Chapter 7 - Camping(3)

Rendi mendatangi Tenda itu dan tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang otomatis dengan keahliannya Dia menghindari tapi segera tertegun ketika ia melihat Vivilah yang menjadi korban dirasuki setan

" Sialan system mengapa Vivi yang dirasuki " Maki Rendi kepada System

" Host salah, bukan hanya dia yang kerasukan tetapi sekitar 30 orang " Suara system dengan nada dingin

Rendi menegang dan menengok ke belakang yang dimana guru sedang sibuk menyadarkan siswa yang sedang kerasukan

dan semua siswa histeris melihat kejadian yang menakutkan menurut mereka namun menuru Rendi itu hanyalah kesenangan mendapatkan Poin

Rendi kembali melihat Vivi yang sedang menggeram kearahnya

" Sial, kamu berani sekali memasuki badan calon istriku dimasa depan " Kata Rendi sambil mengaktifkan mata Cahaya yang membuat setan itu berteriak

Ding

Mata Cahaya Naik level |

Dimata Rendi terdapat pola berukir sayap yang sangat indah yang memancarkan kekuatan cahaya yang siapa saja memandanginya akan tertegun karena keindahannya

Setan dalam tubuh Vivi terbakar dan meninggalkan tubuhnya

Rendi mengendong Vivi kedalam Tendanya dan membeli segel penghalang setan

Rendi keluar dari Tenda

"This is my Euphoriaa" Teriaknya sambil menuju kearah para setan yang memasuki badan siswa-siswa itu

---After---

Rendi terbaring kelelahan karena system sialan itu tidak memberi tahunya jika pengunaan mata cahaya sangat menguras rohnya

" Tenang, system secara otomatis akan mengisi kembali roh host jadi jangan memaki system yang tidak bersalah ini " Suara dingin host terdengar dengan nada polos

Rendi mengabaikan system

Lalu Rendi berdiri dan menghampiri para guru yang sedang menyadarkan para siswa

" Terimakasih Nak Rendi karena telah membantu kami " Kata salah satu guru sambil tersenyum

" Tidak apa-apa pak karena ini salah satu dari tanggung jawab aku sebagai pemimpin mereka " Jawab Rendi dengan serius namun matanya berkedut mendengar suara tertawa system di benaknya

Para guru memandang Rendi dengan pandangan luar biasa

Seorang Tentara yang diundang oleh kepala sekolah tiba-tiba berkata " Kamu mempunyai mental pemimpin nak, jika semua remaja sepertimu maka Indonesia akan bangga karenanya

Sekarang bangsa Indonesia sangat membutuhkan seseorang sepertimu yaitu seorang penerus bangsa yang mempunyai mental pemimpin "

Rendi tertegun karena dipuji oleh tentara yang entah datang darimana tapi ia setuju karena negara ini memang butuh seorang remaja yang bermental pemimpin bukan bermental lemah

" Terimakasih pak, tapi aku tidak sebaik itu " Jawab Rendi rendah hati yang ditertawakan oleh system dibenaknya

Semua siswa memandang Rendi kagum

" Oke semuanya silahkan kembali ke tenda masing-masing karena besok kalian harus bangun pagi " Ucap Pak Rojan

Siswa pun bubar namun Rendi dipanggil oleh tentara tadi

" Bolehkah saya bertanya " Tanya tentara itu

Rendi mengganguk

" Apa cita-citamu " Tanyanya

" Siallll, tidak jangan pertanyaan ini pleasee " Pikir Rendi berkeringat dingin

Setelah berpikir keras Rendi menjawab dengan tegas

" Mengubah Dunia "

Tentara yang ternyata bernama Pak Sunarto tertegun lalu tersenyum

" Kenapa kamu harus mengubah Dunia " Tanya Pak Sunarto dengan nada ingin tahu

Rendi tersenyum " Karena dunia ini terlalu kotor " Rendi berhenti sebentar karena ia mengingat kembali tentang penguasaan Amerika dan Israel didunia

" Ketika saya besar saya akan berusaha membuat dunia ini lebih nyaman di pandang dimana semua orang saling tersenyum dan berbahagia dan tidak ada lagi penghinaan antar sesama apalagi saling menghancurkan " Lanjutnya

Pak Sunarto memandang Rendi yang serius mengucapkan hal-hal yang diluar pemahaman itu dengan luar biasa

" Menurut Bapak apa hal paling berbahaya bagi umat manusia " Tanya Rendi

" Peperangan " Jawab pak sunarto

Rendi menggelengkan kepalanya dengan pelan lalu terkekeh

" Bukan, Yang paling berbahaya adalah Uang

Ketika seseorang yang dibutakan oleh uang dia akan melakukan apa pun termasuk peperangan

Dan ketika orang itu telah diperbudak oleh Uang " Rendi tersenyum miris

" Maka hanya kehancuran lah yang menunggu karena keserakahan mereka " Lanjutnya sambil meninggalkan Pak Sunarto yang terpana mendengar itu

" Denganmu dunia aman " Tiba-tiba pak sunarto mengucapkan itu dan tersenyum