sore hari ,aku diantar mizuki yuko dan raja iblis. aku akan bertarung di pusat kota. sesampai di pusat kota telah dibuat arena untuk bertarung. di sana sangat ramai banyak orang yang datang ke sini, mereka antara lain penduduk di kota ini, petualang, penduduk dunia paralel, dan penduduk dari planet asing. aku pun naik ke arena pertarungan, arenanya berbentuk segi enam dan dikelilingi bangku penonton yang jumlahnya sekitar 96 ribu bangku. bangku penonton sangat penuh mereka ingin melihatku bertarung. semua penonton meneriaki namaku. aku saat itu sangat bangga, aku melihat ke bangku penonton terlihat ada L'Arc dan Dewa Zeus yang sedang bersama mizuki yuko dan raja iblis.
pertandingan akan dimulai, raja iblis turun sebentar dan memberiku sebuah pedang emas miliknya. daniel orang yang akan bertarung denganku. kata raja iblis dia sangat jago memanah, anak panahnya selalu kena sasaran entah sasarannya beberapa kilometer tetap saja kena.
daniel pun naik ke arena pertarungan. semya orang meneriaki namaku dan daniel. let's go ahead... pertarungan pun dimulai. aku mundur dua langkah dan memasang kuda-kuda. daniel pun berlari ke arahku dan memedangku dengan spontan aku menangkisnya lalu aku menendangnya. dia pun terdorong beberapa meter. aku melakukan serangan balik, aku memedangnya dia menghindar dan melompat ke pohon ilusi mata. aku naik ke pohon ilusi mata yang dibuat dia, tapi dia malah melompat ke bawah. dia berlari keliling arena aku pun mengejarnya, kami malah kejar-kejaran tidak bertarung penonton mulai terlihat bosan dan komplain.
"woy, pertandingan macam apa ini? membosankan! " teriak salah satu penduduk dunia paralel.
aku mencari cara agar bisa mengalahkannya. daniel. daniel menggunakan jurus andalannya yaitu sihir ilusi, ini yang tidak disukai oleh lawannya. dia menghilang dan membuat hutan ilusi di arena pertarungan. semua penonton menjadi ramai kembali.
"pertama aku akan memanah bahu sebelah kiri! " kata daniel.
dia melepaskan anak panahnya, aku menghindar anak panah itu tapi... aku kalah cepat dengan anak panahnya, dia benar-benar berbakat memanah seperti diceritakan oleh raja iblis. tanganku mengeluarkan darah dan terasa berat.
"sekarang paha kananmu"
dia melepaskan anak panahnya "jebret" anak panahnya sangat cepat, kecepatannya mungkin sekitar 5km/detik.
aku terjatuh, aku ingin berdiri tidak bisa mungkin ada retakan di paha. aku menggunakan pedang emas milik raja iblis untuk sebagai tongkat. aku nenamcapkan pedang itu ke tanah dan berdiri.
"oh, kamu sudah bangun ya?" kata daniel
"sekarang tangan kananmu." dia memanah tangan kananku, aku bisa merasakan anak panah aku pun menghindar. tapi... "jebret" tangan kananku kena anak panah itu. aku memegang tangan kananku yang kaku itu. aku melihat ke bangku penonton raja iblis dan L'Arc mematapku tajam dan membuang muka sepertinya mereka marah kepadaku... aku tidak tau lagi apa yang aku akan lakukan semua tubuhku tak bisa aku kontrol.
"sekarang aku akan memanah organmu." dia bersiap memanah. daniel menarik tali busur dan dia memanahku, aku bisa merasakan arah panah itu aku pun menghindar tapi... "jebret" aku kena anak panah itu dan terjatuh.
"itei.itei." aku melihat ke bangku penonton, raja iblis dan L'Arc meninggalkan bangku penonton mereka.
"hahaha raja iblis dan L'Arc meninggalkan kamu." tawa daniel.
"semua calon raja iblis telah kalah!!"
"semua ucapkan raja indra lemah!! "
semua mengikuti ucapan daniel, mereka semua menghinaku habis-habisan. aku mencoba berdiri tapi jatuh, aku tidak akan menyerah aku berdiri bertumpu pada kedua tanganku tapi jatuh lagi.
"diam semua!! jangan menghina ksatriaku!! " teriak mizuki yuko. semua penonton langsung diam dan mengarahkan pandangan ke mizuki yuko.
"alex kenapa kamu menyerah dan kalah mengenaskan!! aku suka kamu kalau kamu tidak menyerah dan selalu berusaha untuk menang! dasar bodoh!! " teriak mizuki yuko.
aku pun mendapatkan semangat lagi, aku berdiri pelan-pelan dan akhirnya aku bisa berdiri. aku memukul wajahku untuk tambah semangat.
