Dalam sebuah Portal dungeon tingkat pemula, biasanya akan di isi oleh 2 – 3 party peringkat E. Masing masing anggota di dalamnya berlevel 5 – 10 dan juga jumlah angka kematian di dalam dungeon tingkat ini sangatlah sedikit. Tidak ada yang tau apa dan dimana portal itu akan mengirim Mercenary jadi spekulasi dalam mengetahui tipe tipe dungeon akan sangat sulit. Semua berakhir dengan pertaruhan dan persiapan diri dalam menghadapi kasus ini.
Tapi, ada satu hal yang dapat dan pasti di ketahui oleh setiap mercenary. Bahwa, setiap dungeon tingkat pemula pasti akan mengirim mereka ke dungeon tipe Goa, Reruntuhan, dan Hutan. Diantara tiga tempat ini semua teracak dalam portal biru. Meskipun tidak menjamin keselamatan karena tempat yang akan di tuju acak, masyarakat masih menerimanya. Dan untuk dungeon dengan portal Kuning keatas tidak ada yang tau portal itu akan mengirim kemana para mercenary. Ada salah satu kasus yaitu satu party di kirim ke planet lain dan berakhir dengan cara di hancur leburkan monster – monster disana.
Bagaimana semua orang tau kau tanya?, tentu saja karena setiap party Elite pasti akan di berikan alat perekam video dan suara di perlengkapan mereka. Semua itu di danai oleh pemerintah, dan karena ini juga menguntungkan bagi kedua pihak, bagi pemerintah mereka bisa tau apa yang terjadi dan bagi party Elite tersebut mereka akan di berikan royalti karena telah menyelesaikan dungeon tingkat tinggi.
Ada dimana alat perekam video hancur tapi perekam suara tidak. Kenapa? , karena alat perekam suara itu memiliki ketahanan yang sangat kuat. Hampir bisa dibilang seperti Black box yang ada di pesawat – pesawat namun ukurannya tidak lebih dari kepalan tangan anak kecil.
Deny sekarang sedang berada di rumah miliknya. Ia mempersiapkan seluruh perlengkapan untuk sekolah, tidak seperti dulu. Kini setiap orang memiliki hak membawa senjata keluar rumah, ya ... meskipun masih di awasi oleh pemerintah.
Deny dengan JobClass Knight miliknya ia selalu membawa pedang pendek di pinggangnya. Mungkin ada di mana monster yang terlepas dari dalam dungeon berkeliaran di sekitar. Ini disebabkan karena adanya Gelombang kehancuran dungeon, di karenakan dungeon tidak di selesaikan dengan cepat dungeon meledak dan mengeluarkan berbagai monster yang ada dari dalamnya dan alhasil. Semua warga sipil terbunuh karenanya. Pemerintah tidak ingin menanggung beban dan emosi kebencian dari rakyat dan akhirnya memperbolehkan warga membawa senjata namun seperti yang di jelaskan tadi, masih dengan pengawasan.
Gurusak.., gurusak.., suara dari barang – barang yang di masukan kedalam tas. Sekarang sudah pukul tujuh dan sekolah masuk pukul delapan tiga puluh. Masih banyak waktu sebenarnya, tapi karena jarak yang cukup jauh deny harus cepat – cepat pergi dan berangkat ke sekolah.
Jarak rumah Deny dan sekolah berkisar 30 menit naik sepeda. Di sekolah Harapan Bangsa terdapat peraturan ketat dengan melarang setiap murid untuk menaiki motor saat berangkat kesekolah. Akhirnya para murid dengan terpaksa memakai sepeda atau diantar dengan motor.
" Buku, Pulpen ... ah, sudah semua. " ucap deny sambil mengangguk memeriksa isi tasnya. ' Mungkin aku harus membawa pulpen lebih? , mungkin ada yang ingin pinjam nanti. ' dan memasukan pulpen tambahan kedalam tasnya. Dia memakai tas dan melihat jam di tangannya.
" gawat , hampir jam 07 : 20. Aku harus cepat – cepat " lalu pergi keluar kamar miliknya. Ibunya yang berada di dapur memanggil dirinya untuk cepat – cepat makan dan setelah itu ia langsung bergegas pergi.
