"Aku tidak tertarik." Cheng Zhiyan hanya melontarkan jawaban yang sederhana itu kepada Xiafeng.
"Aduh... sini biar aku beritahu padamu…" Ketika Xiafeng ingin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba terdengar suara Guru dari depan "Xiafeng, jangan kira aku tidak bisa melihat kamu diam-diam ngobrol dengan Cheng Zhiyan, ya. Bagaimana? Kamu paham dengan apa yang saya ajarkan tadi? Kemarilah, tolong kau jawab pertanyaan yang ada di papan tulis!"
"Tidak mau.." Xiafeng menatap guru matematikanya dengan wajah memelas, lalu menolehkan kepalanya ke arah Cheng Zhiyan seakan-akan meminta bantuan.
"Maafkan aku." Cheng Zhiyan dengan suara lirih berkata "Tadi aku juga tidak memperhatikannya."
Xiafeng bagaikan tersambar petir. Dengan kesal dia berdiri dan berjalan selangkah demi selangkah menuju papan tulis.
Bel pulang pun berbunyi, dan Xiafeng dengan semangat bangkit dan menarik lengan Cheng Zhiyan memintanya untuk menemani ke toilet.
Cheng Zhiyan menatap Xiafeng dengan ekspresi kosong sambil berkata: "Kamu sejak kapan jadi seperti perempuan? Ke toilet saja minta ditemani??"
"Ayolah Ketua Kelas, Temani aku sebentar!!" Xiafeng memohon-mohon kepada Cheng Zhiyan: "Kamu lihat? Tadi gara-gara aku menjelaskan kepadamu siapa itu Zhai Shiyu aku jadi di hukum hampir setengah jam pelajaran! Sekarang kamu harus melakukan sesuatu untukku!"
Cheng Zhiyan cukup lama menatap Xiafeng, tapi akhirnya dengan pasrah dia menemani Xiafeng keluar kelas.
Toilet berada di sebelah kanan kelas, tapi Xiafeng mengajaknya ke arah kiri.
"Bukannya kamu mau pergi ke toilet? Cheng Zhiyan menarik kerah Xiafeng dan mengajaknya ke arah kanan "Lewat sini."
"Aduh, aku tidak mau kesana, Cheng Zhiyan kemarilah, akan kuberitahu siapa itu Zhai Shiyu!!" Xiafeng menarik baju Cheng Zhiyan ke arah kiri, dan menuju ke depan ruang kelas 2. Dia menunjuk ke arah gadis yang duduk di barisan kedua dekat jendela: "Kelihatan? Dia yang rambutnya diikat dan memakai baju warna biru langit. Bukankah dia cantik?"
Cheng Zhiyan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Xiafeng. Gadis yang duduk didekat jendela dan sedang menulis itu memang cantik. Beberapa helai rambut yang tidak ikut terikat terurai dan ampir menutupi telinga putihnya yang bagaikan siput kecil yang lucu. Lalu ujung kuncir ekor kudanya menjuntai dari bagian leher belakangnya yang putih.
"Bagaimana? Cantik, kan?" Xiafeng dengan bangga bertanya, seperti memperkenalkan saudaranya sendiri.
"Lumayan." Cheng Zhiyan meliriknya lalu berbalik kembali ke arah kelasnya.
"Hei..kenapa kamu pergi?" Xiafeng merengut dan langsung mengejar Cheng Zhiyan," Kenapa kamu cuek sekali? Orang-orang mengatakan bahwa Zhai Shiyu itu ]cantik sekali, jika Zhai Shiyu menyukaiku aku akan menjadikannya sebagai pacarku!"
Seketika Cheng Zhiyan berhenti. Dia menoleh kebelakang dan berkata: "Kamu tahu apa yang dilakukan seorang pacar?"
"Dia bisa menggenggam tanganku dan mencium bibirku."