"terima kasih mizuki. " kataku.
"woy, woy. dimarahi cewek kok langsung semangat itu. " kata daniel.
jangan sombong alexander, nikmati pertarungannya.
"sekarang aku akan memanah otakmu! " kata daniel.
"kalau kena kamu akan mati!"
daniel menarik tali busur dan bersiap akan memanahku. aku menggunakan jurus imajinasiku. aku menutup mataku dan membayangkan arah anak panah itu. imajinasiku memperlihatkan kalau anak panah itu membelokkan arahnya. daniel pun melepas tali busurnya, aku bisa merasakan arah belokannya. aku pun menangkap anak panah itu dan mematahkannya.
"sudah kuduga kamu pasti membelokkan arah panah. " kataku.
"ba-bagaimana kamu bisa tahu! " kata daniel terkejut.
"aku tak bisa melihat anak panahmu tapi aku bisa merasakan anak panahmu. " kataku.
"aku menggunakan imajinasi yang aku namai dengan magic imagination. semua rasa sakit yang kamu berikan... "
"... telah memberitahukan kepadaku. "
"ti-tidak mungkin! " teriak daniel.
"apa kamu sudah siap daniel? dengan jurus terbaikmu aku bisa mematahkan dengan mudah! " kataku.
daniel pun memanah kepadaku... aku menangkis. aku menutup mataku dan membayangkan daniel.
"sudah ketemu. kamu berada di belakangku" kataku.
aku memedang ke belakang, daniel melompat ke pohon ilusi. "ap-" kata daniel. aku melompat ke pohon ilusi dan memedangnya, dia menangkis seranganku. aku menusuk tubuhnya, dia mundur beberapa langkah sambil memegang perutnya yang terluka akibat ditusuk pedang raja iblis. dia melompat ke bangku penonton, aku mengejarnya agar dia tidak kabur. aku memedangnya tapi dia menghindar dan melompat ke bawah. aku melompat ke bawah dan menusuk kepala tapi dia melompat ke belakang. aku memedangnya lagi dia menangkis seranganku. dia mengeluarkan pedang keduanya dan memedangku, dengan refleks aku mundur. dia menyerang lagi, dia mengarahkan busurnya ke atas, dia bersiap-siap memanah ke atas sepertinya dia akan membuat hujan panah. sebelum dia melakukan itu aku menendangnya. itu hanya tipuan dia, dia memedangku sontak aku terkejut dengan spontan aku menghindari serangannya. dia pun lari ke luar arena atau kabur, dasar pengecut! aku pun mengejarnya agar dia tidak kabur lebih jauh lagi.
"alex, jangan kejar dia! kamu bisa mati kalau mengejarnya! " teriak mizuki yuko. aku pun tak mendengar suara mizuku yuko, aku terus mengejar daniel. aku melihat kalau dia masuk ke lembah kematian. aku masuk ke lembah kematian, aku terus berlari mengejar daniel. hari semakin malam, matahari sudah terbenam. aku kehilangan jejak daniel, aku pun terus berlari hingga akhirnya aku masuk ke tengah lembah kematian. aku tersesat di lembah kematian, aku tidak tau arah pulang ke kota. aku berusaha mencari petunjuk untuk pulang tapi kanan kiri ku hanya ada pohon yang besar. aku berjalan selangkah demi selangkah, aku akhirnya menemukan arah ke kota, arah itu menunjukkan kalau kota berada di sebelah kiri. aku mengikuti arah panah itu. tidak sampai ke kota malah sampai di gua.
aku berhenti sejenak dan menarik napas panjang, aku melihat kanan kiri tidak ada seseorang. aku memandang gua itu, gua itu terdapat torii yang seperti di kuil itu, kuil itu yang miliknya raja kawaguchi.
aku pun masuk ke gua itu, guanya sangat gelap gulita aku tidak bisa melihat. aku sadar kalau sekarang aku berada di tengah gua itu. angin bertiup hening tapi sangat dingin membuatku merinding. aku memandang ke dinding gua, dinding gua itu hanya ada gambar naga dan bahasa kuno yang tidak aku mengerti. aku mendengar suara di depan sana. aku berlari ke suara itu. sesampai di ujung gua ada sebuah naga merah yang namanya tidak tahu. aku mundur beberapa langkah dan menginjak kayu "krak" naga itu terbangun.
"siapa yang mengganggu aku tidur! " naga itu kelihatannya marah karena aku telah mengganggu dia. aku mundur dan menabrak seseorang, badan orang itu sangat besar... aku menoleh ke belakang, aku terkejut soalnya orang itu yang bertarung denganku tapi dia kabur, dasar pengecut! aku ingin berteriak tapi orang itu menutup mulutku. tanganku ditarik dan aku dibawa ke batu besar untuk bersembunyi.
