Chereads / Rise of Grand Crest / Chapter 14 - Arena yang kacau

Chapter 14 - Arena yang kacau

Leon beralih menghadapi Rei. Leon hendak meninjunya, namun Rei dapat bergerak cukup cepat untuk menghindar. Di saat Leon ingin mengejar Rei, sebuah ujung tombak es sedang meluncur ke arahnya.

Leon dapat merasakan ketajaman ujung tombak itu sangat berbahaya. Leon sedikit terlambat untuk menghindar. Pipinya tergores sedikit. Rasa nyeri dan suhu dingin yang luar biasa langsung merasuki dirinya.

Meskipun sudah memiliki penguatan pertahanan dan Elemental Resistance, Leon masih bisa terluka karena itu.

Tombak itu terlalu berbahaya!

Leon mundur sedikit untuk menjaga jarak dari lawannya. Orang yang memegang tombak itu adalah Alex. Dia membuat ujung tombak dari es di tongkat sihir miliknya, sehingga menjadi sebuah tombak es. Itu cara yang unik untuk menggunakan tongkat sihir.

Koda dan Ehwa mengangkat tongkat sihir mereka dan melemparkan sihir pada Leon.

"Black Magic… Confusion, Slow Response"

"Black Magic… Limb Muscles, Paralyze Spark"

Empat sihir memperlemah secara berlapis. Itu sedikit terlalu berlebihan untuk diterima satu orang.

Leon merasa pandangannya menjadi berputar. Matanya menjadi buram. Tubuhnya terasa lemas. Dia tidak pernah menyangka bahwa Supporter di pihak musuh adalah pengguna Black Magic.

Leon mulai merasa mual dan tidak enak badan.

Astrid langsung bergerak cepat.

"Green Magic… Burst Speed, Sharp Wind Claw, Accelerate"

Dia menggunakan sihir itu pada dirinya sendiri dan mulai berlari menghampiri Leon. Evan menyusul di belakangnya.

Ketika Astrid hampir sampai pada Leon, Rei menghalangi jalannya. Astrid berusaha menghindar ke sisi arena, namun Rei masih bisa mengejarnya.

'Meskipun aku telah menggunakan Green Magic tingkat tinggi, dia masih bisa mengejarku? Kecepatannya jauh berada di atasku'

Sementara Astrid berurusan dengan Rei. Evan langsung menerobos maju sambil melantunkan mantra Iron Armor.

Alex hendak menusuk Leon dan mengeluarkannya dari pertandingan, tapi dia terkejut dengan kedatangan Evan yang tiba-tiba. Alex langsung beralih untuk menghentikan Evan.

'Sial! Jika saja mereka sedikit terlambat bertindak, aku pasti sudah mengeluarkan kapten tim mereka dari pertandingan'

"Tifa!"

Alex meneriakan nama itu. Tifa… gadis yang memegang busur mengerti apa yang harus dia lakukan.

Alex menggambar sebuah lingkaran sihir besar di hadapannya. Sejumlah tombak es dibuat secara instan dan meluncur menuju Evan layaknya anak panah.

Evan telah selesai merapal mantra. Tubuhnya berubah gelap dan gemerlap layaknya permukaan besi. Dia menyilangkan tangannya di depan wajahnya untuk melindungi bagian mata yang masih bisa terluka. Evan menerobos maju sambil terus menerima serangan tombak es dari Alex.

Evan tidak terluka, namun setiap kali tombak es pecah setelah menabrak tubuhnya, dia merasakan hawa dingin yang mampu menusuk tulang. Suhu itu cukup untuk membuat seseorang mati kedinginan jika berlangsung secara terus menerus.

"Yue!"

Yue langsung mengerti maksud Evan.

"Orange Magic… Elemental Resistance"

Penguatan itu setidaknya dapat mengurangi hawa dingin yang dirasakan oleh Evan.

Evan berhasil sampai di barisan depan tim lawan. Dia berhadapan dengan Alex. Alex memainkan tombak di tangannya dengan indah dan menusuk dengan cepat.

Evan terus berusaha menghindari mata tombak yang berbahaya itu. Yui mendukungnya.

"Green Magic… High Response"

Koda membalas.

"Black Magic… Slow Response"

Efek kedua sihir itu saling membatalkan. Yui merasa kesal, dia mulai melemparkan sihir lain pada Evan.

"Green Magic… Swift Leg"

Kali ini Ehwa membalas.

"Black Magic… Heavy Leg"

Sementara Yui dan tim Alex beradu sihir. Tifa sedang menarik anak panah dan bersiap menembak Leon yang sedang berlutut di tanah karena dilemahkan.

