Chapter 6 - Milena dan Keonaran (4)

"Oh! Gustraf! Aku sayang kau!" puji Frida, mata mengedip-ngedip dengan cepat.

"Yah, terima kasih, sayang. Kalian pantas mendapatkannya setelah seharian bekerja. Kalian itu adalah tim kesukaanku. Tim lain sangat payah, bahkan kudengar Tim Senja mendapat hukuman setelah hasil petikan mereka kurang dari yang seharusnya. Musim dingin ini akan menjadi musim terpahit yang pernah kita hadapi. Jika persediaan kita tak cukup, entah apa yang akan terjadi pada kita." Gustraf menghela napas panjang, ia menaruh pai di atas meja dan mulai memotong-motongnya.

"Jangan khawatir, Gustraf! Kami sudah mengumpulkan banyak buah dan biji-bijian selama dua minggu ini! Kau tak perlu khawatir kekurangan bahan! Serahkan pada kami!" Alfred memukul dadanya dengan rasa bangga.

Gustraf adalah salah satu koki di kedai terkenal di dunia peri itu, penampilan fisiknya yang bak binaragawan sangat bertentangan dengan hatinya yang begitu lembut dan penyayang. Ia sangat menyukai hal yang berkaitan dengan masak memasak, hal yang membuatnya bahagia adalah ketika seseorang dengan bahagianya mengatakan bahwa makanan buatannya sangat enak. Jika persediaan mereka tahun itu tak memenuhi kuota, maka dengan sangat terpaksa, Gustraf harus mengurangi jatah memasaknya di dapur, itu sungguh membuat hatinya sedih.

Mereka menyantap pai buatan Gustraf dengan sangat lahap, pai yang manis dan lumer di dalam mulut itu akan membuat siapapun merasa bahagia dua kali lipat. Gustraf memang terkenal dengan pai-nya yang super duper enak di dunia peri, bahkan pihak kerajaan memberinya gelar bangsawan koki. Gustraf sempat mendapat tawaran menjadi koki istana, namun ia lebih memilih menjadi koki kedai di tempatnya bekerja, di sana ia bisa bertemu keempat peri kesukaannya tiap hari. Baginya, mereka berempat sudah seperti keluarga sendiri.

"Aku dengar tadi kalian mengatakan hutan terlarang." Gustraf mengeryit tak senang.

"Kau mendengarnya?" Alfred terkejut.

"Bisik-bisik kalian itu seperti teriakan pengumuman di saat kedai hening seperti ini." Gustraf menyapu pandangannya ke sekeliling mereka, para peri yang ada di sana, tampak penasaran dengan mereka berlima.

"Kita memang tim yang populer!" seru Grace congkak.

"Grace! Ya, ampun!" Frida menepuk jidatnya sendiri. Raut wajahnya memerah karena malu.

"Tapi, serius, jangan sampai kalian terkena hukuman kesana. Selain hutan itu berbahaya, kudengar akhir-akhir ini ada penyihir kegelapan yang sedang berkeliaran di sepanjang jalan utama menuju hutan terlarang. Jika kalian tertangkap oleh penyihir itu, aku tak tahu akan jadi apa kalian." Gustraf berusaha membuat suaranya sekecil mungkin, akan tetapi peri-peri yang ada disekitar mereka tanpa disadari mendekati meja mereka.

"Penyihir itu katanya sedang mencari bahan sihir langka yang ada di hutan terlarang, tapi aku tak yakin apa yang sebenarnya ia lakukan di sekitar jalan utama. Tak biasanya ada penyihir kegelapan yang menampakkan dirinya secara gamblang seperti itu." Gustraf terkejut melihat sekelilingnya sudah menjadi kerumunan padat.

"Lanjutkan ceritamu, Gustraf!" bisik seorang peri laki-laki setengah berteriak entah darimana.

"Oh! Baiklah! Tapi, ingat! Kalian tanggung sendiri akibatnya mendengar cerita ini. Aku tak menjamin kalian akan tidur nyenyak malam ini." Gustraf tampak serius.

Mereka semua hanya mengangguk serius.

"Dikatakan bahwa penyihir kegelapan ini terkadang memburu peri sebagai salah satu bahan ramuannya. Mungkin itulah sebabnya ia berkeliaran di jalan utama. Dunia peri memiliki mantra pelindung terkuat yang pernah ada, sehingga kita bis aman dari hal-hal yang di luar sana, namun jika kalian keluar dari batas pelindung dunia peri, sang penyihir memiliki indra yang sangat kuat dalam mendeteksi keberadaan peri. Aku tak tahu itu benar adanya atau tidak, tapi!" Gustraf menancapkan pisau ke pai dihadapannya sehingga isian buah arbeinya muncrat keluar, mereka tersentak kaget, Lucinda nyaris pingsan dibuatnya, namun Frida menahan tubuhnya. Gustraf melanjutkan, "beratus-ratus tahun yang lalu banyak peri yang hilang entah kemana, mereka dikaitkan dengan penyihir hitam yang sering muncul pada masa itu. Para tetua dan pihak kerjaan pusing tujuh keliling dibuatnya, masa-masa itu adalah masa-masa kelam dunia peri. Hampir separuh populasi peri berkurang. Hingga para tetua memutuskan memakai mantra pelindung kuno yang ada saat ini. Mantra pelindung saat ini adalah mantra kuno tertua dan terkuat yang pernah ada. Kalian boleh bernapas lega, tapi sang penyihir kegelapan terkenal akan sifatnya yang tak kenal lelah dalam memburu buruannya. Sebaiknya kalian mulai sekarang berhati-hati dalam mengumpulkan persediaan. Pihak kerajaan belum mengumumkan hal ini secara resmi, katanya untuk menghindari kehebohan yang tak perlu. Tapi kurasa mereka terlalu egois, bagaimana jika ada korban saat ini?"

Mereka mulai ribut-ribut satu sama lain, wajah mereka terlihat serius dan tampak pucat. Lucinda kini nyaris pingsan dengan pertahanan terakhirnya. Alfred mengelus-ngelus dagunya, memikirkan sesuatu, matanya melirik keluar jendela, cemas.