Almira kembali ke ruang kerjanya yang berada tepat didepan Ruangan atasannya sekarang. sesekali dia melihat Alvin yang mencuri pandang ke arahnya lewat kaca transparan yang ada disebelah pintu masuk.
Almira merutuki nasibnya, ingin rasanya cepat 3bulan agar dia bisa bebas dari Alvin. setidaknya jika dia keluar setelah 3bulan tidak akan ada sanksi dan dia masih bisa cari pekerjaan lain tanpa takut ada catatan negatif dari perusahaan ini.
pekerjaan pertamanya adalah mengecek agenda hari ini untuk Alvin, dia bergegas keruangan Alvin. setelah dipersilahkan masuk, Almira menyampaikan perilaku jadwal Alvin hari ini.
"Maaf pak hari ini jam 10.00 anda akan menghadiri seminar sebagai narasumber di hotel GALAXY Convention Hall pak, kemudian pukul 13.00 ada rapat direksi. "
"sudah itu saja Al?"
"Iya Pak, saya permisi dulu"
"sebentar Al, nanti jam 10 kamu ikut aku pergi seminar sekalian makan siang di luar"
"Tapi bagaimana dengan pekerjaan saya dikantor Pak?"
"Kamu sekretaris Al, tidak ada yang menyalahkanmu kalau kamu ikut aku . karena memang itu sudah menjadi kewajibanmu kan?".
"Baik Pak" Almira bersikap profesional sebagai karyawan Alvin. dia akan bertahan selama kurang lebih 3bulan kedepan dan bisa keluar dari perusahaan itu.
Mereka menghadiri seminar yang diadakan oleh salah satu situs jual beli property online. acara seminar berjalan dengan lancar. penjelasan Alvin sangat memukau penonton.
Setelah acara berakhir Alvin turun dari panggung. tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.
"hei bro.." Alvin menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya.
"Rendra?? hei lama ga ketemu. ngapain lo disni?"mereka berjabat tangan. mereka adalah sahabat lama waktu SMA. sebelum akhirnya Rendra harus pindah kejogja bersama keluarganya. dan sekarang juga mengembangkan bisnis property di semarang.mereka masih berkomunikasi sampai sekarang. adanya grup wa SMA memudahkan mereka untuk kembali menjalin silaturrahim.
"Ikut seminar lah. waktu tahu lo yang jadi narasumber gue langsung nyuruh sekretaris gue daftarin ikut seminar ini."
"mampirlah ke rumah gue Ren, mumpung lo di jakarta"
"lain kali aja Bro, gue musti buru-buru balik ke semarang. ada yang harus gue urus"
"eh siapa itu disamping lo Vin? "
"oh ini sekretaris gue. awas lo macem-macem"
"Galak amat bro, jangan bilang lo lagi jatuh cinta sama sekretaris lo Vin.hahaha"
Dari sikap Alvin pun bisa menunjukkan gelagat orang yang sedang jatuh cinta. Almira hanya diam karena dia takuy salah bicara. Biar Alvin yang mengatasinya. pikirnya.
Acara berakhir pukul 12 siang pas waktu jam makan siang.
"Al, kita makan siang dulu ya"
"iya Pak"
"kalau di luar ga usah panggil Pak, panggil Alvin aja. kayak biasanya kamu manggil aku"
"Tapi ini masih jam kerja Pak"
"gak papa aku yang suruh."
mereka makan siang dalam diam. Alvin dan Almira nampak fokus hanya pada makanan yang mereka lahap. sejauh ini Alvin tidak menunjukkan sikap yang berlebihan pada Almira.
"Gimana kabar suami kamu Al?" tanya Alvin tiba-tiba
"Alhamdulillah baik".
hanya itu yang mereka bicarakan saat makan siang. setelah itu mereka kembali ke kantor.
*******
malam harinya..
"mas, gimana kabar mbak Larisa?"
