayla, cinta pertama nya.

Reyhan memegang pipi nya yang baru saja di tampar gadis itu, sudah belasan bahkan mungkin lebih wanita yang di dekatinya sehingga dia tak ingat lagi nama-nama mereka satu persatu. Tapi kali ini, dia tak akan mungkin bisa melupakan orang yang telah menamparnya ini dengan begitu keras, dan berkeinginan gadis itu suatu saat akan membayarnya.