"Ha?? Kenapa??" Xiaotu terkejut.
Ibu Xiaotu mengelus rambut Xiaotu yang lembut, dengan berat hati dia berkata: "Kakak Jus Jerukmu lebih tua dari kamu, dia sudah SD, dia sebentar lagi akan naik kelas 4 SD."
"Kelas 4 SD itu apa?"
"Itu adalah…." Ibu Xiaotu berpikir, lalu dengan penuh kesabaran menatap Xiaotu dan menjelaskannya: "Kamu harus menyelesaikan Taman Kanak-Kanak mu selama 3 tahun, setelah itu barulah kamu bisa sekolah SD kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6."
"Ha?" Bibir merah Xiaotu terbuka, seperti tak bisa tertutup lagi.
"Kalau begitu aku harus sekolah berapa lama lagi?"
"Tidak lama kok, kira-kira hanya 7 tahun." Ibu Xiaotu tersenyum dan menjawabnya.
"Berarti setelah 7 tahun aku bisa masuk SD kelas 4 bersama kakak jus jerukku?"
"Bukan begitu, sayang. Ketika kamu sudah kelas 4 SD, Kakak Jus Jerukmu sudah kelas 2 SMA."
"Kelas 2 SMA itu apa?"
"Kelas 2 SMA adalah ketika kamu sudah menyelesaikan SD kelas 5 dan 6 mu, setelah itu barulah kamu masuk SMP kelas 1, 2 dan 3. Setelah kelas 3 SMP, kamu akan naik kelas 1 SMA, lalu naik kelas 2 SMA." Ibu Xiaotu menyeka keringat di kepalanya dan menjelaskan ke Xiaotu dari tingkat terbawah.
"Ha?" Xiaotu masih belum paham tentang konsep TK, SD, dan SMP. Namun samar-samar dia paham bahwa untuk sekolah bersama Kakak Jus Jeruk sangatlah susah. Karena memikirkan hal itu, air mata Xiaotu pun menetes lagi, dan dia menangis "Huuuhuuuu.. tidak mau, aku ingin sekolah bersama Kakak Jus Jeruk."
"Begini Xiaotu... Hmm, begini, saat kamu masuk TK akan ada kelas orientasi, kamu bisa meminta Kakak Jus Jerukmu untuk mengantar-jemputmu tiap hari." Ibu Xiaotu yang melihat putrinya kembali menangis mencoba untuk menenangkannya: "Dengan begitu, kamu bisa bertemu kakak Jus Jerukmu setiap hari."
Dengan mata yang berkaca-kaca dan ekspresi yang menyedihkan, Xiaotu bertanya kepada Ibunya. "Apakah aku akan pergi sekolah bersamanya??"
"Bukan… bukan seperti itu..."
"Huaaaaaaaaaa…"
Xiaotu mulai meluapkan tangisannya.
Hari pertama orientasi sekolah akan dimulai, dan masih ada lima hari lagi sebelum Cheng Zhiyan harus kembali masuk sekolah.
Pagi-pagi sekali, Xiaotu diantar Ibu dan Cheng Zhiyan berangkat sekolah. Xiaotu sangat tidak ingin berangkat sekolah, namun dia kini sudah berada di gerbang sekolah. Ketika guru-guru ingin menggendongnya, Xiaotu tidak ingin lepas dari gendongan Cheng Zhiyan. Dia memegang leher Cheng Zhiyan dengan earat sambil menangis keras-keras. Suaranya tangisannya menggemparkan seisi TK.
Ibu Xiaotu berusaha menggunakan segala cara untuk menyerahkan Xiaotu ke guru TK, setelah itu dia dan Cheng Zhiyan segera berlari secepat mungkin.
Cheng Zhiyan dengan sedikit gelisah menoleh ke gerbang sekolah dan bertanya kepada ibu Xiaotu. "Bibi, apakah kita harus lari secepat ini?"
"Tentu harus, jika tidak, dia tidak akan lepas darimu dan menangis sepanjang hari." Ibu Xaiotu berlari mendekati sepeda motornya, dan menyalakannya sambil berkata kepada Cheng Zhiyan: "Kamu jangan khawatir, semua anak yang baru masuk sekolah TK pasti seperti ini. Paling lama dia akan menangis selama satu atau dua minggu, tapi beberapa hari kedepan, kamu tetap harus menjemputnya tiap siang.
"Baiklah.." Cheng Zhiyan dengan terpaksa menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, kalau begitu Bibi akan berangkat kerja dan kamu pulang ke rumah." Ibu Xiaotu menatap Cheng Zhiyan dan menyuruhnya naik ke sepeda motor lalu pergi.