Di perjalanan menuju sekolah, deny menggunakan sepedanya dan mengayuhnya dengan cepat. Dan setelah 10 menit mengayuhkan sepedanya. Ia bertemu teman lamanya dari SMP, ia adalah laki – laki dengan tubuh atletis bernama Yoga. Yoga memanggil Deny dan mendekatkan sepeda miliknya kearah deny.
" Pagi den. " ucap Yoga menyapa dirinya.
" Pagi juga, kau juga di terima di sekolah itu? Oh! Kita bersama – sama lagi sekarang ya!, aku senang." Jawab Deny kepadanya karena melihat seragam yang Yoga kenakan sama seperti miliknya.
" Iya, aku juga senang. Ah ia, apa kau sudah melihat berita ? " tanya Yoga sambil mengisyaratkan untuk berbicara sambil berjalan. Deny mengerti dan mengayuh sepedanya dengan kecepatan standar.
" Berita? , yang mana? " jawab Deny. " Itu loh. Berita tentang di temukan-nya cara untuk mengalahkan monster di tingkat atas. " sahut Yoga melirik kearah kanan tempat deny berada.
" ah, yang itu. Aku tahu ... aku melihat di internet bahwa untuk mengalahkan monster dengan tingkat tinggi harus menggunakan senjata yang terbuat dari Monster core atau Batu berlian dan bahan – bahan lain dari dalam dungeon. "
" Benar, yang itu. Sekarang harga berlian yang berada di dalam dungeon awal saja sudah berkisar 500 sampai 1 Juta. Bukankah pekerjaan Mercenary ini sangat menjanjikan? " Ucap Yoga sambil tersenyum kepadanya. Yoga berasal dari keluarga sederhana, jadi wajar bagi dirinya tergiur dengan uang cepat.
" Ya menjanjikan, tapi bahayanya juga sangat menjanjikan kau tahu? Apa kau berniat mati muda? " Jawab Deny dengan tersenyum jahil.
" Hahaha~, terimakasih telah menghawatirkan diriku. Tetapi, aku sudah memutuskan untuk menjadi professional mercenary setelah lulus dari sekolah "
" Keh, siapa yang menghawatirkan dirimu. Aku hanya ingin mengurangi saingan diriku di masa depan kelak. " ucap deny dengan tersenyum kepadanya. Yoga sadar betul bahwa temannya ini menghawatirkan dirinya dan berusaha untuk mengendurkan niatnya menjadi Mercenary karena itu sangat berbahaya.
Mereka berdua tertawa lepas dan tidak menyadari bahwa telah sampai di depan gerbang sekolah. Di depan gerbang berdiri seorang lelaki dengan tubuh besar dan dua pedang di punggungnya. Lelaki itu menyadari kehadiran dua orang murid baru di depannya dan menghapirinya.
" Selamat pagi, kalian murid baru? " ucap lelaki itu sambil bersapa.
" ya, kami murid baru." Jawab yoga. " Kalau begitu, kalian berjalan saja dari arah lapangan disana. Setelah sampai sana kalian bisa melihat tempat parkir untuk sepeda. Ah, benar juga. Namaku Agus Prayuda. Panggil saja Pa Yuda, Salah satu guru di sekolah ini. " berkata seperti itu bapak yuda menunjukan arah telunjuknya ke arah kanan dan menyuruh mereka masuk kedalam.
Setelah mengucap terimakasih kepada Pa yuda. Mereka masuk kedalam sekolah dan menaruh sepedanya di parkiran dekat lapangan seperti yang di tunjukan oleh bapak yuda.
" Ah ia, apa kau sudah menyelesaikan Daily Quest? Hari ini? " tanya Yoga sambil berjalan menjauh dari sepedanya.
" Belum, Daily Quest ku sedikit sulit. Masa aku di suruh melakukan 5000 ayunan dalam pertarungan, sedangkan aku tidak memiliki teman sparing atau apa di rumah. " jawab Deny sambil mengangkat kedua bahunya, lalu menghela nafas.
