Beberapa hari telah berlalu setelah terpilih nya Sekretaris baru Aaron. Sandra begitu sibuk , pekerjaan nya seolah menjadi 2x lipat. Mengurus Aaron dan men-training 'Karyawan baru'.
"baiklah Trisa, sekarang kamu masuk ke ruangan pak Aaron, kerjakan sesuai dengan apa yg saya beritahukan beberapa hari ini" , itu suara Sandra sedang memberi 'perintah, pelajaran, ya apalah namanya' , tentu ke sekretaris baru Aaron.
Dengan senang hati Trisa ya itu nama dari Sekretaris baru Aaron, melaksanakan nya.
Namun melihat Trisa memasuki ruangan Aaron ntah mengapa, ada rasa tidak nyaman di dalam hati Sandra. Namun lagi lagi Sandra mengabaikan nya.
Trisa pun mulai aktivitasnya sesuai ajaran Sandra, dan tak lupa membuatkan Aaron Kopi.
Akhirnya si empunya ruangan pun tiba, maka Sandra yang sedang berada di meja nya, dengan sigap berdiri dan menyapa Aaron.
" selamat pagi Pak Aaron", ucap nya lembut.
Aaron pun yang mendengar suara Sandra menghentikan langkahnya. Dia menoleh untuk melihat Sandra, tatapan tajam namun penuh kehangatan. Kemudian menoleh ke sebelah Sandra , tidak ada Trisa Aaron pun mengerti. Dan berlalu meninggalkan meja Sandra.
"selamat pagi Pak Aaron", sapa Trisa , begitu Aaron memasuki ruangan nya.
Seperti biasa Aaron tak akan menjawab nya.
" kopi anda pak", ucap Trisa lagi.
" letakkan saja di meja ku " . sahut Aaron
Trisa pun meletakkan kopi Aaron di atas meja.
" apa jadwal saya hari ini" , tanya Aaron.
Dengan lantang dan lancar Trisa mampu menyebutkan jadwal Aaron tanpa alat bantu apapun.
"baik, kalau begitu siapkan pakaian ku" ucap Aaron lagi.
Dari segi kemampuan, Sandra memang sudah memilih yang terbaik dari kandidat yang ada, keterampilan, pengetahuan, dan akademik nya harus lah di atas rata rata jika ingin menjadi Sekretaris di PT. FF Company, apalagi untuk Sekretaris nya Aaron.
Aaron pun tau bahwa Sandra sudah memilih yang terbaik dan hanya dalam beberapa hari Sandra sudah men-training nya dengan baik.
"apa aku benar benar harus melepas kan mu, Sandra?" gumam Aaron pelan.
"Pak ini pakaian anda" , ucap Trisa dan menyadarkan Aaron.
Aaron yang sedang memegang kopi nya , mengalihkan pandangan nya ke arah pakaian yang di pilihkan oleh Trisa.
Sejenak dia menarik napas , menyeruput kopi buatan Trisa.
'uhukkk' , Aaron sedikit terbatuk dan menampilkan wajah yang tak bisa terbaca.
"kopi ini sangat manis" sahut nya dingin.
Aaron mengambil intercom di depan nya.
" Sandra ke ruangan saya" ucap nya cepat.
Sandra pun dengan sigap ke ruangan Aaron. Hanya hitungan detik dia sudah berada di ruangan atasan nya itu.
"iya pak, apa ada yang bisa saya bantu" ucap nya lembut dengan suara yang memang sangat merdu.
"ehemm, buat kan saya kopi" ucap nya tegas.
"dan kamu Trisa tanya takaran kopi pada Sandra yang biasa dia buatkan" Lanjutnya.
Seketika Sandra mengerti bahwa ada yang salah dari kopi buatan Trisa.
Sandra pun mengambil gelas kopi yang berada di meja Aaron, dan sekilas melihat ke arah Trisa dengan wajah kesal nya, selanjut nya bergegas mengganti nya.
Dia sempat mencicipinya.
"ehemm, kelewat manis" gumam nya pelan.
Sementara Sandra membuatkan Kopi Aaron, Trisa sedang membantu Aaron mengenakan pakaian nya.
Trisa begitu kagum dengan tubuh atletis Aaron.
'Pria yang sempurna' ucap nya dalam hati, senyum nya tak bisa dia tahan.
Aaron yang sedang mengenakan kemejanya pun melihat sikap Trisa.
'Kamu tak akan bisa menjadi sekretaris ku' ucap nya dalam hati.
Sikap Trisa dan Sandra sangat berbeda. Aaron sudah dapat menilai nya begitu melihat Trisa. Seperti saat ini, Attitude mereka berbeda. Trisa bahkan tak malu memandang tubuh Aaron, seharusnya sebagai wanita berpendidikan dia akan sungkan , namun ini malah tersenyum.
Dan bahkan Trisa saat ini membantu mengancingkan pakaian Aaron.
Aaron pun mengingat kembali kejadian saat pertama kali menyuruh Sandra melakukan nya, Sandra terlihat keberatan , bahkan memerintah Aaron mengancingnya sendiri. Lucunya Aaron malah mengikuti nya. Membandingkan dan mengingat hal itu membuat seulas senyum tipis di bibir Aaron.
Sandra yang menyaksikan hal itu pun , melihat Aaron tersenyum saat Trisa mengancing kemejanya, ntah mengapa hati Sandra merasa tak nyaman, dan tanpa Sandra Sadari ada kekesalan melihat kejadian itu.
"ini kopi anda pak" ucap Sandra dingin.
'ddinnggh' suara gelas yang sedikit berbunyi, Karena Sandra meletakkan nya sedikit kasar.
"saya permisi pak" ucap nya. Dan bergegas meninggalkan ruangan Aaron begitu saja.
Disaat Sandra akan membuka pintu ruangan Aaron, saat itu juga Aaron berbicara.
"berhenti Sandra" ucap nya.
Sontak saja Sandra menghentikan gerakan nya yang akan membuka pintu.
"bersiap lah, kamu ikut saya rapat siang ini" lanjut nya.
Sandra pun berbalik dan ingin menjawab ucapan Aaron.
Sandra menatap lurus ke arah Aaron dan Aaron melirik jelas ke arah Trisa.
"saya masih atasan kamu Sandra, dan Trisa belum sampai di tahap itu untuk mendampingi saya". ucap Aaron tegas.
Sandra pun tak bisa berkata apapun. Seolah Aaron mengetahui apa yang akan dikatakan Sandra , sehingga dia memotong nya terlebih dahulu. Sehingga mau tidak mau Sandra harus menuruti permintaan Aaron.
" kalian boleh keluar" .ucap nya lagi.
Sandra dan Trisa pun keluar dari ruangan Aaron dengan ekspresi mereka masing masing.