Chereads / Dungeon In Earth ( Indonesia ) / Chapter 8 - Chapter 7

Chapter 8 - Chapter 7

Tomy dan teman – teman sekelompok milik-nya sekarang sudah berhasil melewati bahaya. Sebelum nya, setelah mereka menyentuh seorang mayat, Quest tiba tiba muncul di hadapan mereka. Mereka tidak bisa apa – apa karena quest ini adalah Quest paksaan. Mereka tidak bisa lari ataupun sembunyi, satu – satunya cara mereka selamat adalah melawan.

Seharusnya mereka bisa dengan mudah mengalahkan Mayat hidup karena mereka berjalan lambat, tetapi karena Kutukan mereka akhirnya terpaksa harus melawan dengan keadaan tidak di untungkan di sana. Bahkan Blessing dari Lilia saja tidak terlalu banyak membantu karena di kurangi oleh Kutukan tersebut. Setelah bersusah payah mengalahkan seluruh Zombie, mereka akhirnya bisa keluar dan menyelesaikan Quest. Tetapi ternyata tidak, Quest yang di berikan oleh Dungeon Administrator adalah Quest lanjutan.

Belum lagi Quest itu langsung memunculkan Boss Dungeon, situasi semakin menyulitkan mereka untuk bertahan hidup. Tomy dan Axel yang sudah membulatkan tekad untuk mengalahkannya maju dengan putus asa, Lich yang di hadapan mereka adalah Lich yang memegang Sabit besar seperti dewa kematian. Sebelum sabit sang Lich sempat menyentuh Leher kedua kakak beradik itu, sang Lich mati dan Quest terselesaikan.

" Hey Lilia , berhenti menangis .. kita sudah selamat " Berkata seperti itu Maria mengusap air mata Lilia. Meskipun sudah di ceka air mata lilia tetap mengalir.

" Hiks , .. tidak Maria. Ini hanyalah air mata bahagia .. terimakasih " jawab Lilia, setelah itu ia mengusap kembali Airmatanya dengan tangannya sendiri.

" Aku tidak tau harus berkata apa pada kejadian ini .. ini, ke ajaiban " Sahut Axel, ia berjalan bersama dengan kakaknya di sampingnya.

" Benar, seharusnya tadi itu tempat berakhirnya kita .. meskipun kita mencoba dengan sekuat tenaga. Lich itu pasti bisa membalikan seluruh serangan kita. Dia pun tidak memiliki nyawa, bagaimana dia bisa mati ? " ucap Tomy menyilangkan tangannya.

" Bukankah itu karena Party mereka mengahancurkan Jantung milik Lich? " ucap Maria.

" Jantung nya, tapi bagaimana bisa mereka menemukannya .. " Jawab Tomy bingung.

" Tidak tahu, tapi kita harus berterimakasih kepada mereka. Dan juga, berkat mereka kita mendapat Reward dari administrator kan? " Ucap Lilia. Dia sudah berhenti menangis , tetapi kantung matanya yang membengkak karena menangis masih terlihat memerah di wajahnya.

" ya , Kita akan menemui mereka nanti di Kampus dan berterimakasih kepadanya. " Ucap Axel.

" Saat kita meminta bantuan kepada mereka, apa yang mereka katakan maria? " Tanya Tomy kepadanya.

" Yang terdengar dari mereka adalah suara monster dan pengucapan nama skill. Sepertinya mereka sedang bertarung di tempat lain di dalam dungeon ini. " jawabnya. Setelah itu mereka keluar dari Portal dan muncul di permukaan bumi.

" ahh, angin yang menyejukan ini .. akhirnya kita kembali ke bumi~ " Ucap Maria senang. Dia lalu memegang tangan Lilia dan berlari.

" Jangan cepat – cepat maria , aku masih kelelahan " Sahutnya saat di tarik oleh maria.

" Btw Axel, Apa kau ikut Tournament minggu depan ? " Tanya kakaknya Tomy kepada Axel.

" Tidak, .. aku terlalu lelah untuk ikut Event seperti itu. Kalau kau Brother? " Ucap Axel bertanya kembali kepadanya.

" Tidak tau, setelah mendapat [ Sword Of Light ] ini aku ingin mencoba dan mengalahkan beberapa monster. " Ucapnya mengayunkan Pedang Putih kesana dan kemari.

