AUTHOR POV
-----=-----
"Anda sangat pintar, saya akui walaupun kita baru bertemu namun saya yakin atas pilihan anda saat ini, maka dari itu saya ingin bekerja sama dengan anda saudara Nindi!"
"Maksud anda?" Tanya Nindi bingung dengan perkataan cowok yang ada di hadapannya saat ini dengan waspada. Karena pada saat pertemuannya pertama kali Nindi merasakan bahwa cowok ini bukanlah cowok yang sembarang dan bahaya.
"Anda cukup memilih saja karena nasib orang tua dan sahabat tercinta anda, ada di pilihan anda!" Ucap Adhi dengan tenang dan tetap tersenyum sopan.
Namun tidak dengan Nindi yang merasa kaget dan khawatir pada saat ia menyebutkan orang tua dan sahabatnya. Ia ingin marah pada saat itu.
"Apa yang kau lakukan pada orang tua ku, baj*ngan?" Ucap Nindi dengan kesal dan marah merasa ingin berteriak dan memukul yang ada di hadapannya saat ini.
"Tenang Nin, aku tidak berbuat apapun pada orang tua mu. Namun hanya sedikit berkonsultasi pada orang tuamu." Mendengar semuannya itu Nindi sudah tidak tahan dengan amarahnya dan langsung mencengkram kerah kemeja Adhi.
"Jangan main-main denganku bang*at, kau belum tahu siapa aku sebenarnya!" Ancam Nindi dengan geram marah. Tiba-tiba hp Nindi berbunyi dan akhirnya mau tidak mau dia melepaskan cengkraman kerah baju Adhi dan mengambil hp nya ada di tasnya saat ini dan terkejut dengan nama di layar hp tersebut. Dengan cepat-cepat Nindi mengangakatnya.
"Mom mom, are you okay? Did nothing happen right?" Ucap Nindi dengan nada khawatir.
"Papa mu di bawa polisi sayang karena dituduh penggelapan dana perusahaan hikss…" Ucap mama Nindi dengan sendu di balik telepon itu.
"Apa papa di penjara? Kenapa bisa ma?"
"... dan yang melapornya adalah Aaron Corp hikss… papa sudah menyewa pengacara yang hebat namun bukti dari Aaron Corp begitu kuat sayang, mama khawatir dengan papamu hikss…" Mendengar ucapan mamanya Nindi ikut sedih apa lagi yang terjadi dengan papanya dituduh penggelapan.
Aaron Corp, Nindi mengingat Aaron Corp merupakan perusahaan naungan keluarga Mahardika, dan laki-laki yang ada di depannya saat ini merupakan salah satu pemegang Aaron Corp. Nindi marah besar dengan laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.
"Apa maksud ini semua? Kau menuduh papa ku yang tidak mungkin melakukan korupsi? Apa yang kau lakukan pada keluargaku?" Teriak Nindi pada saat itu dengan kencang namun teriakannya tidak terdengar oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan karena suara musik yang mengalahkan teriakan Nindi saat ini.
"Aku tidak menuduh ayahmu, ayahmu memang melakukan semuanya dan aku hanya melakukan kewajibanku saja, saat aku mengetahui ada yang berbuat jahat, aku hanya melapor sebagaimana mestinya masyarakat yang menaati peraturan hukum yang berlaku." Ucap Adhi dengan tenang.
Nindi hanya menangis saat itu dan tidak mempunyai tenaga lagi untuk menghajar laki-laki berengsek yang ada di hadapannya saat ini. Dia tidak ada tenaga lagi kaki nya lemas sehingga dia jatuh terduduk tak berdaya mengingat semuanya, papa tercintanya di penjara.
"Aku tahu kau pintar, dan karena itu aku memberimu dua pilihan yang membuat kita akan sama-sama untungnya! " Ucapan Adhi membuat Nindi melihat laki-laki itu dengan perasaan tidak terima dengan semuanya ini.
"Pilihan pertama kamu dan kedua orang tuamu harus menyetujui pernikahanku dan hak asuh Vina ke keluarga Mahadika bersama Vina dengan membebaskan ayahmu tanpa ada media yang tahu masalah kejahatan ayahmu dan semuanya akan kembali normal. Pilihan kedua Ayahmu akan terbebas namun untuk para media mungkin akan mengomentari panas ayahmu. Oh.. begitu juga perusahaan ayahmu akan menjadi milikku dan kedua orang tuamu akan bercerai paksa!" Ucap Adhi dengan tenang.
"Sebelumnya aku sudah berbicara dengan ayahmu karena hak asuh Vina jatuh di tangan kedua orang tuamu dan aku ingin mengambil hak asuh itu ke keluarga Mahardika dan menikah dengan Vina, namun ayahmu menolaknya dengan cara yang tidak aku suka, nahh pilihanmu nona Nindi?" Lanjut Adhi lagi menunggu jawaban Nindi.
Adhi terpaksa memakai cara kejam dan licik ini untuk mendapatkan Vina secepat mungkin walaupun ia tahu jika Vina tahu masalah ini ia akan membencinya. Tapi tekat Adhi kuat untuk memiliki Vina seseorang diri sebelum Vina jatuh ketangan laki-laki yang lain.
Adhi tahu Vina sangat lemah dan polos akan dunia ini dan laki-laki dan dia begitu mencintai dan menyayangi keluarga Nindi, karena keluarga Nindi adalah harga bagi Vina. Dan Nindi mencintai keluarganya dan Vina karena itu Adhi memberi Nindi pilihan yang Adhi tahu bahwa Nindi tidak terlalu bodoh untuk memutuskan sesuatu mana yang baik dan tidaknya, mana yang menguntungkan dan yang tidak.
"Kamu tahu Tuan yang terhormat, jika Vina tahu semuanya walaupun dia menikahimu, dia tidak akan mencintaimu dan akan membencimu" Ucap Nindi mengejek.
"Aku tahu itu dan pilihan mu?" Ucap Adhi lagi.
Namun siapa sangka mereka tidak tahu bahwa saat ini di antara balkon dan ruangan pesta terdapat dua orang wanita yang mendengar semua percakapan mereka dari tadi.
Vina dan Nadine.
Vina mulai menangis saat mendengar bahwa pamannya yang dia anggap sebagai papanya di penjara karena dituduh dan yang melakukan semuanya adalah laki-laki yang membuat hatinya luluh beberapa saat yang lalu. Vina mulai menangis pada saat itu, tidak bisa menerima semuanya ini yang terlalu mendadak.
Dia mulai menyukai laki-laki yang berbuat jahat pada dirinya dan keluarga Nindi yang sudah dianggap sebagai keluarganya.
Nadine syok mendengar semuanya, tidak menyangka kakak sepupunya yang dia cintai dan percayai sepenuh hatinya dari kakak speupunya yang pertama yaitu Adi melakukan hal yang begitu jahat pada sahabatnya.
Nadine ingin menangis dan marah pada saat itu pada kakaknya. Dia bener-benar kecewa dengan kakaknya itu.
Pada saat Nadine menghampiri kakak sepupunya dan memanggil namanya tiba-tiba dari belakang Nadine terdapat Adi kakak pertama Adhi.