" Ya, namanya juga Quest. Lagi pula, setiap hari kan Quest ini berubah – ubah. Sudah kau cek lagi quest hari ini? "
" Belum, sebentar. "
[ Nama : Deny Suhendra Ras : Manusia JobClass : Knight Level : 1
STR : 7 VIT : 5 AGI : 20 INT : 15
MANA : 50 MAGIC : - Tittle : Newborn Human ]
[ Normal Quest ] : 1 Quest dapat di akses
[ World Quest ] : -
[ Job Quest ] : -
[ Reward ] : -
[ SKILL SLOT : 5 ] " Belum ada skill yang di pelajari " ]
[ Daily Quest ] : 3 Quest dapat di akses
1. Bunuh 5 Monster liar yang lari dari Dungeon. [ 0 / 5 ]
2. Dapatkan 30 Monster Core dari setiap dungeon yang ada. [ 0 / 30 ]
3. Sukses menahan serangan Frontal dari monster [ 0 / 45 ]
Reward : 1 Stats di berikan.
# Akan di reset setiap 1 hari berlalu.
[ Normal Quest ] : 1 Quest dapat di akses
1. Selesaikan dungeon pemula. Solo atau Party [ 0 / 1 ]
Reward : Skill [ Diagonal Slash ] di berikan.
" Ah, benar. 1 Quest berubah di Daily Quest. Tapi tetap saja sulit untuk diriku yang sekarang. "
" Haha, sabar. Ayo ke aula sekolah, kita sudah hampir terlambat. "
Mereka berjalan dengan santai ke arah aula pertemuan murid baru. Sudah banyak yang datang ke sini dan duduk di bangku mereka. Sepertinya setiap bangku sudah di namai dan setiap murid harus duduk di tempat yang sudah deberikan nama itu.
" Ah aku di sini. " ucap Deny menunjuk nama yang ada di bangku dekat pintu masuk.
" aku dimana ... ah , ketemu. Kita tidak terlalu jauh duduknya. " sahut Yoga menunjuk bangku yang ada namanya. Letaknya dua baris dari tempat duduk Deny. Mereka tersenyum dan duduk di bangku mereka masing – masing.
#
Di dalam portal biru, beberapa party terkirim dengan misi untuk menghancurkan Dungeon Core. Dungeon core ini adalah seperti namanya, yaitu inti dari dungeon itu sendiri. Apabila Core ini ancur, di pastikan bahwa dungeon tersebut akan hancur beserta monster yang ada di dalamnya dan para mercenary akan langsung terkirim kembali ke tempat awal mereka.
" ... , bosan , hey mau sampai kapan kita berada di sini, sudah dua jam loh dua jam. " kata ini terucap oleh salah satu Mercenary. Nama dari mercenary ini adalah Fharo, dengan JobClass Nercromancer, bersama dengan teman party nya sekarang sedang berada di dalam dungeon.
Dungeon yang ia masuki bertipe Reruntuhan dengan sebuah labirin di dalamnya. Mereka sudah terjebak di dalam sana selama dua jam. Waktu di dalam dungeon berjalan lebih cepat dari pada di bumi. Jika di bumi 1 jam sama dengan 60 menit. Di dalam dungeon 1 hari sama dengan 1 jam di bumi. Jadi mungkin hanya baru terlewat beberapa menit di dalam dungeon, namun bagi orang yang ada di dalamnya seperti sudah cukup lama.
" ya sabar lah, namanya juga kita sedang di dalam labirin. Susah mencari jalan keluarnya kau tau? " sahut Dimas. " ya , aku juga tau ... tapi aku bosan berputar – putar di dalam sini. Ini sungguh aneh karena tidak ada serangan monster sama sekali dari awal kita masuk ke dalam portal. " , jawab Fharo.
" ini memang sedikit aneh seperti kata si fharo, ... tapi. Kenapa? " ujar Topa yang melihat ke sekitar.
" Mungkin mereka sedang merencanakan sesuatu? Seperti membuat jebakan atau apalah... " kata Dimas, " Entah lah, ... ah ada tombol, *Pencet~* "
" Ah bodoh! , jangan asal pencet!! ... tidak terjadi apa – apa ? " , Tombol berada tepat di samping tembok, dengan keadaan kotor dan tanpa ada yang merawat. Dan juga tanpa memikirkan konsekuensi apa – apa , fharo memencet tombol tersebut.
" bikin takut aja, ... apa yang terjadi jika itu adalah jebakan?? Kau ingin membuat kita semua mati di sini !? " sahut dimas dengan suara yang di tekan.