"si-siapa kamu? " kataku hanya memastikan kalau dia daniel yang bertarung denganku .
"oh, iya saya belum memperkenalkan diri." kata dia.
"perkenalan nama saya daniel."
dia mengambil batu kecil lalu dia melempar batu itu ke tumpukan emas. naga itu terpancing dan dia berjalan ke tumpukan emasnya... itu kesempatan buat kami untuk kabur dari gua itu.
tanganku ditarik oleh daniel, "woy, tunggu!" kami ketahuan oleh naga itu, kami pun berlari secepat mungkin, aku menoleh ke belakang naga itu masih mengejar kami. kami akhirnya sampai di mulut gua, kami berhenti berlari dan menghirup udara segar. aku menoleh ke belakang naga itu masih mengejar kami. aku melihat ada semak-semak mungkin itu tempat sembunyi yang aman. aku menarik tangan daniel.
"kenapa tadi kamu menolongku? " kataku lirih.
"aku tidak tahu " kata daniel.
aku mengintip dari semak-semak naga itu masih berada di mulut gua. dia berjalan mondar-mandir. kami menunggu sampai naga itu tidur lagi. aku mendongak ke atas langit, malam sudah mulai larut. aku mulai ngantuk, aku menahannya agar nanti aku tidak diserang oleh daniel karena kami masih bertarung.
Aku mengintip lagi ke naga itu, naga itu sudah tidak ada mungkin dia kembali ke gua itu. itu merupakan kesempatan yang bagus untuk kabur.
aku dan daniel pun kembali ke kota itu. kami masuk ke lembah kematian. kami menggunakan cahaya bulan sebagai petunjuk untuk kembali ke kota itu. kami malah terjebak di lembah kematian dan tidak tahu arah untuk kembali. malam sudah larut, aku melihat ada arah jalan. aku menghampiri arah jalan itu... arah itu menunjukkan ke kanan menuju desa botomulyo dan ke kiri menuju kota itu. kami pergi ke kiri, perasaanku tidak tenang pasti disana ada hal buruk yang akan terjadi. kami malah berada di desa botomulyo berarti kami sedang dijebak. desa itu sekarang sudah dibangun, aku melihat ke kanan ke kiri desa itu kosong tidak ada orang.
"di desa ini telah terjadi pembantaian " kata daniel lirih.
kami berjalan di desa botomulyo, rasanya seperti desa mati tidak ada orang dan hanya ada barang yang ditinggal oleh mereka. aku melihat ke rumah salah satu penduduk desa botomulyo rumah itu sangat terang daripada rumah penduduk lainnya. aku mengintip ke rumah itu.
"sedang apa kamu raja iblis" kata seseorang yang berada di belakangku. aku menoleh ke belakang ternyata orang itu pendeta yang aku temui yang meminta untuk bergabung.
"yah... kami tersesat di desa ini." kataku.
pendeta itu memelukku dan menangis, aku tidak tahu apa yang telah terjadi di sini? pendeta itu melepaskan pelukannya dan membawaku ke rumah yang setengah hancur.
"kenapa aku dibawa ke sini? " tanyaku.
"di sini telah terjadi pembantaian... " kata pendeta itu.
"pembataian? " kataku.
"iya. " pendeta itu menendang pintu rumah itu yang terkunci. "bruk" pintu itu langsung hancur. aku masuk ke rumah itu pertama lalu disusul daniel dan pendeta itu. ruangan setiap rumah ini berantakan pasti terjadi pemberontakan. pendeta itu mengambil 3 kursi kecil atau dingklik untuk kami duduk.
"pasti di sini ada pemberontakan, 'kan?" tanyaku. pendeta itu mengangguk.
"ya, di sini terjadi pemberontakan. mereka memberontak karena kepala desa bersikap tidak adil. mereka ingin kepala desa botomulyo untuk turun dari jabatannya. tapi..." kata pendeta itu, dia berdiri dan mengambil sebuah foto keluarga kepala desa botomulyo yang masih terpajang di dinding rumahnya. dia membersihkan debu yang ada di foto itu lalu dia melempar foto itu ke perapian yang apinya masih menyala.
"para pemberontakan menghancurkan rumah kepala desa ini. kepala desa tidak terima atas kelakuan mereka lalu dia membantai semua penduduk yang di bantu oleh malaikat jatuh. " kata pendeta itu.
"keluargaku yang berada disini ikut terbantai oleh mereka. aku tidak terima itu! aku akan membunuh kepala desa itu! "
pendeta itu berlari ke luar rumah kepala desa, aku ingin mengejarnya tapi tanganku ditahan oleh daniel.
