Chereads / My Secretary is a PlayGirl / Chapter 42 - Harapan

Chapter 42 - Harapan

Kini Aaron berada di dalam mobil nya .

Setelah menyelesaikan pertemuan nya dengan Tn. Sebastian Baskara.

Wajah nya terlihat begitu lelah dan frustasi.

Namun sesaat kemudian ekspresinya berubah sedikit menjadi tenang, begitu 'Sandra' terlintas di pikiran nya.

Dia pun mengambil handphone nya dan menelpon seseorang.

"....."

"dimana Dia?" suaran Aaron

"...."

"bersama siapa?"

"...."

" Pastikan dia sampai di apartemen nya dengan selamat"

"...."

"setelah itu temui aku, malam ini juga".

Itu kalimat terakhir Aaron sebelum mengakhiri telpon nya.

****************

Terlihat Sandra telah meninggal kan club itu. Dia pun memacu mobil nya untuk kembali ke apartemen nya. Sandra tak mengetahui bahwa selama ini Aaron selalu mengirim orang untuk menjaga nya.

*********************

Aaron pun berjalan memasuki rumah nya. Beberapa pelayan mengikuti nya.

Dia menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat dia pun keluar dan menuju ruang kerjanya .

Saat di dalam ruang kerja nya. Aaron terlihat menerawang jauh , wajah nya begitu frustasi.

Tangan nya terus mengetuk ngetuk pulpen ke meja.

Namun kemudian kesadaran nya kembali saat anak buah yang dia perintahkan untuk mengawasi Sandra kini sudah berada di hadapan nya.

"apa dia kembali dengan selamat" ucap Aaron.

"iya tuan, nona Sandra tidak mabuk malam ini".

" apa dia bersama laki laki ?". Aaron

"tidak tuan, justru nona Sandra mengabaikan pria yang mendekati nya " .. jelas anak buah Aaron .

" ok, good" .. Aaron.

"ini tuan ada yang harus anda lihat" . ucap anak buah Aaron . Dan menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Aaron.

Aaron terlihat bingung. Seraya berkata

"apa ini?" ..

"itu foto foto Nn. Sandra beberapa hari lalu tuan, Nona berada di bandra untuk menjemput seseorang" Lapor sang anak buah nya.

Aaron pun terlihat terkejut dan membuka amplop itu.

Ada raut terkejut di wajah nya melihat foto foto itu.

**********************

Kini Sandra sudah berada di dalam kamar nya, dia bersiap untuk istirahat.

Namun tiba tiba dia teringat olah Papa nya.

Kejadian beberapa bulan lalu saat bertemu dengan sosok yang begitu dia benci namun dia rindukan.

Sandra menekan dada nya , seolah menahan rasa sakit.

Sandra meringkuk di tempat tidur nya ,, memegang dadanya kuat, air mata nya mulai mengalir.

Begitu banyak kerinduan untuk papa nya namun kebencian atas penghianatan itu membuat Sandra semakin sakit.

'aku butuh kamu Bli, aku mohon kembali lah segera Bli...' suara hati Sandra yang begitu pilu.

' apa kamu melupakan aku dan janji mu,.' gumam nya lagi dengan air mata yang terus mengalir.