Chereads / Rise of Grand Crest / Chapter 16 - Perawatan luka

Chapter 16 - Perawatan luka

Leon sedang terbaring di sebuah tempat tidur putih sambil memejamkan matanya. Dia tidak ingin membuka matanya sekarang. Alasannya adalah…

Elvi berteriak, "Kakak, kamu sangat bodoh! Mengapa kamu berlari dalam kondisi masih terluka begitu?!"

Evan protes, "Kapten, sepertinya kau bersenang-senang dengan gadis dari kelas lain"

Astrid membuat gosip baru dengan semangat, "Ah, apakah mungkin kapten menyukai gadis itu? Aw~ ini gawat~" meskipun begitu dia justru tersenyum lebar.

Yui terus memaksa Leon untuk bangun dengan mengguncang tubuhnya, "Kapten~ bangunlah. Kita perlu bicara"

Yue berbisik ke telinga Leon, "Tidak apa-apa, aku bisa menjaga rahasia"

Leon membatin, 'Tidak, ini tidak seperti itu. Sekarang aku bingung bagaimana menghadapi ini semua'

Ario sedang bingung bagaimana beradaptasi dengan situasi yang tiba-tiba ini. Dia ingin mengatakan sesuatu juga tapi selalu disela oleh yang lain. Pada akhirnya Ario hanya bisa diam sambil berpikir tentang apa yang telah Leon lakukan.

Leon memejamkan mata sambil berkeringat dingin. Dia menerima banyak masalah batin dari rekan timnya.

Pada akhirnya mereka pergi setelah mengganggu Leon selama setengah jam.

Setengah jam itu waktu yang cukup lama, kau tahu. Dan bagi Leon, waktu itu adalah waktu paling lambat dan menyiksa.

Leon sedikit membuka mata dan melirik sekitar untuk memastikan teman-temannya telah pergi. Setelah memastikan hal itu, Leon bangun duduk di atas tempat tidur.

Leon menghela napas kelelahan, "Haah… itu hanya salah paham. Aku perlu menjelaskan pada mereka setelah ini"

Leon mendengar suara pintu diketuk.

"Hm? Siapa itu? Apakah mereka kembali lagi?!"

Leon buru-buru berbaring kembali dan berpura-pura sedang tidur.

Seorang gadis masuk.

"Hei, maaf aku masuk. Aku sedikit khawatir ketika tidak ada jawaban meskipun aku sudah mengetuk pintu"

Suara itu terdengar manis dan lembut, Leon merasa nyaman hanya dengan mendengar suaranya. Leon membuka mata…

Namun yang dia lihat adalah Yui.

Yui berteriak, "Ha! Kapten ketahuan! Kamu menipu kami dengan pura-pura tidur"

Leon membatin, 'Oh sial'

Tidak lama setelah Yui berteriak, rekan timnya yang lain mulai datang lagi.

Leon memaksakan dirinya untuk tersenyum. Penyiksaan ronde kedua dimulai! Yeyyy!

Mereka protes pada Leon lebih lama dari sebelumnya. Kali ini berlangsung selama hampir satu jam.

Setelah semua temannya selesai protes, Leon mulai menjelaskan situasinya. Namun penjelasan Leon justru membuat kecurigaan mereka semakin kuat.

Pada akhirnya mereka pergi setelahnya.

Leon menghembuskan napas kelelahan.

Suara pintu diketuk dapat terdengar lagi. Leon buru-buru berbaring dan menyelimuti dirinya dengan selimut.

Suara gadis dapat terdengar, "Permisi, apakah Leon dari kelas kelima ada di sini?"

Leon tidak mengenali suara itu, dia bangun untuk melihat sumber suara itu. Tifa sedang berdiri di balik pintu yang setengah terbuka.

"Tifa?"

"Ah, Leon! Rupanya kamu di sini"

Leon bingung, "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Tifa tersenyum cerah, "Aku mendapatkan kabar dari Lea bahwa kamu pingsan karena kehilangan banyak darah dan dirawat di sini"

Leon masih bingung, dia tidak tahu apa yang harus dikatakan pada Tifa.

Tifa menyadari itu, dia memulai pembicaraan.

"Terima kasih karena sudah menepati janjimu. Lea dan Iva sudah memberitahuku apa yang terjadi. Meskipun mereka hanya memiliki luka memar, kamu mau menyembuhkan mereka."

"Tidak masalah, aku hanya ingin menepati janji yang aku buat. Bagaimana dengan lukamu?"