Tanya Almira saat mereka pillow talk sebelum tidur. mereka membiasakan hal itu agar bisa saling bertukar pikiran dan memahami satu sama lain.
"hari ini mas ga ketemu Larisa di kantor Al, jadi ga tahu kabarnya Larisa."
"kasihan ya mas , mbak Larisa ujiannya berat banget. sebisa mungkin kita harus bantu dia untuk meringankan bebannya". Ya Revan memang sudah cerita semuanya pada Almira. tapi Almira tahunya dulu Larisa adalah sahabat Revan dan tidak tahu kalau Revan dulu pernah cinta mati sama Larisa.
"Eh kapan kamu bisa promil lagi Al?" Revan berusaha mengalihkan pembicaraan tentang Larisa.
" kurang lebih sebulan lagi mas. mas, sekarang aku tahu hikmah apa yang bisa aku ambil. dulu anak itu ada waktu mas, em sedang mabuk. mungkin kalau anak itu ada, aku takut dia akan punya perilaku yang buruk karena benihnya tercampur barang haram. sekarang aku udah ikhlas mas. aku yakin Allah akan ganti"
"syukurlah kalau kamu sudah ikhlas. mas minta maaf atas kejadian waktu itu. mas cuma ga tahu meluapkan emosi dengan cara apa karena dulu mas masih jauh dari Allah.makasih Al sudah bantu mas kembali ke jalan Allah."
"sama-sama mas. ini sudah menjadi kewajibanku mengingatkan suami ketika salah langkah"
"kita tidur yuk, biar besok ga kesiangan kamu"
"iya mas" sebenarnya Almira ingin bercerita tentang pekerjaannya. tapi dia takut kalau Revan akan salah paham. mungkin dia harus cari waktu yang tepat untuk bicara pada Revan. berharap Revan akan memberi solusi tentang pekerjaannya sekarang.
*******
Almira dan Alvin hari ini makan siang di luar kantor karena tadi mereka menghadiri acara launching perumahan terbaru SAKINAH PROPERTY di daerah Bekasi.
"mau makan apa Al?"
"terserah bapak saja" Alvin tampak tak suka mendengar Almira yang terus-terusan memanggilnya Bapak. sedang Almira melakukan itu agar bisa menjaga jarak dengan atasannya.setidaknya dengan berbicara formal, mereka tidak akan terlibat pembicaraan yang lebih pribadi.
Tak mereka sadari kalau ternyata ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. tangannya mengepal ketika melihat wanita yang sangat dia kenal sedang makan berdua dengan laki-laki yang juga pernah berkenalan dengannya di rumah sakit waktu Almira keguguran. buru-buru dia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
drrrrt drrrt...
"Assalamualaikum mas"
"waalaikumsalam Al" Revan berusaha setenang mungkin. iya laki-laki yang sedang mengamati mereka tak lain adalah Revan.
"Al, kamu lagi dimana sekarang?"
"Aku lagi di luar kantor mas.lagi makan siang"
"sama siapa Al?"
"sama atasanku mas." Almira bingung mau jawab apa.
"laki-laki atau perempuan Al?"
"mas maaf aku makan dulu ya. aku harus segera balik ke kantor soalnya. Assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Revan semakin gusar dengan jawaban Almira. kenapa dia menyembunyikan dengan siapa dia makan siang. yang jelas-jelas Revan tahu dia sedang bersama laki-laki.
"oh ternyata Almira dan Alvin itu satu kantor?" batin Revan.
Revan sudah tidak semangat melanjutkan makan siangnya. dia memutuskan untuk kembali kekantor dengan segera. dia memang sedang ada meeting tadi di daerah Bekasi. dan makan siang di tempat itu. tapi yang dia dapati malah pemandangan yang menyesakkan hatinya. Revan melajukan mobilnya dengan perasaan marah. dia melaju dengan kecepatan tinggi..
brakkkk..
darah mengalir dari pelipisnya. tapi ada satu hal yang akan hilang dari dirinya dan mengubah semuanya.
*********