Martin terbangun dan menanyakan keberadaan Alena, "Dimana Alena, dri?"tanya Martin. "Alena udah pulang sama suaminya, "Bagaimana keadaan kamu? "kata Indri, "udah mendingan, cuma sedikit pusing, "kata Martin. "kamu mau makan sesuatu? ini ada makanan dan buah-buahan kak Robin tadi bawakan, "kata Indri menjelaskan pada Martin. "Aku mau buah pear aja tolong kupasin dong, dri makasih yah udah nungguin aku, "kata Martin.
Indri hanya mengangguk dan mengupas buah pear lalu memberikan kepada Martin. "Makasih dri, tolong kamu hubungi keluargaku, biar mereka tidak khawatit, "kata Martin menyodorkan hpnya. "Aku tadi udah hubungi keluargamu, dan aku ga sengaja baca wa dari temanmu, jadi semua ini rencana kamu untuk dapetin Alena sampai kemarin teman kamu gangguin aku dan Alena dan sekarang kamu mau menjadi pahlawan gimana kalo nyawa kamu tidak tertolong Martin, "kata Indri Emosi.
"maafkan aku dri, aku memang salah, aku di butakan oleh cinta hingga berbuat seperti ini. Aku tidak akan melakukan lagi, maafkan aku, aku juga akan mencoba move on dari Alena, " kata Martin, dan Indri percaya pada martin.
Setelah orang tua Martin datang Indri pun pulang, dengan perasaan berbunga-bunga karena Martin memperkenalkan Indri kepada orangtuanya sebagai pacarnya. "Aaah semoga saja menjadi kenyataan, aku dan Martin berpacaran, "kata Indri.
Setiap hari Indri datang sepulang kuliah dengan Alena untuk merawat Martin, Martin sangat bahagia bisa melihat Alena setiap hari. "Bagaimana keadaanmu sekarang Martin,? "Tanya Alena, "aku sudah membaik besok bisa pulang kok, makasih Ale, makasin Indri bisa ga besok kalian temani aku pulang ke rumah, ayah dan ibuku pergi ke luar kota ada tugas dinas dari kantornya, "kata Martin, "Bisa kok tenang aja," kata Indri. "Aku musti minta ijin dulu sama suamiku, nanti aku kabari lagi, "kata Alena. "Oke makasih yah Ale, "kata Martin.
Setelah minta ijin Robin, Alena mengatakan "Martin besok aku dan suamiku akan jemput kamu pulang, sama Indri juga, dri tolong besok kamu urus administrasinya yah," kata Alena, "masalah Admistrasi udah di selesaikan oleh ayahku, besok kita tinggal pulang saja, paling Indri bantu aku berkemas aja, "kata Martin. "Oke kalo gitu, Indri bisa jaga sampe sore kan, aku mau ke kantor Ayah, suamiku pengen makan bersama, "kata Alena, bikin Martin cemburu.
Setelah Alena pulang, Indri mengupas buah buat Martin ketika berjalan ke arah Ranjang mau memberikan Apelnya Indri tersandung dan jatuh ke Ranjang tepat ke tubuh Martin, tubuh Indri menempel wajah mereka sangat dekat sehingga nafas martin terhirup oleh Indri mereka saling berpandangan, Entah siapa yang memulai tiba-tiba saja bibir mereka saling menempel dan saling berpangutan, Indri begitu menikmati ciuman itu, begitu juga Martin mereka larut dalam ciuman yang semakin dalam, hingga akhirnya mereka saling melepaskan dan dahi mereka saling menyatu, "Aku mencintaimu Martin, "bisik Indri, membuat Darah Martin berdesir, dan jantungnya berdebar, "Beri aku waktu untuk melupakan Ale dan menerima Cintamu dri, "Kata Martin. "Aku akan menunggumu "kata Indri sambil tersenyum manis dan menyuapi Martin dengan buah pear,
Indri sangat Bahagia, Martin mulai membuka hatinya dan Indri berjanji akan membuat Martin mencintainya, dan melupakan Alena.