"woy! lepaskan tanganku!" bentakku.
"kenapa kamu harus mengejar? " kata daniel.
"kenapa katamu, ya untuk menyelamatkan pendeta itu!" kataku. daniel melepaskan tanganku lalu dia menendangku "itei. " baru sembuh terluka lagi. dia menarik kerah bajuku.
"woy lepaskan! " bentakku.
"aku akan melepasmu tapi kamu harus tenang dulu" kata daniel.
"baiklah! ada apa? " kataku. daniel melepaskan kerahku lalu dia duduk di dingklik.
"apa kamu tidak tahu bahwa..." dia berhenti bicara, wajah dia sepertinya tidak mau memberitahu kepadaku.
"apa? " kataku.
daniel menenglengkan kepala "tapi kamu harus merahasiakan ini" kata daniel.
"ya, aku janji. " kataku.
daniel berdiri dan mendekatiku "bahwa kepala desa ini adalah dewa hades. " katanya lirih.
"dewa hades? " kataku.
"tolong jangan keras-keras bicaranya! " kata daniel.
"maaf. " kataku lirih.
"kalau kamu mengejarnya kamu dan dia akan mati, kalau kamu tidak mengejarnya dia akan mati. " kata daniel.
pendeta itu masuk ke rumah kepala desa sepertinya dia habis dikejar oleh malaikat jatuh.
"a-ada..." kata pendeta itu, dia mengeluarkan keringat dingin.
"ada apa? tolong bicaranya pelan" kataku. pendeta itu mengambil napas panjang.
"ada malaikat jatuh dan kepala desa ini. mereka akan datang ke sini" kata pendeta itu.
gawat nih! kami pun segera mencari tempat sembunyi. kami melihat ada kamar kosong yang berada di lantai dua. kamar itu sangat gelap, kami pun masuk ke kamar itu.
aku bisa merasakan kalau mereka sedang berada di pintu rumah ini.
"seperti ada seseorang di sini! kenapa pintu rumah bisa hancur!" kata malaikat jatuh baraqiel.
mereka masuk ke rumah ini... aku mendengar suara mereka yang begitu dekat dengan tempat kami bersembunyi.
"aku mencium bau iblis di sekitar sini" kata malaikat jatuh baraqiel. mereka berhenti di depan kamar.
"tidak mungkin ada iblis di sini!" sahut malaikat jatuh araqiel.
malaikat jatuh baraqiel membuka pintu kamar. "tidak ada orang di sini. " kata malaikat jatuh baraqiel.
mereka sudah pergi. kami segera turun dari langit kamar. "untunglah kita gak ketahuan" kata pendeta. "ya" kataku dan daniel serentak.
kami pergi dari rumah ini lewat jendela kamar dan kembali ke kota. kami pun sampai di gerbang masuk kota, untung saja ada pendeta kalau tidak aku dan daniel akan berada di sana selamanya.
"terima kasih telah mengantarkan kami" kataku.
"tidak usah berterimakasih. aku sudah hafal setiap jalan di dunia paralel. " ujar pendeta itu.
"jadi sekarang kamu mau pergi ke mana? " tanyaku.
"aku akan mencari uang untuk bisa bergabung dengan pasukan indra lucifer " kata pendeta itu.
aku tersenyum lebar "ganbatte! " kataku.
"a-anu raja iblis indra lucifer... " kata pendeta.
"ya? "
"artinya ganbatte apa? aku tidak tahu. " kata pendeta.
aku menghampirinya dan memegang bahu pendeta, "ganbatte artinya lakukan yang terbaik " kataku.
aku bersalaman dengan pendeta itu dan mengucapkan selamat tinggal. aku melambaikan tangan, yah... semua orang selalu berusaha agar bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
L'Arc dan raja iblis menjemput kami di gerbang kota. mereka berdua membawa dua pedang milikku, pedang naga kegelapan dan pedang raja iblis pertama.
"kamu baik-baik saja, alex?" tanya raja iblis yang khawatir.
"ya, aku baik-baik saja."
"ini pedangmu kemarin aku dan L'Arc mengambil pedang ini dari gubernur." raja iblis menyerahkan kedua pedangku kepadaku.
"gubernur?" kataku.