" Haha, santai lah, ini juga tidak terjadi apa – apa kan? Lagi pula. Pasti semua tombol di sini sudah tidak berfungsi semu-AAAAA AAAAA~~~!!!! "
Lantai batu yang mereka tapaki dengan cepat membuat lubang yang menjatuhkan mereka bertiga. Mereka berteriak dan terjatuh kedalam ruangan seperti gua. Lubang yang menjatuhkan mereka dengan cepat tertutup dan tidak ada jalan keluar lagi.
" fyuh ... untung kita tidak mati , syukurlah " ucap fharo dengan senang, meskipun ada banyak sekali keringat menetes dari dahi-nya.
" si kampret, untung kita tidak mati. Jangan asal mencet tombol di sekitar kau dengar? " sahut Dimas dengan wajah yang masih membiru dan berkeringat dingin.
" kau, ... kalau aku mati akan ku gentayangi kau , lihat saja nanti... " kata topa masih dengan nafas tidak teratur.
" hahaha, itu tidak akan terjadi, karena jika kau mati. Aku juga pasti akan mati , tenang saja kau masih akan menjadi temanku meskipun kita akan menjadi hantu nanti haha... "
" yang jelas, sekarang kita dimana ? " ucap dimas sambil mengangkat badannya dan mencoba berdiri.
" tidak tahu , ... mungkin di dalam sarang goblin? " jawab topa, " kita masih beruntung jika di sarang goblin ... tapi ini sepertinya bukan. " jawab dimas. " Kenapa memangnya? Bukannya sarang goblin seperti ini ? banyak tulang berserakan ... mungkin Kobold? " jawab fharo sambil melihat sekeliling.
" Kobold ya, ... tidak. Itu tidak mungkin sepertinya, karena kobold biasanya berada di daerah perhutanan. Diakan seperti anjing yang berjalan dengan dua kaki. "
" Terus? , berarti memang goblin kan? " ucap Fharo, dan Dimas menggelengkan kepalanya lagi. Kali ini wajah dia terlihat seperti orang yang sudah mendekati akhirnya. Dan menjawab
" Bukan ... , ini, sepertinya monster house! Cepat bersiap untuk pertarungan!! " sahut dimas berteriak dan menyiapkan Pisau di tangan kiri dan tongkat sihir di tangan kanan.
"" Monster House!? "" , Topa dan Fharo berkata bersamaan. Lalu menyiapkan senjata mereka masing – masing.
Fharo memanggil Noir dan Topa membuka tas miliknya lalu mengambil sekantung biji – bijian. Monster – monster berjalan keluar dari kegelapan dan merayap mendekati mereka.
" Kalau aku mati ini salahmu kau dengar! aku pasti akan menghantuimu!! "
" Sudah kubilang kan jika kau mati pasti aku juga akan mati! jadi kau tidak bisa menghantui ku kau dengar!? "
" Berhenti bercanda! , ini bukan waktunya untuk itu! "
#
Deny yang sedang berada di Aula sekolah sedang mendengarkan pidato dari kepala sekolah, Di belakang kepala sekolah yang sedang berpidato. Terdapat beberapa Guru di belakannya sedang duduk. Sepertinya menunggu giliran untuk berpidato dan memperkenalkan diri.
" Seperti yang sudah kita ketahui, dunia kita sekarang sudah tidak seperti yang dulu. Ancaman sudah tidak seperti dulu yang hanya Teroris dan Preman. Sekarang ancaman sudah menjalar keseluruh bumi!, kita sebagai anak bangsa harus berjuang untuk melawan! Dan bersatu untuk melindungi diri kita dan keluarga kita masing – masing! , terimakasih. " kepala sekolah mundur dari mic dan duduk di bangku yang sudah di siapkan di belakang. Lalu MC maju dan membacakan acara selanjutnya.
Dan kali ini, seorang guru maju dan memperkenalkan dirinya.
" Ehem, selamat pagi. Apa diantara kalian ada yang mengenal ku?, ah sepertinya di bagian sini banyak yang mengenal bapa. Baik karena ada yang belum mengenal bapa akan memperkenalkan diri. Nama bapa adalah Ramadhan, seorang guru yang waktu ujian masuk menguji sebagian dari murid baru. Untuk kalian yang lulus, saya ucapkan selamat, dan selamat datang di sekolah kami yang tercinta ini. "
Yang sedang berbicara adalah seorang guru dari sekolah ini, dan deny juga mengenal dia karena dia adalah orang yang mengujinya saat ujian masuk waktu itu.