Yue sedang sibuk mendukung Astrid yang terus berhadapan dengan Rei.

Reo akhirnya bangkit kembali setelah terkena serangan Leon. Dia masih kesulitan berdiri tapi akhirnya berhasil menstabilkan pijakan.

Reo meraung marah. Crest hitam miliknya memancarkan aura gelap.

"First Crest of Demon Dragon… Dragon Change"

Sisik hitam di tangan dan dadanya mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Sebuah sayap hitam pekat muncul dari belakang tubuhnya.

Suara naga meraung dapat terdengar jelas.

Elvi menyipitkan matanya, dia memperhatikan perubahan yang begitu tiba-tiba itu.

Reo langsung tiba di hadapan Elvi dalam sekejap.

Elvi kaget.

"Huh?"

Dia tidak sempat bereaksi dan langsung terlempar mundur karena pukulan Reo.

Yue dan Yui yang sedang sibuk mendukung rekan setimnya yang lain menjadi sedikit khawatir.

'Kenapa dia datang di saat seperti ini?!'

Ini waktu yang tidak tepat. Saat ini Yue dan Yui tidak boleh lengah dalam mendukung Astrid dan Evan. Lengah sedikit saja keadaan tim mereka bisa menjadi buruk.

Sekarang yang tersisa hanyalah Ario. Dia begitu gugup dan ketakutan. Reo memancarkan aura yang menakutkan dan berbahaya.

'Sial, kenapa harus aku yang menghadapi orang ini?! Dia terlihat sangat marah dan berada dalam Dragon Change'

Tiba-tiba Long Yue… kadal kecil milik Ario melompat dari dalam bajunya dan dengan berani menghadapi Reo yang puluhan kali lebih besar darinya.

"Long Yue?!"

Ario terkejut, tapi tidak ada lagi yang bisa dia andalkan.

Long Yue kecil melompat ke arah Reo. Reo meninju tubuh kecil Long Yue dengan kasar. Long Yue terlempar sangat jauh.

Ario mengkhawatirkan kondisi Long Yue, tapi dia juga harus mengkhawatirkan situasinya sendiri.

Reo berjalan pelan menuju Ario dengan rasa sombong dan tanpa takut. Setiap bunyi ketukan kaki Reo di lantai membuat Ario semakin takut.

Ketika Reo berjarak kurang dari sepuluh langkah dari Ario, Long Yue muncul lagi di hadapannya setelah berlari jauh. Long Yue memiliki luka di tubuhnya, namun dia masih memaksakan diri untuk menghampiri Ario.

Ario hampir menangis. Dia merasa malu karena menunjukan sisi lemahnya pada Long Yue.

Long Yue mengeluarkan suara imut seperti kadal yang menjerit. Arena berguncang. Beberapa bagian lantai arena retak dan menuju ke arah Long Yue. Bebatuan itu menyelimuti tubuh kecil Long Yue dan akhirnya membentuk seekor kadal batu setinggi satu meter dengan panjang dua meter.

Ario terpukau, tapi Reo tidak peduli dan langsung memukul kepala kadal batu.

Ario langsung bertindak.

"Brown Magic… Hard Defense, High Defense"

Pertahanan kadal batu telah diperkuat, namun masih ada bagian yang hancur meskipun sedikit. Long Yue langsung berusaha memulihkan bagian yang hancur itu dengan bebatuan lain.

Elvi mulai tersadar, namun badannya terlalu sakit untuk digerakan. Dia mengarahkan tangannya pada kadal batu.

"First Crest of Solar Phoenix, Flame Soul"

Sebuah Crest merah membara muncul di belakang Elvi. Crest itu bersinar cerah dan langsung memunculkan sekumpulan api menuju kadal batu.

Kadal batu… atau lebih tepatnya Long Yue menyerap semua api itu. Permukaan tubuh kadal batu yang semula hanya terdiri dari bebatuan berwarna coklat mulai memerah. Lahar panas memenuhi setiap celah yang ada, sementara semua bebatuan menjadi hitam pekat.

"Fusion Magic Tamer and Elemental, Inferno Lizard"

Inferno Lizard meraung keras, dia langsung menggigit lengan Reo. Reo berusaha melepaskan diri, namun dia tidak bisa. Panas yang menyengat mulai menembus sisiknya dan meresap hingga ke tulang.

Reo menjerit kesakitan dan terus melawan dengan memukul Inferno Lizard. Tapi suhu tinggi terus mencapainya setiap kali dia menyentuh Inferno Lizard.