"nanti kamu juga tahu." kata raja iblis.
aku pun diajak jalan-jalan oleh L'Arc. di pusat kota kegiatan penduduk kembali normal tidak ada pemberontakan, mereka semua sudah kembali ke rumahnya masing-masing. aku berjalan di pusat kota semua penduduk kota tersenyum ceria kepadaku, aku membalasnya dengan senyuman mungkin kebijakan gubernur telah diubah dan gubernur dipecat diganti yang baru.
sinar matahari terbit mulai kelihatan dan udara segar bertiup sepoi-sepoi. ah, enaknya membuatku betah tinggal di sini.
aku diantar oleh L'Arc di pasar. kami akan menjual hasil pemberian kepala desa botomulyo. kami berkeliling setiap toko di pasar tapi mereka menolak menjual buah pemberian kepala desa botomulyo.
aku meminta L'Arc berhenti dan istirahat sebentar. yah, capek sekali berkeliling dunia paralel sudah 2 minggu berkeliling dunia paralel seperti 5 hari saja tidak terasa. aku melihat ada toko tua di pinggir pasar, kami memutuskan menjual buah itu ke penjual itu. kami sampai di toko itu, terlihat penjual tokonya sudah tua umurnya mungkin dia berumur 10 ribu tahun.
"permisi, paman..." panggilku. tapi, dia tidak bisa mendengarkanku.
"permisi, paman..." panggilku sekali lagi tapi dia tidak mendengarkanku mungkin dia tuna rungu.
L'Arc masuk ke toko itu dan menepuk bahu penjual itu. "maaf, aku tidak mendengarkanmu." kata penjual itu.
"ada perlu apa kalian datang ke sini?"
"kami datang ke sini mau jual buah ini." kata L'Arc.
aku menyerahkan buah itu kepadanya, penjual itu mengambil satu buah lalu dia mengendus bau dan menggigit buah itu. penjual itu tersedak, L'Arc segera mengambil air untuk menghilangkan racun yang terkandung dalam buah itu.
"maaf, buah ini sudah busuk tiga bulan yang lalu." kata penjual itu.
"dan buah ini diberi bahan kimia yang berbahaya yang akan mengakibtkan kematian bagi orang yang memakannya terus-menerus."
jadi, begitu, kenapa para penjual di pasar menolak kami untuk menjual buah ini.
"kalau anda ingin menjual buah ini akan saya beli." kata penjual itu.
"tapi..." sahutku.
"tidak apa-apa."
dia mengambil uang di loker mejanya. dia memberikan uang itu sebesar 100m rupiah.
"ini kebanyakan, paman." kataku.
"tidak apa-apa, uang itu tidak sebanding dengan buah lezat ini." kata penjual itu.
"lezat? mau apakan buah ini paman?" tanyaku.
"buah ini akan aku fermentasikan dan mengambil racun yang diberikan oleh kepala desa botomulyo. setelah difermentasikan, buah ini akan kembali seperti semula dan terasa enak lagi." kata penjual itu.
"kamu tahu kepala desa botomulyo?" kata L'Arc.
dia pergi ke kamarnya, dan mengambil sesuatu. "kamu juga kenal kepala desa botomulyo?" kataku. "ya, tentu saja." kata L'Arc.
penjual itu kembali lagi membawa foto. dia memperlihatkan foto itu, aku mengambil foto itu terlihat di dalam foto itu ada penjual, dan kepala desa botomulyo yang berada di alam baka, sontak aku menjatuhkan foto itu "prak" kaca foto itu pecah.
"ma-maafkan aku, paman..." kataku.
"tidak apa-apa, aku punya banyak di dalam." kata penjual itu.
penjual itu mengambil sapu dan engkrak, dia membersihkan pecahan kaca foto itu.
"maaf, paman di sini yang menjual item naga kegelapan dan senjata perang dimana, ya?" tanyaku.
"oh, itu tidak ada di sini. nanti sebentar ya." kata penjual itu.
dia meletakkan sapu dan engkraknya pada tempatnya lalu dia berjalan ke peti yang terlihat tua. dia mencari barang di peti tua itu.
"ah, ketemu." dia memegang sebuah peta lalu dia meletakkannya di meja. dia menunjuk ke kota yang bernama kota kendal. kota itu berada di barat laut dari kota argos.
"di sini tempat yang cocok buat kalian." kata penjual itu.
"di sini?" ujarku.
"iya, di sini tempatnya lengkap buat perlengkapan perang kalau di sini hanya menjual buah dan makanan sedangkan senjata tidak lengkap." kata penjual itu.
"terima kasih atas informasinya, paman." kataku.
kami pun pamit dan melanjutkan jalan-jalan di kota. "indra. indra. indra." aku mendengar ada yang memanggilku, aku menoleh ke belakang. penjual toko tadi mengejar kami sepertinya dia akan memberitahukan hal penting.
"aku dari tadi memanggil kalian, kalian tidak berhenti." kata penjual itu, dia melakukan pedinginan setelah mengejar kami.
