Chereads / Milena Si Peri Nakal [ Fairy Series ] - KEMBALI HIATUS! MOHON MAAF! / Chapter 57 - Keinginan Milena, Cermin Kejujuran, Dan Kalung Zamrud (4)

Chapter 57 - Keinginan Milena, Cermin Kejujuran, Dan Kalung Zamrud (4)

Si peri cantik itu berdiri di hadapan botol-botol ramuan. Wajahnya cemberut. Ia tak bisa terbang. Meski ia melepas ransel dari punggungnya dan memanjat ke atas rak buku, bagaimana ia bisa menurunkan buku-buku itu dan memeriksa isinya satu persatu? Tak mungkin melemparnya, kan?

"Yup. Jenius." ucapnya sarkastik. Matanya menyipit menatap tajam pada buku-buku yang berjejer di atas rak.

Bagaimana meraih buku-buku itu, sementara ia tak bisa terbang? Perasaannya benar-benar dongkol. Kedua tangannya terlipat di dada seraya berdecak pelan.

"Aku akan membakar ruangan ini saja kalau begitu." Katanya enteng, lalu berjalan menuju kotak besi di meja satunya lagi. "Tapi, sebelumnya, bagaimana aku bisa mendapatkan cermin kejujuran ini?" Ia mengelus salah satu sisi kotak besi itu.

Pil P3K peri itu benar-benar hebat. Ia sama sekali tak merasakan pengaruh apa-apa terhadap besi itu, kecuali rasa dingin yang menjalar di permukaan telapak tangannya. Jadi, seperti ini rasanya memegang besi? Pikir Milena setengah geli.

Jika ia menjatuhkan kotak itu dari atas meja, apakah kotak besi itu akan rusak? Sepertinya tidak. Kotak besi itu dilindungi oleh mantra, tak semudah itu bisa merusaknya. Terlebih lagi kombinasi aneh yang melindungi isi dari kotak besi itu.

"Ini sungguh menyebalkan." protes Milena kesal.

"Jika saja kotak besi sialan ini terbuka, aku bisa mengambil cermin kejujuran di dalamnya. Aku ingin memperbaiki hidupku. Kemudian para penduduk desa akan melihatku sebagai pahlawan, bukannya peri pemarah dan pembuat onar." Milena terdiam sesaat, kemudian melanjutkannya dengan berkata, "aku ingin bertemu Alfred dan meminta maaf padanya. Meminta maaf pada semua penduduk desa. Aku tak mau mati menyedihkan di tangan Katrina Si Penyihir jelek itu."

Lagi-lagi Milena meneteskan air mata. Kali ini, ia mengucapkan kata-kata itu dengan tulus dari lubuk hatinya.

Peri itu hanya bisa memandang satu-satunya hal yang bisa membuatnya merubah steriotip mengenai dirinya di dunia peri. Cermin kejujuran merupakan cermin yang benar-benar berbahaya. Tak seharusnya cermin seperti itu berada di tangan siapa pun. Tidak pada dirinya, tidak pada pihak kerajaan, terlebih lagi pada makhluk jahat seperti Katrina. Entah kenapa, niat Milena berubah terhadap cermin itu. Menit-menit menjelang kematian, sepertinya memang merubah seseorang.

"Aku berharap, kotak besi ini terbuka sehingga aku bisa mengambil cermin kejujuran di dalamnya demi kebaikan semua makhluk hidup." Ucapnya dengan suara lirih. Tangan kanannya mengelus kombinasi aneh yang ada pada sisi depan kotak besi itu.

Sebuah bunyi 'krek' terdengar dari dalam kotak. Milena terperanjat kaget, mundur selangkah.

"Apa yang terjadi?" katanya bingung.

Dari dalam tas Milena, cahaya hijau bersinar keluar dari sela-sela ransel miliknya. Ia tak menyadari hal itu karena kini perhatiannya terpusat pada kotak besi yang terbuka sendiri. Kali ini, tidak seperti sebelumnya di mana warna ungu hitam gemerlap keluar dari dalam kotak besi itu, melainkan warna hijau gemerlap. Kombinasi-kombinasi palang yang ada pada kotak itu menari-nari seperti ular yang menggeliat gila. Apa yang terjadi? Kenapa kotaknya terbuka sendiri? Milena bertanya-tanya dalam hati.

Ketika kotak besi itu terbuka memperlihatkan isinya, Milena tertegun selama beberapa saat. Apakah ini jebakan? Pikirnya waspada.

Kotak yang tersusun tak beraturan di dalamnya kini mulai bergerak-gerak liar seperti sebelumnya. Milena merasa mual melihat gerakan kotak-kotak itu. Bunyi klik terdengar tiga kali, lalu sebuah desisan terdengar. Kotak besi itu kini tak terkunci. Milena menelan ludah gugup. Apa yang akan terjadi jika ia melangkah masuk ke dalam kotak itu? Apakah kotak besi itu akan tertutup sendiri? Dan ia akan terperangkap di dalamnya? Cermin itu kini ada di depannya. Kesempatan yang ajaib. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Milena dilanda keragu-raguan yang hebat. Kesempatan sebagus ini tak akan datang dua kali. Jika ia ingin tulus menolong semuanya dari penyalahgunaan cermin itu dan sungguh-sungguh berniat mengubah nasibnya, ia harus nekat masuk ke dalam kotak. Ini misi bunuh diri! Pekik Milena dalam hati. Keringat dingin menuruni lehernya, menelan ludah berat.