AUTHOR POV
Kesesokan harinya
-----=-----
Adhi hari ini membatalkan semua jadwalnya untuk menemani doggi yang kemarin sore dia temukan. Melakukan semua rutinitas yang dia inginkan sejak dulu jika mempunyai doggi. Pada saat memberi makan Bili tiba-tiba bel rumah berbunyi
TING~~ TONG~~
"Siapa sihh? Satau aku Arwan atau kakak tahu password rumah?!" Tanya Adhi bingung lalu menuju pintu tanpa melihat dahulu intercome layar dahulu.
CKLEEK
"HAII KAAK…" Seorang perempuan berdiri didepan pintu dengan wajah yang ceria.
"NAD? NADINE? NGAPAIN DISINI? Ehh bukan itu maksudku... KAPAN KAMU KE INDONESIA?"
"Jahat banget sihh sebagai kakak, adik sepupunya datang bukan dipeluk malahan di teriakin pagi-pagi gini!" Ucap Nadine dengan nada kesal dan merajuk lalu memeluk kakaknya itu dan masuk dengan paksa kedalam tanpa menjawab pertanyaan Adhi tadi.
"HEII.. JAWAB DULU PERTANYAAN KU!" Bentak Adhi menyusul Nadine yang sudah duduk di ruang keluarga dan Adhi berdiri di depan adik sepupunya dengan geram dan menatap Nadine dengan tajam.
"Iyaa jangan marah-marah kak, nanti cepat nikah lho.." Ucap Nadine dengan nada ejek namun tetap takut denga tatapan kakaknya itu. Adhi ngerasa seperti pernah dengar kata-kata itu tapi dia abaikan.
Dia menuntut Nadine kasih penjelasan. Nadine menjelaskan kapan dia datang dan memang orang tua Adhi, kakaknya Adhi bahkan Arwan sekretarisnya harus merahasiakan dari Adhi kedatangan Nadine ke Indonesia untuk mensuprise kakak sepupu kesayangannya yang berulang tahun esok.
TUK
"AWW… KAK SAKIT" Adhi menjitak kepala adik sepupunya.
"Biar tahu rasa, masih kecil pakai acara suprise-suprise segala" Ucap Adhi kesal dengan melihat tingkah laku adik sepupunya yang super duper manja ini.
"Jadi ngapain ke sini selain ngesuprise in aku?" Ucap Adhi sambil meninggal Nadine menuju dapur untuk melanjutkan memberikan makan Bili yang tertunda.
"Mau main dan bermanja ama kakak, aku tahu kok kakak free hari ini." Ucap Nadine manja sambil mengekori kakaknya menjuju ke dapur. "Wahh… kakak sudah memelihara doggi niehh??" Lanjut Nadine menghampiri doggi tersebut.
Doggi tersebut tidak melawan pada adiknya yag mengelus-ngelus bulu doggi tersebut padahal baru pertama kali bertemu. Adhi merasa heran pada saat pertama kali bertemu di taman doggi ini waspada terhadapnya, tapi tidak hari ini dengan adik sepupunya.
Adhi berfikir karena Nadine juga sudah lama memelihara doggi mungkin dia sudah bisa cepat akrab pada hewan doggi lainnya. Makanya sifat Bili terhadap Nadine biasa-biasa aja tanpa mengongong waspada.
"HUHH… aku sibuk hari ini!" Ucap Adhi malas namun tegas pada adiknya itu sambil melihat adiknya mengelus-negelus bulu doggi itu. Nadine melihat yang terpasang di leher doggi tersebut.
"Bili? Heumhh… sepertinya namanya tidak asing bagiku, warna bulunya juga ngak asing?" Ucap Nadine pelan namun tetap terdengar oleh kakaknya.
"Hanya perasaan mu aja, namamya hamper mirip dengan nama peliharaan mu!" Ucap Adhi.
"Iyaa yaa mirip, tapi tetap ada yang ngeganjal, apa yaa?" Ucap Nadine sambil memegang kepalanya untuk berfikir keras. "Bili… Bili… Dili… Dili… Bili?? Eumhh… KAAKK!!" Ucap Nadine berteriak pada kakaknya yang terkejut mendengarnya.
"APAAA? SAKIT TAHU SUARAMU ITU CEMPRENG!" Bentak Adhi melawan bentakan adiknya.
"KOK BILI ADA SAMA KAKAK?" Bentak Nadine lagi tak kalah keras.
"Apa maksudmu?" Ucap Adhi bingung dengan pertanyaan Nadine.