" disini bapa akan menjelaskan kurang lebih tentang Dungeon tingkat awal. Di dalam dungeon terdapat berbagai monster yang berbeda di setiap tempat di dalamnya. Dari Goblin, Ogre, Orc dan monster lainnya. " ucap Ramadhan sambil menatap murid – murid baru di sekolah tempat ia mengajar itu.
" tapi, ... dari semua yang berbahaya ada salah satu tempat yang jika bisa , harus kalian hindari. Tempat itu adalah Monster House, di tempat ini berbagai monster tinggal dan bersarang di dalamnya. Jika kalian masuk kedalam Monster House ini kalian akan terkunci di dalamnya dan tidak akan bisa keluar. Dan satu – satunya jalan keluar adalah dengan cara membunuh seluruh monster yan berada di dalamnya. "
Dia berdiam kembali beberapa saat, menutup matanya lalu membukanya kembali.
" jadi , jika bisa. Tolong hindari Tempat itu. Terimakasih. "
Dan seperti biasa , sang MC melanjutkan acara dengan memanggil beberapa guru lain. Dan acara selesai 2 jam kemudian. Deny berdiri dari bangku dan berjalan ke arah Yoga, dan sepertinya yoga sedang tertidur dan tidak mendengarkan sama sekali.
" Hey, ... bangun. Sudah selesai acaranya.. ", ucap Deny sambil menggoyang – goyangkan badan yoga. " Ah,.. urgh. 5 menit lagi... " , " Hey bangun. Ayo kita pergi mencari kelas kita. " kali ini dia mendorong hingga membuat yoga terjatuh dari bangku dan bangun karena terkaget.
" Ah!? , .. oh. Sudah selesai acaranya ya? " , ujar Yoga sambil mengucak mata nya dengan tangan kanan.
" iya , sudah selesai. Ayo pergi dan mencari dimana kelas kita ", " sebentar , ... ayo " yoga menguap dan setelah itu baru berjalan mencari kelas mereka.
" kau sepertinya mengantuk sekali , kenapa ? " tanya Deny kepadanya.
" huuaahhh..., aku habis begadang menonton bola. " , " sampai pagi? " tanya Deny kembali, dan yoga mengangguk pelan.
Mereka berjalan di lorong sekolah, mencari nama mereka di setiap pintu kelas. Dan disaat deny berjalan, ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga jatuh kelantai.
" Ah, maaf. Apa kau tidak apa – apa ? " kata deny dengan cepat , dia mengulurkan tangannya itu kepada gadis yang terjatuh di depannya.
" .... " , gadis itu berdiri tanpa menghiraukan tangan deny. Dan pergi begitu saja tanpa berkata apa – apa.
" .... oh, ayolah. Aku hanya mencoba membantu... " ucap deny sedikit kesal. Dan yoga hanya menepuk pundak kanan milik deny dan mencoba menghiburnya.
#
[ MONSTER HOUSE DI TEMUKAN. SUDDEN QUEST DI AKTIFKAN ]
[ TIDAK BISA KELUAR/LARI DARI DALAM MONSTER HOUSE SEBELUM ]
SELURUH MONSTER TERBUNUH [ 0 / 250 ]
MONSTER HOUSE CORE DI HANCURKAN [ 0 /1 ]
[ MONSTER CORE DI SEMBUNYIKAN OLEH GOBLIN SHAMAN, BUNUH SELURUH GOBLIN GENERAL UNTUK MENEMUKAN GOBLIN SHAMAN. ]
GOBLIN GENERAL [ 0 / 3 ]
[ QUEST INI MEMILIKI PERATURAN BAHWA PENANTANG DI MONSTER HOUSE TIDAK BISA MENYERANG JIKA TIDAK MENGHABISI ANAK BUAH DARI GOBLIN GENERAL SETIDAKNYA SATU PASUKAN. ]
[ TIDAK ADA BATAS WAKTU UNTUK MENYELESAIKAN QUEST INI ]
Panel Hologram terbuka di depan ketiga orang yang berada di dalam dungeon. Mereka terdiam dan berkeringat dingin, lalu mencoba menghubungi party lain dengan menggunakan Radio tapi yang terdengar hanyalah suara kaset kusut.