"ada apa, penjual yang baik?" kataku.
penjual itu menarik tanganku dan tangan L'Arc, dia membawa kami ke tokonya.
sesampai di tokonya, dia menunjukan ke arah sebelah kiri kota kendal ada tanda x. tanda itu tidak aku mengerti dan aku baru sadar kalau ada tanda x.
"ini tanda ada naga ddraig." kata penjual.
"naga ddraig?"
"iya, naga itu sering buat ulah seperti menghancurkan rumah penduduk dan membakar rumah penduduk kota kendal." kata penjual itu.
"kami akan pergi ke kota itu." ujarku.
"kalian yakin? disana sangat bahaya lo." tanya penjual itu.
"ya, kami di sana akan baik-baik, 'kan?" kataku.
"baiklah! tunggu sebentar, aku akan mencari obat penawar racun naga. " kata penjual itu.
dia mencari obat penawar racun naga itu di kamarnya, dia mengeluarkan banyak obat.
"silahkan ambil sesuka kalian" kata penjual itu.
L'Arc mengambil tiga buah botol obat penawar racun naga itu. "kenapa kamu mengambil tiga buah?" kataku lirih. L'Arc memberikan obat itu kepadaku. botol obat itu terasa berat mungkin isinya 50 kg, ini cukup untuk tujuh puluh orang.
"sekarang kamu mengerti? " kata L'Arc.
"ya, aku mengerti. " kataku.
siang harinya, aku, mizuki yuko dan L'Arc pergi ke kota kendal. kami pergi ke kota kendal naik kereta yang ditarik oleh fenrir... dia sepertinya sangat suka menarik kereta ini. udara bertiup sejuk dan sinar matahari yang tertutup awan, aku sangat suka moment seperti ini.
aku suka berpergian itu membuatku bebas tanpa terbelengu oleh siapapun. sepanjang perjalan alam menyuguhkan pemandangan yang indah. air terjun yang berwarna, burung yang bertebrangan dan hutan yang masih asri tanpa disentuh oleh orang.
kami pun sampai di gerbang kota kendal. perjalan kami menghabiskan 3 jam, 3 jam buat kami tidak terasa karena alam membuat kami tidak bosan.
kami masuk ke kota kendal, kotanya masih menyimpan budaya nenek moyang mereka seperti di kota argos. kota kendal sebelah kanannya ada padang rumput sedangkan sebelah kirinya ada gurun pasir. di kota kendal bangunannya masih kuno dan masih asri sama di kota argos.
"kita akan kemana, L'Arc?" kataku.
"kita akan menemui ahli sihir dan strategi perang." kata L'Arc.
kami pergi ke pinggir kota kendal. kami pun sampai di rumah ahli sihir dan strategi perang...
rumah itu sangat bagus dan sangat mewah daripada rumah penduduk yang lainnya. L'Arc membunyikan bel yang berada di pintu rumah itu.
"sebentar..." kata orang punya rumah ini.
sepertinya aku pernah mendengar suara itu, suaranya seperti perdana menteri oscar.
orang itu membukakan pintu.
"selamat datang" ternyata orang itu adalah perdan menteri oscar.
"ke-kenapa kamu berada di sini?" tanyaku.
"apa maksudmu? di sini kota kelahiranku." kata perdana menteri oscar.
"oh, maaf aku tidak tahu." kataku.
kami dipersilahkan masuk ke rumahnya, rumahnya cukup besar dan luas. perabotan di rumah ini terbuat dari emas murni pasti harganya puluhan juta perperabotan.
dia mengangkat sofa untuk kami duduk. dia merasa berat mengangkat sofa itu jadi aku menolongnya.
"kenapa kalian datang ke sini." tanya perdana menteri oscar.
"kami datang ke sini ingin mencari item naga kegelapan dan senjata perang." kata L'Arc.
"kamu punya rekomendasi?"
"hmm. kalau itu di sini banyak. tunggu aku akan mengambil senjatanya." kata perdana menteri oscar.
dia segera mengambil senjata perang dan item naga kegelapan yang dia milikki. dia kembali lagi membawa 6 senjata perang dan 8 item sihir. dia kewalahan membawa barang sebanyak itu, aku segera menolong membawa beberapa senjata perang dan meletakkan di meja.
senjata itu antara lain pedang sihir 2 buah, pedang emas seperti punya raja iblis 1 buah, busur salju 2 buah dan yang terakhir pedang cahaya. kata perdana menteri oscar senjata perang ini sangat langka dan harga di pasar sangat mahal.
sedangkan itemnya hanya item naga cahaya dan busur cahaya. itemnya berbentuk oval, persegi dan segi enam.
"kalian mau teh atau kopi?" tanya perdana menteri oscar.
