Chereads / Permaisuri Kembali ke Sekolah / Chapter 45 - Yin Xue’er Menampakkan Wujud Aslinya!

Chapter 45 - Yin Xue’er Menampakkan Wujud Aslinya!

[Tuan, gadis seperti ini hanya akting saja, lama-lama saya mau muntah melihat tingkahnya!]

Di dalam cincin phoenix, Mo Baobao berkata demikian.

Yin Wushuang berdiri dan berjalan lurus menuju pintu ruang kelas, dia memainkan alisnya dan terlihat kesal.

Seragam sekolah Yinglan sangat umum, hanya ada garis biru-putih, dan sebuah pin sekolah yang dipasangkan di dada bagian kiri. Sebenarnya seragamnya sangatlah sederhana.

Meskipun seragam sekolahnya biasa saja, tapi jika Yin Wushuang yang memakainya maka akan berubah menjadi sangat bagus.

Orang cantik memakai baju apapun pasti cantik.

Dia dengan tatapan dingin berjalan ke arah pintu kelas.

Ia berjalan selangkah demi langkah, seperti seorang model yang sedang berjalan di atas panggung.

Teman-temannya pun tampak terpesona melihat penampilannya!

Dia benar-benar cantik dari lahir!

Kecantikan Yin Wushuang membuat Yin Xue'er merasa iri, lalu ia tersenyum lembut sambil berkata: "Kakak, saya tahu kamu tidak akan marah. Mari, kita bicara di sini." 

Yin Wushuang tidak berkata satu katapun, ia hanya menatap Yin Xue'er dengan tatapan dingin.

 Yin Wushuang menggenggam tangan Yin Xue'er, membalikkan badan nya kemudian ia dan Yin Wushuang pergi ke sudut lorong. 

Disana tidak ada seorang pun.

Ternyata kakak sangat hebat, selain bisa membuat tangan orang patah, kakak juga bisa menyeret seorang Chu Xiong turun dari podium. 

Yin Xue'er berbalik, dengan nada dengan sedikit godaan, kehangatan penyamaran seperti nya sudah tidak lagi ada.

Sebaliknya, dari tatapan matanya terlihat ia sangat sebal.

"Sudah cukup! Tidak usah berpura-pura lagi, dia menaikkan alisnya seperti sudah tau permainan Yin Xue'er."

Perasaan ini membuat Yin Xue'er tidak nyaman, dan dia mendengus: "Seharusnya saya yang berkata seperti itu padamu! Yin Wushuang, sudah cukup kamu akting begini!"

"Jangan-jangan dulu kamu yang begitu lugu itu hanya aktingmu saja?"

"Saya tidak menyangka, selama ini kamu telah membohongiku!"

"Ku pikir akting mu lebih hebat." Sambil berkata demikian Yin Wushuang menatapnya dengan tatapan tajam: "Tidak semua wanita bodoh bisa berpura-pura menjadi seorang yang lemah lembut."

Kalimatnya ini membuat ia mengingat sesuatu, lalu ia pun tertawa dengan terpaksa.

"Sekarang yang saya inginkan bukan ingin berdebat denganmu, tapi ku harap mulai sekarang kamu bisa menjadi penurut lagi!"

Mata Yin Xue'er menatap dengan tatapan serius dan dingin, dengan wajahnya yang terlihat sangat galak, dagunya sedikit terangkat, dan dia melihat mata Yin Wushuang yang tak ingin mendengar perkataannya.

"Yin Wushuang, ku peringatkan lagi, jangan katakan apa pun yang tidak pantas dikatakan, jangan lakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan, saya bisa membantumu kelak membawamu kembali kerumah dan meminta maaf kepada ayah, lalu kamu hanya perlu mencuci piring bersih, mencuci sprei menjadi pembantu dirumah, dan menemani anjing saya tidur, dengan begitu saya bisa menjamin bahwa kamu masih termasuk putri keluarga Yin."

Yin Wushuang berdiri di tempat yang sama, hatinya dipenuhi dengan emosi.

Dia tetap diam tidak berkata satu katapun, Yin Xue'er merasa kali ini ia telah berhasil membuat Yin Wushuang sadar, lalu ia tertawa dengan licik.

Oh ya, kakakku, saya sebenarnya tidak berbakat. Saat ini saya disuruh menggantikanmu dari posisi asisten bola basket. Saya benar-benar minta maaf, saya merasa tidak enak hati denganmu. Saya dengar kau sudah berlatih bola basket selama tiga bulan untuk posisi asisten ini. Tapi sekarang... Hei, tebak siapa yang merekomendasikan saya ke departemen bola basket? Yan Ziye, ya benar dia! Karena orang-orang di departemen bola basket mengatakan bahwa jika mereka membawa kamu keluar selama pertandingan liga nanti, takutnya sekolah kita dijatuhkan karena wajahmu terlalu jelek. Sebenarnya, saya juga tidak mau menggantikan posisimu, tapi mereka terus menyuruhku pergi~ "

Ketika berbicara tentang Yan Ziye, Yin Xue'er tersenyum di bibirnya, wajahnya tersipu malu, seperti sedang mabuk cinta.

"Wah... Sudah hampir waktu makan siang, saya harus bergegas kembali untuk menemui Yan Ziye. Soalnya dia orangnya khawatiran. Kamu tidak tahu, ketika saya pergi meninggalkan nya terlalu lama, pasti ia akan mencariku karena takut saya akan meninggalkannya, dan kamu juga tidak tahu, saya dan dia ... dan dia …."