[ Sword Of Light ], itu adalah pedang yang ia dapatkan ketika mendapat giliran saat menerima Hadiah dari pengurus dungeon.

" pedeang itu mengagumkan dan terlihat sedikit mengeluarkan cahaya .. apa itu? Side Effect? " tanya Axel kepadanya.

" ya, saat melawan musuh seperti Undead dan mayat hidup, serangan ku akan di naikan 30%. Sungguh Efek yang menarik , seperti yang di duga pedang ini memang seperti namanya. Pedang untuk menghancurkan kegelapan. " Jawab Tomy.

" Aku hanya mengambil STATS +5 dan menaikan ketahanan tubuhku. Sekarang aku seperti 10% lebih kuat dari sebelumnya. "

" Hahaha, bukankah itu bagus? Archer yang kuat bukanlah sesuatu yang buruk! " Ucap Tomy menepuk punggung Adiknya itu.

Lalu mereka Memanggil jemputan dengan Handphone dan mobil hitam muncul di hadapan mereka setelah waktu terlewat 30 menit.

" Selamat siang Mr. Julius " Ucap Lilia bersalam. " Selamat Siang Lady Lilia, Mrs. Maria. Silahkan masuk"

Ucap Julius, ia adalah seorang Supir sekaligus penjaga mereka di indonesia. Dia juga adalah seorang Mercenary Official di negaranya. Tetapi karena tradisi keluarga, ia harus mengapdi di keluarga Lilia dan bertugas sebagai Pengawal dirinya.

" Oh, Lady. Mengapa wajahmu seperti habis menangis? " tanya Julius , ia bertanya setelah menatap wajah Lilia.

" Tidak apa – apa Julius, aku hanya terkejut tadi karena Boss Dungeon sangat menyeramkan. " Jawabnya tersenyum kecil.

Julius sudah tau kebiasaan Tuannya itu, dan dia tau bahwa itu tidak sepenuhnya kebohongan. Ia merasa Tuannya itu tidak ingin membahasnya jadi dia hanya mengangguk dan berkata " Begitukah ? Jika semua baik – baik saja maka tidak masalah " dan berkonsentrasi dalam menyetir.

#

Sore hari pukul 16 : 34 , Ruangan Kepala Jurusan Universitas Pertahanan negara.

" hanya ini saja laporan nya? " , Ucap seseorang yang sedang duduk di kursi berputar berwarna hitam. Dengan name tag di atas kantung kanannya bertuliskan Didi Rafandi. Wajahnya sedikit terlihat menyeramkan , namun jika di kenal lebih baik dia adalah orang yang sangat baik hati.

Lalu , di hadapan bapak didi beridiri tiga orang mahasiswa yang sedang memegang Kertas file di tangannya. File itu berisikan laporan tentang bagaimana dan apa saja yang terjadi di dalam dungeon. Dan dari ketiga mahasiswa itu, salah satunya menjawab pertanyaan Bapak didi.

" Benar pak , selain kami terjebak di dalam Monster House dan tidak sengaja menghancurkan Jantung Boss dan Core dungeon tidak ada hal penting lagi yang terjadi. " Jawab Fharo kepadanya.

" Hmm, lalu bagaimana tentang perkembangan individual kalian? " balasnya dengan cepat. Selain menanyakan hasil laporan, Didi juga menanyakan perkembangan mereka. Jika mereka memang sudah berkembang pesat , mereka bisa saja di promosikan dan mengambil tes untuk menaikan RANK mereka.

" untuk perkembangan kami, .. sekarang orang yang paling tinggi levelnya hanyalah dimas. Dia sekarang menjadi level 20. Untuk saya sendiri baru menaiki Level 16. " Sahut Fharo menjawab. Lalu Topa melanjutkan. " Untuk level saya, saya sekarang sudah naik ke level 17 " ucapanya.

Bapak didi membolak balik kertas laporan dan membacanya kembali, Lalu berbicara.

" Administrator memberikan reward Sword Of Light, Return Scroll , Lich Robe dan staffnya lalu Stats Point dan Exp serta Skill book. Dari semua ini, Fharo mengambil Robe dimas Experience point, dan topa Skill book. Bisa kalian beri tahu apa saja kegunaan dari barang – barang yang kalian dapat? "

" Untuk skill book, saya membukanya dan mendapatkan sebuah skill [ Plant Contract ]. Skill ini bisa membuat saya menjadi seorang penjinak monster yang bernjenis tumbuhan. " Ucap topa menjelaskan.