**********
Keesokan harinya Alena datang dengan Robin mereka mengantar Martin pulang dari RS, ke rumahnya. "Oke sudah siap semuanya, "kata Alena, "Sudah le, yuk kita berangkat, "kata Indri sambil menarik kursi Roda untuk Mantin, merekapun segera menuju keluar, di luar ada Robin mengendarai Mobil, merekapun masuk, Alena di depan sebelah suaminya, Martin di belakang bersama Indri. "Gimana sekarang keadaannya, udah baikan?," tanya Robin, "Udah kok kak, makasih yah udah jemput aku, merepotkan jadinya, "kata Martin berbasa -basi, "Ga kok, Martin tenang aza, hari ini aku ga ngajar Libur , "kata Robin.
"Kak mumpung Libur abis anter Martin kita nonton yuk, "seru Alena, "Oke sayang, "kata Robin sambil mengecup puncak kepala Alena membuat Martin sedikit kesal dan Indri yang melihat perubahaan pada wajah Martin mencoba menenangkan hati Martin dengan mengelus-elus paha Martin. membuat Martin menjadi serba salah bukanya tenang, Indri malah membangunkan sesuatu di balik celananya, Martin segera menangkap tangan Indri dan memegangnya, Giliran Indri yang serba salah karena tangannya di pegang Martin membuat jantungnya berdebar-debar.
Robin memperhatikan dari balik kaca spion, wajah Martin dan Indri yang sama-sama merah dan malu-malu, Robin berharap dugaan nya benar ada sesuatu diantara keduanya, semoga aja bener, gumam Robin dalam hati.
Setelah sampai mereka masuk ke dalam rumah Martin yang besar, dan mereka mengantar Martin ke dalam kamar. di dalam kamar Martin, Indri membereskan bawaannya menyimpan baju kotor di keranjang, pakaian bersih di lemari, "Kalian makanlah dulu, tadi aku sudah telpon bibi untuk menyiapkan makan siang untuk kita semua, "kata Martin, "Oke, "kata Alena bersemangat, mereka pun makan bersama, Martin mencuri-curi pandang melihat kemesraan antara Alena dan Robin, Indri menatapnya penuh cinta seakan mendamba cinta dari Martin, ketika pandangan bertemu, Martin merasa ada debaran, "Apakah aku mulai mencintai Indri, "gumam Martin dalam hati.
Lama mereka saling berpandangan, hingga Alena membuyarkan lamunan mereka berdua, "Ehmm, ehmm,, kami sudah selesai makan nya, makasih banget, boleh permisi gak, aku mau pergi nonton sama suamiku, "Kata Alena, "Oooh iya silahkan, hati-hati di jalan, "Kata Martin. "Aku ga ikut yah, takut ganggu kalian,"Kata Indri. "Kamu temani Martin aja, kasian Martin sendirian, "Goda Robin. mereka pun tertawa.
Setelah Alena dan Robin Pulang, Indri memapah Martin ke kamarnya, Indri mencium harum aroma tubuh Martin yang memabukan, begitu juga Martin aroma rambut Indri yang wangi tercium begitu memabukan, ingin rasanya membelai Rambut Indri yang panjang, hitam tergerai. Setelah sampai Martin berbaring sedangkan Indri duduk di samping Martin.
Martin menggenggam tangan Indri dan di letakan di dadanya, "Jantungku berdebar saat dekat denganmu, apakah aku sudah mulai mencintaimu, dri? coba rasakan kalo kamu tidak percaya, "kata Martin dengan suara parau dan berat, Indri meletakan kepalanya dengan posisi miring telinganya menempel di dada Martin, "Iya dag dig dug cepat sekali, "kata Indri.
Lama kepala Indri di dada Martin, Martin mulai mengelus rambut Indri, Indri merasa rambutnya di elus sama berdebarnya, lalu bangun dan mendekatkan bibirnya hingga kedua bibir itu berpadu,, menyatu.. Martin merasa sangat bersemangat sehingga bangun dan duduk dan mencium kembali Indri, merasakan bibirnya yang kenyal dan lidahnya saling menari.
Mereka begitu menikmati hingga ketika sudah kekurangan oksigen baru mereka saling melepaskan dan menghirup udara dulu. "Indri maukah kamu menjadi kekasihku, "tembak Martin dan Indri mengagguk di balas ciuman lagi oleh Martin.