" Sepertinya kita harus menulis wasiat sekarang juga,... haha " ucap Topa yang sedang menggenggam sekantong biji tumbuhan. Dia tertawa pahit setelah berkata seperti itu.
" Kau kira monster di depan kita akan membiarkan kita menulis wasiat tersebut? " Ucap dimas, dia masih melihat kekiri dan kekanan. Rasa khawatir menjalar keseluruh tubuh dimas.
" Mungkin kita bisa bertanya kepada mereka dan meminta Time Out? " , Ucap Fharo sambil bercanda memecah ketegangan. Tapi mereka berdua menatap dirinya dan tertawa.
" Jangan berbicara seperti itu ketika tanganmu sendiri bergemetar hebat ... " Sahut Topa sambil mendengus.
" diam, ini gemetaran karena terlalu senang ... " . " Huhu, jangan berlagak kuat. Kita semua sedang ketakutan juga disini kau tahu kan? " jawab Dimas. " Tentu saja. " Sahut fharo cepat.
Monster di sekitar mulai menatap mereka bertiga dan mencoba mendekat perlahan. Suara telapak kaki yang terdengar menandakan bahwa monster yang ada untuk menyerang mereka itu tidak sedikit. Meskipun mereka sudah di beritahu seluruh total monster yang ada di monster house ini karena pesan dari Akashic.
Setelah itu , terlihat sesosok monster besar membawa gada di tangannya. ia memimpin gerombolan goblin di belakangnya.
" Guege.. ge,, gegege!! " Monster besar itu berteriak dengan bahasa monster dan mengarahkan gada-nya itu ke arah Dimas, Fharo dan Topa.
" Hey , aku tidak tau dia berbicara apa .. tapi sepertinya ini tidak baik, tanganku mulai bergemetar!! " Ucap Fharo berteriak, lalu ia menyuruh Noir untuk berjaga dan bersiap jika monster itu menyerang frontal kedepan. Lalu monster itu menurunkan gadanya dan duduk di bebatuan. Dia terlihat seperti seorang Guru yang sedang mengawasi murid nya, ya meskipun murid nya sama – sama Goblin sepeti dirinya.
" ... Sepertinya kita sedang di uji sekarang , tapi kurasa ini bisa menjadi peluang untuk mendapat Exp dan mengumpulkan pasukan. Benar kan? " Ucap dimas tersenyum lega.
" Benar, tapi aku hanya membawa sedikit mana potion. Harga sebotolnya ini sangat mahal " jawab Fharo sambil menarik busur di tangannya, Lalu membidik goblin – goblin yang terlihat mudah di kalahkan.
" GUGE--!? "
[ GOBLIN DIKALAH KAN, 20 EXP DI DAPATKAN. ]
Satu goblin terbunuh oleh anak panah yang di luncurkan Fharo. Dia merasa bersyukur karena goblin memiliki ketahanan yang sedikit dan jika mengenai Vital pasti akan langsung terkena Critical. Tapi dia tidak menduga akan langsung mengalahkan goblin di depannya itu.
" ... Haha, top. Sepertinya memang ada harapan ! " , jawab Fharo senang. " Sepertinya begitu! Baiklah. [ GROW UP! ] " sekantung biji di tangannya berubah ukuran menjadi 20% lebih besar.
[ MERUBAH BIJI TUMBUHAN MENJADI MONSTER SEED , ... SUCCES ]
" Woah, apa itu? " tannya Dimas. " Ini adalah salah satu cara untuk mengirit mana , aku dapat merubah biji tumbuhaan apapun menjadi menjadi tumbuhan monster dan mengendalikannya" jawab Topa bersemangat. Sepertinya rasa tegang di sekitar dirinya sudah hampir menghilang.
" Ro, Kau jaga belakang, aku akan menyerang Frontal. Dimas akan membantuku untuk menyerang. .. [ Tree Control! ] " Topa mengambil monster seed dari kantung dan menyebarkannya di sekitar. Biji monster seed bergetar dan mulai tumbuh dengan cepat. Ini adalah salah satu skill yang di dapat ketika mendapatkan job Druid. Semakin tinggi level skill ini , semakin mudah bagi pengontrol untuk mengendalikan tumbuhan dan semakin rendah pula mana yang akan di gunakan.