Lalu pandangan mata bapak didi menuju dimas dan mengisyaratkan bahwa dia selanjutnya. Dimas sudah diam dari tadi tanpa berbicara apapun. mungkin itu sedikit mengganggu dirinya jadi ia ingin bertanya langsung kepadanya.

" a,.. ehem. Saya mengambil Experience Point dan mencapai level 20 dengan sekejap, lalu mendapatkan Random box dari pencapaian level. " jawab dimas.

" Random Box? " Balas Bapak didi bingung.

" Benar, dari dalam Random Box saya mendapatkan pedang ini. " dimas menunjukan pedang dengan bola mutiara di bawah gagangnya, lalu menjelaskan fungsi pedang itu.

" Pedang ini bernama Magic Sword, ia menambahkan 10% daya serang setiap mengenai lawan tetapi saya tidak tau kapan akan aktif karena tambahan efek ini datang secara acak. " ucapnya, ia lalu berhenti bicara menunggu tanggapan dari Bapak didi. Bapak didi hanya mengangguk dan ahirnya pandangannya menuju arah Fharo yang terahir dari party mereka.

" saya mengambil Lich Robe, jubah ini menambahkan 15% ketahanan terhadap serangan ber-atribut gelap dan kematian lalu menambahkan 10% mana bagi yang memakai jubah ini. "

" dan tentang Staff yang satu paket dengan jubah itu , bagaimana deskripsi-nya? "

" Untuk Death Staff, saya belum mencoba memakainya karena level saya belum mencukupi. "

" Begitu ya, baiklah. Semua sudah selesai , untuk Uang akan di kirimkan ke rekening kalian masing masing, Sekarang kalian boleh pergi. " ucap Didi mengahiri pertemuan.

" Terimakasih pak, Permisi. " , " Permisi " , " Permisi pak. "

Mereka bertiga keluar dari dalam ruangan dan berjalan di lorong sampai akhirnya keluar dan sampai di dekat pintu keluar kampus.

Setelah itu, sebuah mobil berhenti di hadapan mereka. Dan kelompok Mahasiswa yang bukan dari negara indonesia keluar dari sana. Mereka adalah Party yang masuk ke dungeon bersama Party Fharo.

" Selamat sore. " Ucap Tomy, ketua dari party mereka.

Dimas, Topa dan Fharo hanya menatap dan membalas salam darinya.

" ada apa? Kenapa berhenti di sini dan tidak me-markirkan mobil kalian di sana? " Ucap topa bertanya kepada mereka. Lalu , Axel menjawab pertanyaan dari topa itu.

" tidak, kami hanya ingin berbicara sebentar dengan kalian. " jawab Axel. " Benar, kami hanya ingin berterimakasih telah menyelamatkan kami di dungeon waktu lalu. " sahut Maria melanjutkan.

" Menyelamatkan kalian? " Ucap Dimas, ia tidak mengerti kenapa mereka di berikan rasa terimakasih karena mereka tidak melakukan apa – apa untuk mereka. Bahkan ia sadar bahwa party miliknya membuat party mereka sedikit kesusahan karena terpisah dan terpencar.

" ingat saat ada Hologram muncul? " ucap Tomy.

" Hologram? Yang mana? " sahut Fharo kepadanya.

" Hologram yang memberitahu bahwa kalian telah menghancurkan Jantung Lich .. , itu sangat membantu kami jika kalian tahu. " balasnya.

" oh, memangnya kenapa? Bukannya itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan? , kami juga sedang berlari dari kejaran monster. " Ucap Topa. Mendegar ini, Lilia bertanya kepadanya.

" di kejar monster? , memangnya ada apa? Bukankah jika monster kelas rendah bisa mudah kalian kalahkan? " Ucapnya. Lalu Fharo menjawab pertanyaannya.

" Ya benar, jika itu monster kelas rendah .. tapi monster yang menyerang kami adalah monster menengah yaitu ' Goblin General. " Sahut Fharo.

