Ketika Xiaotu akan pulang sekolah, Cheng Zhiyan sudah menunggu Xiaotu di gerbang sekolah. Dia hanyalah anak kecil yang berdiri diantara para kakek-nenek yang menunggu cucu-cucu pulang sekolah. Cheng Zhiyan yang tampan menjadi perhatian para kakek-nenek itu, dan mereka pun akhirnya bertanya kepada Cheng Zhiyan: "Nak, apakah kamu juga di sini untuk menjemput seseorang?"
"Iya." Cheng Zhiyan menganggukkan kepala.
"Kamu hendak menjemput adik laki-laki atau adik perempuanmu?"
"Adik perempuanku."
"Hmmm, anak ini sangat berbakti. Lalu orang tuamu kemana?"
"Bekerja."
"Wow, pasti keluargamu sangat bersyukur memiliki anak laki-laki dan perempuan. Apalagi kamu adalah kakak yang sangat baik hati."
"...." Cheng Zhiyan menengadahkan kepalanya. Dia hanya bisa terdiam melihat para kakek nenek yang mengelilinginya. Dia perlahan-lahan menjauh dari mereka dan mendekati gerbang lalu menundukkan kepala dan tidak lagi berkata apa-apa.
Saat siang hari di musim panas, matahari yang besar tepat berada di atas kepala. Halaman sekolah pun terasa begitu panas sampai-sampai seolah terbakar. Satpam yang awalnya berada di dalam pos satpam akhirnya keluar membuka gerbang dan berteriak ke arah para penjemput: "sekolah sudah selesai, silahkan jemput anak-anak kalian!"
Cheng Zhiyan menjadi orang pertama yang masuk ke halaman sekolah, karena dia bertubuh kecil dan mudah baginya untuk menerobos kerumunan orang-orang.
Kelas TK kecil dan TK besar sudah kosong, hanya ada kelas orientasi.
Cheng Zhiyan langsung menuju kelas orientasi dan mendorong pintunya, lalu seorang anak kecil langsung menghampirinya.
"Kakak Jus Jeruk!!" Xiaotu berlari sambil menangis, lalu melompat ke arah Cheng Zhiyan.
Saat hal itu terjadi, entah mengapa, Cheng Zhiyan merasa sedikit bahagia dan sedih.
Cheng Zhiyan jongkok dan merangkul Xiaotu. Merasakan rambut lembut Xiaotu di gosok-gosokkan ke pundaknya. Cheng Zhiyan bertanya dengan lembut: "Xiaotu, kenapa kamu menangis?"
"Huhuhuhu... Kakak Jus Jeruk, aku mengira kamu tidak akan menjemputku..." Xiaotu merangkul leher Cheng Zhiyan, dan air matanya membasahi kerah baju Cheng Zhiyan.
Melalui kerahnya, air mata Xiaotu mengenai tubuh Cheng Zhiyan dan perlahan-perlahan mengalir ke dadanya.
"Bagaimana mungkin…?" Cheng Zhiyan tersenyum menatap Xiaotu, sambil menyeka keringat di kepalanya, dia berkata dengan suara lirih: "Bukankah aku sudah pernah bilang, kalau aku akan mengantar-jemputmu setiap hari?"
Xiaotu berdiri dan melihat Cheng Zhiyan lalu meraih pundaknya dan berkata dengan memelas: "Huhuhu, aku tidak mau sekolah di TK. TK tidak menarik, di TK tidak ada Kakak Jus Jeruk."
"Semua anak kecil suka pergi ke TK." Cheng Zhiyan menatap Xiaotu dengan pasrah.
Dia sesungguhnya tidak pandai menenangkan anak kecil, ini juga baru pertama kalinya dia harus menghadapi dengan tangisan Xiaotu tanpa bantuan siapa-siapa.
"Tidak mau!! Tidak mau!! Aku tidak mau sekolah TK!" Xiaotu menarik lengan baju Cheng Zhiyan dan menangis tersedu-sedu.
Cheng Zhiyan terus memikirkan cara untuk menenangkan Xiaotu, dan akhirnya dia mencoba menjelaskan keuntungan bersekolah di TK. "Di Sekolah TK kamu bisa mengenal banyak teman lainnya, kamu bisa berteman dengan mereka."
"Tidak mau!! Teman-teman di TK hanya bisa menangis, mereka menangis sepanjang hari!! Huhuhuhuhu…"
"..."
Cheng Zhiyan melihat air mata Xiaotu yang terus berlinang. Dalam hati dia ingin berkata: kamu juga sama, hanya bisa menangis, bukankah hari ini kamu juga menangis seharian??