Chereads / Ami Maya / Chapter 28 - Terulang lagi

Chapter 28 - Terulang lagi

"Aghh."

Aya tiba-tiba merasa pusing karena dilempar oleh Ara begitu saja dari gendongannya. Ia menekuk badannya sendiri ke arah kanan seperti udang sambil memegang kepalanya dan memejamkan matanya .

Ara pun langsung memegang kasar lutut kiri Aya dan menariknya. Membuat Aya menjadi bertelentang.

Aya membuka matanya dan melihat Ara yang sudah berada di atasnya dan menciumnya dengan kasar. Aya berusaha mendorong Ara sehingga Ara berhenti dari aktivitasnya.

Ara menatap tajam ke dalam mata Aya. Dipegangnya kedua tangan Aya yang berontak dan ditaruhnya di atas kepala Aya dengan tetap dipegangnya kuat.

Bagian kaki Aya telah ditindih oleh Ara, sehingga Aya tidak bisa melakukan perlawanan apapun selain menggeliatkan badannya. Yang mana hal tersebut semakin membuat Ara terangsang.

"Malam ini kamu akan merasakan lagi bagaimana aku memilikimu." Wajah Ara terlihat mengerikan bagi Aya, padahal ia berbicara dengan ekspresi yang datar. Dan Aya kesulitan menelan ludahnya sendiri.

Akhirnya dengan berlalunya waktu, Ara telah menyatukan tubuhnya dengan Aya dan menikmati penyatuan tersebut. Walaupun pada faktanya, Aya mengalami kesedihan yang terulang.

Ara memeluk Aya yang telah membelakanginya. Ara berulang kali mencium kepala Aya dan bahu kanan Aya. Ia dengan sengaja menahan Aya agar Aya tidak segera pergi ke kamar mandi.

Ara dan Aya pun tertidur dengan posisi Ara yang memeluk Aya.

Keesokan paginya, Aya bangun dan perlahan menggeser tangan Ara yang masih saja memeluknya walaupun sudah tidak seerat semalam.

Saat Aya berhasil memindahkan tangan kanan Ara, ia bangun dan menambil selimut tipis yang ada diujung kakinya dan melilitkannya pada tubuhnya yang telanjang.

Aya bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia mengendap-endap agar tidak terdengar oleh Ara dan membangunkan Ara.

Di dalam kamar mandi, Aya melihat dengan jelas melalui cermin besar penampakan merah pada kulitnya di bagian leher, dada maupun perut dan pahanya. Ada yang masih berasa sakit pada saat disentuh. Aya menghela nafas berat.

Ia lalu mandi dan menggosok seluruh tubuhnya sambil berusaha mengingat apa yang telah dilakukannya semalam.

"Uhhhh, memalukan. Bodoh bodoh bodoh. Aya, apa yang sudah kau lakukan??" Aya menghentakkan kakinya sembari mengacak-acak rambutnya sendiri.

Di tempat tidur, Ara telah bangun saat Aya menggeser tangannya. Ia hanya berpura-pura masih tertidur pulas saat Aya beranjak pergi ke kamar mandi.

Saat Aya berjalan menuju kamar mandi, Ara membuka sedikit matanya dan menoleh melihat kepergian Aya. Ia sedikit tersenyum.

👫💓👫💓👫

Aya dan Ara telah sampai di daerah Malioboro menggunakan mobil yang dikendarai sendiri oleh Ara. Mereka pergi di sore hari agar puas menjelajahi setiap tempat di Malioboro. Terutama jajanannya.

Aya sempat teringat, dulu ia pernah bersama kedua orang tuanya menikmati Malioboro di malam hari. Mereka menikmati makanan yang dijual di pinggir-pinggir jalan. Dan membeli banyak aksesoris khas yogyakarta yang dijual sangat murah di sepanjang jalan Malioboro.

Sepanjang perjalanan tadi, Aya hanya berdiam diri saja tanpa sedikitpun menoleh ke arah Ara. Ara berusaha menggenggam tangan Aya, namun dilepaskan begitu saja oleh Aya.

Aya semakin memalingkan pandangannya, menatap ke jendela mobil. Ia melihat pemandangan di sepanjang jalan. Mereka banyak melewati toko-toko dan perumahan penduduk. Lebih dari sejam perjalanan mereka menuju daerah Malioboro.

Ara memarkir mobil mereka di area parkir khusus mobil. Setelah itu mereka berjalan kaki menyusuri jalan Malioboro.

Ara menggenggam kembali tangan Aya dan ia mengaitkan telapak tangannya dengan telapak tangan Aya. Aya tidak menolak dengan apa yang dilakukan Ara. Namun ia tidak ada melakukan pembicaraan.

"Kamu mau minum?" Tanya Ara mencoba memecah keheningan diantara mereka.

Aya menggelengkan kepalanya. "Enggak mas." Jawabnya.

"Kita duduk disitu yuk?" Tunjuk Ara pada salah satu kursi yang ada dan berjejer di sepanjang jalan Malioboro. Aya mengikuti Ara menuju ke kursi yang kosong.

Banyak para wisatawan baik lokal maupun internasional yang berlalu lalang di sepanjang jalan. Aya tersenyum melihat keramaian itu. Ia kembali mengingat kedua orang tuanya dan pandangannya mulai berkaca-kaca.

Ara yang melihat hal tersebut, terkejut dan langsung bertanya. "Kamu kenapa Ay?" Tanyanya khawatir.

Ara menggelengkan kepalanya. "Aku kangen mami papi." Jawabnya sembari menyeka air matanya yang sedikit keluar dari sudut matanya.

Ara langsung merangkul Aya dan memeluknya. Ia tidak peduli dengan pandangan beberapa mata orang-orang yang lewat.

"Sudah, jangan bersedih lagi Ay. Kan sekarang ada aku. Aku akan selalu menjaga kamu. Aku nggak akan pernah meninggalkan kamu." Ara sempat terdiam sesaat.

"Aku mau kamu menceritakan semua yang terjadi padamu. Apapun itu. Aku ingin kamu berkeluh kesah sama aku. Aku ingin kamu curhat tentang perasaan kamu sama aku. Aku ingin kamu bergantung sama aku." Dengan semakin mempererat pelukannya dan mencium kepala Aya, Ara mengungkapkan isi hatinya.

Aya merasakan ketulusan yang sangat mendalam dari perkataan Ara. Aya semakin bersedih karena belum bisa membalas perasaan Ara. Walaupun ia sudah berusaha.

*

*

@@@#@@@#@@@

Salam

SiRA.