Mereka semua terkejut. Karena Goblin General itu jarang keluar di dalam dungeon kelas rendah seperti yang mereka masuki. Biasanya Goblin general menjadi Boss di dalam dungeon kelas rendah dan monster itu berubah posisi di dungeon portal Kuning, di dalam portal kuning , Goblin general sering berkeliaran membawa pasukan – pasukannya.

" G-Goblin general!? , bagaimana itu bisa terjadi?? " balasnya cepat. Matanya terbuka lebar dan sedikit keringat terlhihat mengalir dari dahi miliknya.

" ya, itu karena dia .. " Topa mengarahkan pandangannya ke arah Fharo.

" ya, .. karena dia. Haaahh.. " Lanjut dimas menghela nafas.

" Pfft, Itu hanya karena ada tombol di sana bukan berarti aku tidak boleh menyentuh atau memencetnya kau dengar? Jadi ini tidak sepenuhnya salah ku! Itu salah tombolnya yang ada disana!. " Sahut Fharo Protes.

" Nah, sekarang karena dia sudah mengaku mari kita laporkan dia dan masukan dia kepenjara dengan tuduhan Pembunuhan Berencana. Dimas , Sewa Pengacara untuku. " Ucap topa.

" Siap, segera laksanakan. " Sahut dimas mengambil Handphone miliknya dan mencoba memencet tombol di layar sentuh miliknya.

" Hey! Ok ! OK! Aku minta maaf kalian dengar !! "

" tiada maaf bagimu kau dengar? "

" Oh Astaga dasar kacamata brengsek."

" ya, sudahi bercandanya. Tomy kan? Kami terima rasa terimakasih nya. Kami sudah lelah jadi kami pulang duluan. Sampai jumpa. " Ucap Topa mengahiri percakapan.

" Tunggu, sejak kapan karaktermu seperti ini? " Balas Fharo tapi tidak di perdulikan.

" A,.. ah.. ia, sampai jumpa. Maaf menghambat. " Jawab Tomy, sedikit terkejut. Lalu , Fharo dimas serta Topa pergi dari hadapan mereka dan pulang kerumah. Yang tertinggal hanyalah party Tomy.

" huh, bagaimana aku mengatakannya.. sungguh party yang unik? " ucap Maria.

" haha, .. benar. " sahut Lilia. Lalu tomy menganjurkan mereka untuk segera menghadap dan melapor ke Bapak Didi.

#

Disuatu tempat seperti ruang rapat dengan meja bundar besar yang menghiasi di tengah tengah ruangan, terdapat seseorang yang sedang duduk diam memandangi sesuatu.

Ia duduk dengan menyandarkan tangan kanannya dan menopang dagunya dengan telapak dan jemarinya menyentuh pipi. Memandang Meja yang menampilkan keadaan bumi. Ia adalah Arypman yang dulunya bernama Arif Prasetyo, seorang manusia yang telah berhasil menjadi ras baru. Tetapi, bukan menjadi Newborn human melainkan Arch Angel.

Sebelum menjadi Malaikat , Aryp adalah seorang pelajar biasa. Ia menjadi seperti ini karena suatu alasan tertentu, yaitu Rasa keputus asaan.

Ia , saat di awal Dungeon Wave. Ia terjebak di dalam Portal Kuning dan tanpa perlengkapan apapun berusaha bertahan hidup.

Dengan usaha serta kerja kerasnya itu, membuat Lucifer tertarik dan menghampirinya.

Lucifer melihat Aryp yang berusaha seperti itu dan memberikan sedikit kekuatannya, alhasil Aryp menyerap lebih dari yang di berikan. Yang mengakibatkan Status-nya Force Update dan mengubah ras nya dengan paksa.

Karena Ras yang berubah itulah , Aryp di paksa harus tinggal di Kayangan. Meskipun di kayangan ia banyak mendapat cemooh dari malaikat lain, Ia tetap tegar. Karena ia berpikir ' Aku juga tidak ingin disini jika bukan karena kekuatan bodoh lucifer itu ! ' dan akhirnya tinggal dengan terpaksa.

Ia di berikan berbagai tugas oleh Dewa Bibiw, dengan berat hati ia menerimanya dan menyelesaikannya dengan cepat.