Tifa menunduk dan menyentuh perutnya, "Aku baik-baik saja. Perawat bilang padaku untuk istirahat beberapa hari dan datang ke ruang perawatan secara teratur. Dalam dua hari luka ini bisa sembuh"

Tifa tersenyum seperti luka itu bukan apa-apa baginya.

"Tapi bukankah kamu akan bertanding lagi dalam dua hari? Apakah kamu berniat ikut bertanding dengan luka seperti itu?"

Leon sedikit khawatir.

Tifa menjawab, "Tidak apa-apa, aku bisa menjaga diriku. Maaf soal luka di kakimu"

Leon melirik kakinya yang diperban, "Tidak apa-apa, ini hal yang biasa dalam pertandingan. Sihir Healing Light milikku masih terlalu lemah untuk menyembuhkan sepenuhnya luka yang dalam. Aku saat ini hanya bisa menyembuhkan luka ringan seperti memar dan goresan. Jika kamu mau, aku bisa membantu kesembuhanmu. Yah, meskipun hanya sedikit, aku ingin membantu"

Tifa tersenyum lembut pada Leon, "Kamu laki-laki yang baik. Aku akan sangat senang jika kamu mau membawaku jalan-jalan lain kali"

Tifa pergi setelah mengucapkan selamat tinggal. Leon merasa senang Tifa mengunjunginya.

Leon turun dari tempat tidur secara hati-hati. Kakinya yang diperban masih sedikit nyeri, tapi dia tidak ingin berlama-lama di sini.

Leon keluar ruangan dan menutup pintu. Seorang gadis juga keluar dari ruangan di sebelah bersamaan dengan Leon.

Gadis itu menunjuk Leon karena terkejut, "Hah! Si bocah ular!"

Leon berbalik menunjuknya, "Ah! Si gadis es!"

Gadis itu berteriak marah, "Siapa yang kau panggil gadis es?! Aku punya nama! Anna Yoko, ingat itu!"

"Aku juga bukan bocah ular! Namaku Leon Farnos!"

Percikan api perselisihan muncul di antara keduanya. Anna Yoko adalah gadis dari kelas keempat, tim pertama yang tim Leon hadapi pertama kali.

Leon masih marah karena dipanggil bocah ular, tapi dia masih terkejut ketika melihat lengan kanan Anna yang diperban.

Leon bertanya, "Apakah luka di lenganmu cukup serius?"

Anna melirik lengannya lalu menjawab, "Bukan masalah besar. Aku hanya mengalami patah tulang ringan"

"Bagaimana bisa itu disebut ringan?! Biarkan aku melihatnya"

Leon mendekat dengan cepat, tapi Anna menepis tangan Leon.

Leon bertanya, "Apakah itu sakit?"

Anna berteriak, "Tentu saja sakit, dasar bodoh. Tidak mungkin tidak terasa sakit"

"Aku akan membantu"

Leon mengangkat tangannya.

"White Magic… Weak Pain"

Leon meringankan rasa sakit yang diterima Anna. Leon menyadari bahwa kemampuannya saat ini tidak cukup mampu untuk membantu kesembuhan Anna.

Anna menjadi heran dengan orang di depannya.

'Sungguh orang yang aneh'

Anna menatap lurus pada Leon, "Hei, aku punya saran untukmu. Berhati-hatilah pada kelas pertama"

Leon heran, "Bukankah timmu dapat mengalahkan mereka di pertandingan hari ini?"

Anna menjawab, "Ya, tapi aku pikir itu hanya karena keberuntungan. Baiklah, aku pergi dulu"

Anna pergi setelah mengatakan itu. Leon berpikir keras tentang apa yang dikatakan Anna.

Kelas pertama… Leon telah mendengar beberapa kabar tentang mereka belakangan ini. Mereka disebut sebagai 'kelas yang dipenuhi banyak bakat'. Wali kelas mereka adalah guru yang sama kerasnya dengan Hana Irena. Dia memastikan untuk memberikan pengajaran terbaik untuk mengasah bakat siswanya.

Leon tidak terlalu memperhatikan pertandingan tim Anna hari ini. Tapi jika melihat dari seberapa serius luka yang diterima Anna, kelas pertama pasti adalah tim yang paling berbahaya.

Tantangan dari Hana Irena telah diselesaikan. Tim Leon sekarang memiliki teman kecil yang bisa diandalkan. Kemampuan yang ditampilkan Long Yue selama pertandingan hari ini benar-benar membuat Leon terkesan. Sekarang mereka punya lebih banyak senjata rahasia dan kombinasi rencana yang bisa dipakai.