"Bukannya Bili seharusnya ada di salon yaa? Kok ada disini di rumah kakak?" Ucap polos Nadine sambil kebingungan. "Apa kakak beli Bili di salon? Tapi ngak mungkin Vina bilang dia sudah menganggap Bili sebagai keluarganya?!" Lanjut Nadine.
"Kau bilang apa, maksudmu apa? Salon? Vina? Keluarga?" Tanya Adhi pada adiknya bertubi-tubi kebingungan. Lalu Adhi terdiam berfikir dan mengerti maksud semuanya ini.
"Ceritakan pada kakak dimana salon itu, nanti kakak akan jelaskan di jalan!" Perintah Adhi pada Nadine lalu membawa Bili bersamanya lalu pergi menuju keluar.
"HAH?? Kakak mau ke mana, TUNGGU KAK!!" Bentak Nadine pada kakaknya yang tidak sabaran.
"Nanti kakak jelaskan situasinya di mobil sambil kita jalan menuju lokasi salon yang kamu maksud itu." Ucap Adhi. "Cepat beri tahu aku lokasi salonnya!" Perintah Adhi lagi.
"Iyaa… iyaaa.." Jawab Nadine mengalah pada kakak sepupunya ini.
Mereka menuju mobil dan menuju ke salon.
-----=-----
Di Apartment Vina
"Vin yang tenang yaa… Bili pasti ketemu.." Kata Nindi sahabatnya Vina sambil menenangakn Vina yang masih menangis seharian ini, sehingga Nindi memutuskan untuk tinggal di apartment Vina.
"Dia hikss... sampai sekarang hikss… belum ada kabar Nin hikss…" Jawab Vina dengan lemah masih terisak. "Apa pacarmu hikss.. belum menemukan Bili?" Tanya Vina lagi.
"Afkar masih mencarinya Vin, kamu yang tenang ya sekarang, kamu lebih baik makan yaa… dari kemarin kamu belum makan apapun!" Ucap Nindi khawatir pada sahabatnya.
"Aku sedang tidak hikss.. selera makan." Ucap Vina masih terisak. Pikiirannya kacau hanya memikirkan kabar baik dari pacarnya Nindi, Afkar membawa kabar baik mengenai Bili.
TING~~ TONG~~
Bel apartment Vina berbunyi, membuat mereka berdua menengok ke arah pintu dengan heran.
"Apa kamu menghubungi orang tua kamu?" Tanya Vina kepada Nindi. Karena hanya Nindi dan orang tua Nindi yang mengunjungi rumah Vina selama ini.
"Mungkin Afkar yang datang, biar aku yang bukakan pintu!" Ucap Nindi lalu menuju intercome layar dan melihat perempuan cantik di depan pintu. Nindi heran siapa yang mengunjungi.
TET~~
"Siapa?" Tanya Nindi kepada perempuan yang sedang berdiri di depan pintu luar melalui intercome layar.
"Maaf, apakah Vinanya ada di rumah? saya ada hal penting yang ingin dibicarakan kepada Vina!" Balas perempuan itu kepada Nindi.
Nindi menoleh kepada Vina "Ada yang ingin bertemu dengan mu seorang perempuan dan katanya penting." Tanya Nindi kepada Vina untuk mengizinkan membuka pintu. Vina mendengar itu langsung menghapuskan air matanya dan menuju intercome layarnya dan melihat perempuan itu di depan.
"Nadine??" Ucap Vina dengan nada kaget siapa yang ada di depan pintu rumahnya, setaunya dia belum pernah memberitahu alamat rumahnya pada Nadine. Vina menuju pintu dan membuka pintu.
CLEEKK
"Nad?" Tanya Vina heran yang ada di hadapannya saat ini.
"Vin, aku minta maaf" Ucap Nadine dengan nada menyesal.
"Maaf?? Untuk ap…"
"Nadine tidak bersalah, aku yang salah!!" Terdengar suara cowok yang berada disebelah Nadine. Dengan pakaian kaos putih lengan pendek yang menampakkan otot lengannya.
GUK!! GUK!! GUK!!
Mendengar suara yang tidakk asing itu Vina menoleh ke bawah samping cowok itu dan terkejut.
"BILIII!!"
--Continued--
*Intercome layar = layar monitor kecil untuk mengetahui siapa yang ada di depan bel atau pintu.
Sangat panjang cerita di chapter kali ini , sengaja agar tidak terlalu jauh ngegantungnya dan para readers paham dari cerita, mohon bantuan kritik dan sarannya.
Terima kasih
Happy Reading 😁