Kontribusi yang ia berikan bahkan sampai membuat Malaikat lain Kaget dan dengan sedikit memalingkan harga dirinya. Malaikat mengakui kerja kerasnya.

Sekarang ia menjadi salah satu Malaikat di bumi yang mengawasi apakah ada keganjalan dan memberi tahukannya ke Gabriel.

Gabriel dan Lucifer, Mereka sering sekali bertengkar ketika bertemu. Mungkin karena Lucifer yang seharusnya berada di Neraka itu sekarang berada di Khayangan, ia berjanji akan mengikuti Peraturan yang ada.

" Huft- Hari yang tenang .. " Ucap Aryp memandang Bumi dari atas. Lalu setelah beberapa saat. " .. Huh? , wait. " Ia mengerutkan alisnya dan menatap dengan seksama.

Yang di tampilkan adalah seorang manusia yang sedang berbicara dengan seorang iblis. Aryp mendekatkan tampilan dan menatap wajah iblis itu.

" bukankah itu Iblis? Apa yang ia lakukan dengan manusia ..? " Ucapnya, ia tidak bisa mendengar percakapan tetapi ia tetap memandang kedua orang itu. Sang manusia memberikan sebuah kotak hitam kepada iblis. Iblis dengan senang hati menerima nya sambil tertawa dengan senyuman menjijikan.

" itu ,.. apa itu? Apa yang sebenarnya mereka lakukan. " Sang iblis membuka kotak dan mengambil suatu benda dengan tangan kanannya. Benda itu bulat dan berlumur warna merah dengan rambut di atasnya.

" !? Kepala! Apa, apa dia ingin melakukan Pemanggilan Iblis!? " Ucapnya sambil berdiri dan memukul meja dengan kedua tangannya.

Sang iblis tertawa dan mengangkat kepala itu , darah segar yang masih bercucuran menetes dari leher yang terpotong itu di jilati oleh sang iblis.

" .. ini, aku harus segera melapor kepada Gabriel dan Lucifer! " Ia ingin segera berlari dan melapor, tetapi ia berhenti. Ia memandang kembali Tampilan itu dan menatap Iblis yang memegang kepala manusia itu.

Lingkaran sihir berwarna hitam terbentuk. Aura hitam pekat menyelimuti kepala itu dan menghilangkan seakan akan memakan kepala itu.

Lalu Lingkaran sihir hitam menyala. Aura negatif bisa di rasakan oleh Aryp. Dan dari bawah lingkaran Sihir, bangkit Mahluk dengan kepala kambing dan sayap hitam.

" Lesser demon .. tsk. " Ucap aryp , mendecak lidah dengan kesal.

Masih memandang tampilan, iblis suruhan seseorang itu memandang langit. tatapan matanya tertuju pada mata Aryp dan ia tersenyum. Aryp tersentak melihatnya. Lalu ia segera berlari dan mencari Gabriel.

#

Fharo, Dimas, Topa serta Deny. Sekarang tengah berada di dalam Cafe dan dengan santai berbincang – bicang. Setelah beberapa saat mereka berdiam di suatu meja di sudut ruangan, seorang pelayan menghampiri mereka dan bertanya apa yang ingin mereka pesan.

" Oh, Aku Teh tarik aja mba. " Jawab Fharo menatap pelayan itu, lalu pelayan pun menulis pesanan dan melirik ke arah Dimas. " Emm, .. ah, aku pesan Kopi Susu. ", Dan Topa " Aku Teh Susu dingin ". Yang terakhir adalah Deny. " Aku pesan Nutr*sari saja mba ".

Setelah menerima permintaan pesanan ia pergi beranjak dari Meja mereka dan berjalan ke arah dapur.

" Btw, Den. Kau melakukan apa akhir – akhir ini? aku jarang melihat mu. " Ucap Fharo.

" Aku? , bentar. Bukannya kita baru bertemu beberapa hari yang lalu? " Jawab Deny menyilangkan tangan-nya.

" Oh, benar. Dan juga jawab pertanyaan peratamaku. " , " Aku hanya berangkat ke sekolah. Memangnya kenapa? " Ucap Deny bertanya. Dan sebelum sempat di jawab oleh Fharo. Topa menjawabnya.