"kami mau teh saja." kataku.
"baiklah. tunggu sebentar..." kata perdana menteri oscar.
beberapa menit kemudian dia membawa teh dan beberapa kue rangi makanan khas kota kendal. aku langsung memakan kue ragi yang kelihatan enak. kue rangi sangat enak, rasanya gurih.
"tolong.tolong." kami mendengar teriakan minta tolong dan keributan di luar sana. kami segera keluar melihat apa yang telah terjadi di luar sana.
pusat kota sedang diserang oleh naga ddraig. penduduk kota kendal berlari kesana kemari menyelamatkan nyawa mereka. aku segera mengambil pedang naga kegelapan dan pedang raja iblis pertama.
"aku dan mizuki akan menyerang naga itu.sedangkan perdana menteri oscar dan L'Arc menyelamatkan penduduk kota kendal. kalau kami butuh bantuan kalian datang, ya." perintahku.
"baik." kata mereka bertiga serentak.
aku dan mizuki yuko segera pergi ke pusat kota kendal. kami terlambat pusat kota sudah hancur setengah.
daniel sudah berada di pusat kota dia kewalahan menyerang naga itu.
"bukankah dia lawanmu saat itu?" kata mizuki yuko.
daniel terkena ekor naga itu, dia terlempar dan membentur bangunan. aku berlari ke daniel dan membantunya berdiri.
"kamu baik-baik saja?" kataku.
"ya, aku baik-baik saja." ujar daniel.
aku melompat ke atas naga itu lalu menusukkan ke kepalanya tapi seranganku tidak berpengaruh. aku bisa merasakan sihir yang kuat di dalam tubuh naga itu.
"kamu tidak bisa mengalahkan kalau menusukkan pedangmu di kepalanya." kata daniel.
aku mencoba menyerang lehernya, aku menusuk ke lehernya tapi percuma saja di terlalu kuat. aku menyerangnya bertubi-tubi tetap saja percuma dia terlalu kuat. aku pun turun ke bawah.
"percuma saja, seranganku tidak berpengaruh." kataku yang hampir menyerah.
aku mencoba cara imajinasi mungkin bisa memberitahukan kepadaku kelemahannya. aku menutup mata dan membayangkan kalau aku adalah naga itu tapi aku tidak bisa kekuatanku dan naga itu saling bertolak.
naga itu sekarang serangan balik, dia terbang ke atas dan mengeluarkan api dari mulutnya. dia membakar seluruh kota. mizuki yuko mengarahkan busurnya ke atas langit, dia menarik tali busur itu dan bersiap memanah. dia melepaskan tali busur, anak panah itu menjadi hujan salju yang memadamkan api.
naga itu sekarang menyerang mizuki yuko. dia bersiap mengeluarkan api dari mulutnya.
"awas!!"teriaku.
daniel berlari ke mizuki yuko lalu dia mendorong mizuki yuko. naga itu mengeluarkan apinya dan membakar daniel.
"terima kasih calon raja indra lucifer telah bertarung denganku dan memberikan tujuan hidup kepadaku." kata daniel sebelum dia mati.
"aku juga mengucapkan terima kasih dengan bertarung denganmu aku bisa menjadi kuat." kataku.
daniel pun mati terbakar, dia menjadi abu yang bertebrangan di langit. "selamat tinggal... semoga kamu tenang di sana." kataku.
naga itu terbang ke pasar kota kendal, aku mengejarnya sebelum dia membakar habis pasar itu. dia membakar pasar itu, aku dan mizuki yuko mencari tempat sembunyi dan memikirkan cara mengalahkannya. aku melirik ke pasar itu, pasar itu sudah habis terbakar oleh api naga itu dan rata dengan tanah. naga itu sekarang mencari tempat sembunyi aku dan mizuki yuko. dia menemukan tempat sembunyi kami, dia mengeluarkan apinya dari mulutnya. aku dan mizuki yuko merunduk agar tidak terbakar. kami segera keluar dari tempat sembunyi dan berlari ke luar kota kendal. kami lari ke padang rumput sebelah kanan kota kendal. padang rumput itu ternyata jauh juga saya kira dekat. aku menoleh ke belakang naga itu masih mengejar kami. aku menarik tangan mizuki yuko dan menambah kecepatan lari. aku menoleh ke belakang lagi naga itu masih mengejar kami. mizuki yuko sudah kelelahan dia meminta berhenti sebentar tapi naga itu semakin dekat dengan kami. aku tidak punya pilihan selain menggendongnya, aku berlari ke padang rumput agar kerusakan kota kendal tidak terlalu parah. aku tidak kuat lagi aku sudah kehabisan energi. akhirnya kami sampai di padang rumput. yah, aku tidak kuat lagi, aku tersandung batu dan terjatuh berguling-guling. aku menghirup napas panjang-panjang. naga itu semakin dekat dengan kami, kami tidak tahu apakah akan mati sekarang atau tidak? naga itu bersiap mengeluarkan api dari mulutnya, aku menutup mataku. tiba-tiba fenrir datang dan menggigit leher naga itu, jadi tenang sekarang.