" bayang kan.. bayang kan... sebuah belati tajam yang terbuat dari tumbuhan. Semakin tipis mata belati itu maka akan semakin tajam ... , bagus. Sayat mereka Oh belatiku! " Untuk menyerang druid harus menggunakan mana yang banyak dan jika ingin mengurangi penggunaan mana yang berlebihan, mereka harus menggunakan alternatif. Jika di hutan , mereka harus bersentuhan langsung dengan Batang pohon untuk mengendalikannya.
Tetapi, jika [ Tree Control ] mereka mencapai level tinggi. Tidak terlalu perlu untuk menyentuh secara langsung pohon yang ingin di kendalikan. Druid tidak bisa langsung memunculkan pohon secara mudah. Walaupun druid berhasil memunculkan Pohon dengan menggunakan mana mereka dan mematerialisasikannya di dunia nyata itu akan sangat menguras tenaga mereka. Jadi kebanyakan Druid akan menggunakan Biji – Bijian seperti yang di lakukan Topa.
Druid bisa membuat bentuk apa saja sesuka hati mereka, tapi mereka membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menciptakan bentuk ideal yang mereka inginkan.
" O Pelindung hutan dan pengguna element angin 'Sylph'. Berikan sedikit kekuatan-mu untuk menghancurkan musuh – musuh di hadapan ku. [ Wind Bullet! ]. " Dimas mengucap mantra untuk mengaktifkan skill miliknya. Untuk tipe kelas seperti penyihir, mereka harus mengucap Mantra dan berkonsentrasi. Tapi, untuk battle mage seperti dimas yang bisa menggunakan 4 Element kehidupan seperti Angin [ Sylph ], Air [ Aqua ] , Earth [ Gnome ] dan Api [ Ignis ] dia tidak perlu terlalu berkonsentrasi karena sihir yang ia gunakan di bantu oleh Peri Element.
Seluruh musuh di depan mereka berdua tersayat dan terbunuh dengan cepat. Fharo yang di belakang melihat sekitar dan menemukan ada serangan kejutan dari goblin yang bersembunyi di sekitar batu. Sebelum Goblin meloncat menyerang Fharo membidik dan mengenai Jantung monster itu. Noir membantu mengalahkan monster di sekitar yang ingin mendekat dan mengganggu konsentrasi saat membidik. Setelah itu Noir naik kelevel selanjutnya dan berubah menjadi Skeleton Knight Lvl 4.
[ GOBLIN DIKALAH KAN , 20 EXP DI DAPATKAN. ]
[ GOBLIN DIKALAH KAN , 20 EXP DI DAPATKAN. ]
[ GOBLIN DIKALAH KAN , 20 EXP DI DAPATKAN. ]
[ GOBLIN DIKALAH KAN , 20 EXP DI DAPATKAN. ]
[ GOBLIN DIKALAH KAN , 20 EXP DI DAPATKAN. ]
.....
...
...
[ EXP MENCUKUPI UNTUK MENAIKI LEVEL SELANJUTNYA. ]
[ PROGRAM AKASHIC DI JALANKAN. LEVEL DI NAIKAN ]
[ TIDAK ADA HADIAH DALAM PENCAPAIAN LEVEL INI ]
Monster terus terbunuh dengan cepat , Topa dan dimas terus mengalahkan Goblin – goblin dan tidak terasa sudah mencapai 49 goblin. Lalu topa mengalahkan satu goblin lagi dan Panel Akashic muncul kembali.
[ QUEST INI MEMILIKI PERATURAN BAHWA PENANTANG DI MONSTER HOUSE TIDAK BISA MENYERANG JIKA TIDAK MENGHABISI ANAK BUAH DARI GOBLIN GENERAL SETIDAKNYA SATU PASUKAN. ] [ COMPLETE ]
[ ANDA SUDAH BISA MENANTANG GOBLIN GENERAL. INGIN MELANJUTKAN UNTUK MENYERANG GOBLIN GENERAL SEKARANG? ]
[ YES / NO ]
Di dalam pertarungan hidup dan mati seperti ini, goblin tidak memberikan waktu sedikit pun kepada mereka. Goblin terus menerus menyerang mereka bertiga tetapi karena quest sudah bisa di lanjutkan, mereka bertiga menjawab. [ YES ] dan para goblin kecil mundur kebelakang dengan patuh.