" Kau tidak tau? , sekarang kan bumi sudah berubah. Seluruh mahluk hidup ber-evolusi ke tingkat selanjutnya kan. Jadi sekarang kau harus berhati – hati di luar, karena hewan seperti tikus saja bisa membunuh warga sipil sekarang. " Ucap topa menjelaskan. Lalu Dimas melanjutkan dengan

" Karena sekarang sudah di berikan sedikit kebebasan dalam bersenjata, kau sebaiknya selalu membawa senjata mu itu. "

Menjawab dengan mengangguk, deny melirik ke arah pelayan yang sedang berjalan membawa pesanan mereka itu. Sang pelayan memberikan masing – masing minuman yang mereka pesan dan langsung pergi.

Mereka berempat mengambil minuman yang di suguhkan. Tetapi, sebelum sempat meminum dimas menjatuhkan gelasnya dan berteriak.

" Menunduk!!! [ Earth Wall! ] " , Gelas yang terjatuh membuat suara keras dan dimas dengan panik membuat pelindung tanah di dalam ruangan. Sesaat setelah itu suara benda menabrak tembok tanah yang di buat dimas terdengar.

dimas mematikan skill nya itu dan merubuhkan tembok tanah miliknya, dan yang terlihat di depan pandangan mereka adalah mobil hitam besar yang di lempar ke arah mereka.

" Huh!? , kenapa ada mobil mental mengarah ke sini! " ucap deny terkaget dan bingung. Dimas yang tadinya panik sekarang menghela nafas lega.

" sepertinya ada monster di luar yang sedang mengamuk. " ucap dimas, ia tahu karena Sylfia sang Roh angin memberitahunya.

" serius ?" tanya Fharo. " Ya, ini serius. " jawabnya langsung.

" Sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita tidak bisa langsung ikut campur dalam urusan ini. " Ucap topa.

" Mengapa tidak? " sahut deny, ia sudah bersiap dengan pedang di tangannya itu.

" Kita tidak bisa ikut campur, jika kita dengan gegabah menyerang monster ini. mungkin kita akan menghancurkan konsentrasi Mercenary di luar yang sedang bertarung. Sangsi yang di berikan sangat berat kau tau? " ucap fharo cepat.

" wew, tidak biasanya kau menjawab dengan bijak seperti itu " ucap dimas.

" benar, siapa kau? Orang yang asli tidak akan berbicara seperti itu. Tunjukan jati dirimu! " Ucap topa mengejek.

" Cuih! Sejak dulu aku memang sudah bijak kalian tau? " balas fharo kepada mereka. Dan yang di terima adalah mereka berdua berludah ketanah.

" jadi, kita harus bagaimana? " tanya deny, dia tidak tau harus melakukan apa sekarang setelah di beritahu seperti itu.

" Bukankah itu sudah jelas? " Sahut topa kepadanya.

" ya, benar sekali. " Fharo mengikuti dan dimas hanya mengangguk angguk.

" Jadi apa rencana yang kalian miliki? " ucap deny.

""" AMBIL LANGKAH SERIBU DAN LARI MENYELAMATKAN DIRI """

" ... "

Di luar Cafe terdengar raungan besar, Raungan itu terdengar sangat buas dan bisa membuat siapa saja ketakutan ketika mendengarnya.

Lalu, terlihat sosok reptil besar bersayap menyerang sekumpulan orang bersenjata. Orang – orang bersenjata itu sepertinya adalah pasukan rahasia yang dikirim oleh pemerintah dilihat dari seragamnya yang sama itu.

" Bertahan..!! jangan panik dan buat formasi bertahan!! " Ucap seseorang yang terlihat pemimpin dari kelompok tentara itu.

Tentara yang mendengar itu bergerak secara serentak dan membuat formasi, dari tas mereka , mereka mengeluarkan karung yang di gunakan untuk membuat barikade dan bersembunyi di belakannya.

Mengarahkan senjata yang pelurunya di isi oleh mana, tentara tidak kenal takut bersiap untuk menembak kapan saja.

" Bersiap..!!! , Tahan... TEMBAK!! " Ucap pemimpin itu berteriak.

Ddodododododododododododo--!!!

Suara tembakan terdengar kencang menghiasi telinga orang – orang , peluru – peluru yang di tembakan oleh mereka menusuk tepat ke tubuh monster itu hingga membuat monster berteriak kesakitan.