"fenrir kalahkan naga itu!" perintahku. aku mendapatkan ide untuk mengalahkannya.
"kita akan melawan naga itu berpencar..." kataku.
"posisi kamu berada di samping naga itu sedangkan aku berada di depan naga itu. aku akan melawan dia, kamu bantu aku memanah dia, oke? "
"baiklah! aku mengerti! " kata mizuki yuko.
aku memancing naga itu. "sekarang! " teriakku. kami pun mengambil posisi masing-masing. aku berlari ke naga itu lalu melompat ke atas kepala naga itu dan mizuki yuko menarik tali busurnya, dia melepaskan tali busurnya anak panahnya bersatu dengan pedang naga kegelapan, aku bisa merasakan pengabungan sihir yang kuat. aku pun menusukkan ke kepala naga itu. naga itu mundur beberapa langkah dan terjatuh. "kerja bagus mizuki" kami bertos tapi kami tidak bisa senang dulu, naga itu berdiri lagi. kami menggunakan cara yang tadi. naga itu akhirnya mati.
"akhirnya dia mati juga... aku sudah lelah! " kataku. aku pun jatuh karena lelah.
naga itu berubah menjadi naga zombie, naga itu kabur dan fenrir mengejarnya. aku dibantu berdiri mizuki yuko.
"terima kasih" kataku.
aku dan mizuki yuko segera membantu fenrir menyerang naga itu. aku dirangkul mizuki yuko, kakiku tidak bisa bergerak dan kaku.
naga itu dan fenrir mereka bertarung saling mencakar dan menggigit. naga itu melihat kami, dia terbang ke arah kami dan mengeluarkan api di sekeliling padang rumput. fenrir menggigit ekor naga tapi dia ditendang naga itu dan terlempar. api makin merambat ke arah kami, api sangat cepat merambatnya. api itu mengepung kami segala sisi, kami tidak bisa pergi atau keluar dari api.
"uhuk-uhuk" mizuki yuko tidak bisa bernapas dia pun pingsan, "mizuki yuko! bangun! " teiakku. "tolong mizuki yuko bangun! " aku lupa kalau dia tidak tahan api seperti aku.
aku pun menggendongnya dan melompat dari api, aku berlari mencari tempat yang aman. aku ingat saat aku disembuhkan oleh raja iblis menggunakan sihir penyembuh. aku segera mengucapkan sihir penyembuh itu. "sebagai sumber kekuatan, raja iblis memerintahkanmu. gulingkan hukum dunia dan sembuhkan dia. fast heal." mizuki yuko pun belum sadar "sembuhkan dia. fats heal." mizuki yuko pun belum sadar juga, "sudah kubilang, sembuhkan dia. fast heal." mizuki yuko belum sadar. karena aku...
naga itu mencakar, aku menangkisnya. "jangan mengganggu!"
aku menggabungkan pedang naga kegelapan dan pedang raja iblis pertama lalu menusukkan ke dada naga itu. naga itu terjatuh, aku memedangnya "kenapa dunia ini selalu merebut punyaku! " aku mencabik-cabiknya. naga itu akhirnya mati.
aku menghampiri mizuki yuko yang masih pingsan. "tolong mizuki bangun!" kataku. aku menempelkan dahiku ke kepala mizuki yuko.
"uhuk-uhuk" mizuki yuko akhirnya sadar.
"maafkan aku, karena aku..." kataku.
"kenapa kamu minta maaf? " kata mizuki yuko.
"ayo kita kembali ke kota kendal. " kataku.
"jangan kita harus mengambil item naga itu dan menyingkirkan naga itu. " ujar mizuki yuko.
"tapi..."
"sudahlah cepat lakukan! " kata mizuki yuko.
aku dan fenrir mengambil item yang berada di dalam tubuh naga itu dan menyingkirkan naga itu.
setelah menyingkirkan naga itu kami kembali ke kota kendal. sesampai di kota kendal, semua orang berteriak "raja indra! raja indra! " aku merasa bangga. aku pun membawa mizuki yuko ke rumah perdana menteri Oscar.
"bagaimana cara menyembuhkan luka dia, perdana menteri Oscar? " kataku.
"hmm... menurutku dia dibawa segera ke kota argos sebelum nyawanya melayang. " kata perdana menteri Oscar.