" Hey, itu naga bukan!? " ucap Fharo menatap reptil itu.

" Kurasa bukan ... , mungkin itu sejenis tapi bukan .. namanya kalau tidak salah way .. way apa .. " Ucap dimas menanggapi.

" Itu Wyvern. Dia lebih kecil dari naga, dan juga lihat lah kepalanya .. licin seperti ular. " Ucap deny.

" oh, kau benar. Dan monster itu juga tidak memiliki tanduk. Dan sisiknya bersinar terkena matahari itu terlihat licin jika di sentuh. " Balas Fharo.

" Tapi, bagian lainnya sepertinya sangat keras. " Ucap topa memperhatikan sisik Wyvern itu.

Lalu, entah dari mana, seseorang dengan seragam menghampiri mereka.

" kalian ber empat! Kenapa masih disini!? , cepat mengungsi ketempat aman! " Ucap orang itu mengomeli mereka.

" Ah , aku Mercenary Magang! Apa ada yang bisa kami bantu? " Ucap Dimas kepada orang itu.

Orang itu menghela nafas, lalu dengan cepat mengintruksikan mereka. Tapi sebelum itu mereka menyuruh memberikan bukti dahulu kepadanya. Dan mereka semua memberikan kartu kecuali deny.

" Hmm, sepertinya kalian berkata jujur. " ucap Orang berseragam.

" Bukankah kau sudah lihat kartu kami ? tentu saja kami berkata jujur. " Ucap Fharo kepadanya.

" baiklah, kalian bertiga bantu rakyat biasa untuk mengungsi ketempat yang telah di sediakan. Dan untuk anak ini .., kau sepertinya harus mengikuti ketiga temanmu dan jangan sampai terpisah dari mereka kau dengar? "

" Baik pak. " ucap deny pelan. " Permisi, kami meminta izin untuk menggunakan kekuatan kami. " ucap Topa kepada orang berseragam.

Lalu, orang itu memberikan laporan kepada atasanya sepertinya. Dengan radio yang di ambil dari pinggangnya ia menghubungi atasannya itu.

" Izin diberikan. Tapi jika kalian tipe penyerang kalian di larang memprovokasi monster. " Ucapnya mengingatkan.

" Tenang saja pak, kami bertiga tipe Penjaga belakang. " Ucap Fharo kepadanya.

" Baik, aku akan pergi membantu yang lain. Kalian jangan sampai mati disini dan membuat orang tua kalian sedih. Kalau begitu, sampai jumpa. " Ucapnya berlari meninggalkan mereka.

" .. ok, kalau begitu. [ Rise Up! Soldier Of The Death! ] datanglah Noir!, [ Direct Control! ] Agnis Mode!. " Ucap Fharo mengaktifkan skillnya dan memanggil Noir. Lalu membuat Agnis muncul di belakang tubuhnya.

" Woah! Itu kayak su*anoo .. ! " Ucap deny kepadanya. " Haha~! Ini bukan apa apa..! "

" meh, tapi kalau di lihat lihat. Noir Armornya sudah ganti ya? Sekarang sudah tidak terlalu berkarat dan jika di bersihkan terlihat bagus sepertinya. " Ucap topa melirik Noir.

Armor yang tadinya lusuh dan mudah hancur itu terlihat lebih baik sekarang. Dan pedang yang di pegangnya juga sudah lebih baik. Rohsai kayu yang di tangan kirinya juga sudah menjadi Besi.

" Syfia , Ignim. Datanglah dalam wujud fisik. " ucap dimas. Lalu, anak perempuan muncul di hadapannya sambil tersenyum dan melayang – layang di udara, rambut Sylfia berwarna Hijau sedangkan Ignim berwarna Coklat.

" Woah! Hey dim, mereka itu apa? " tanya Deny dengan mata berbinar – binar.

" .. ? ah, Sylfia itu Roh Angin. Dan Ignim Roh Tanah. Mereka adalah Roh yang kukontrak. " Balasnya menjelaskan.

" Kalau kau Top? Kau tidak mengeluarkan apa – apa? Familiar atau mahluk panggilan dan sejenisnya? " tanya deny kepadanya.

" Aku memang dapat skill untuk mengontrak monster tapi aku belum mengontrak apa apa. "

" meh ... , kecewa aku. " ucapnya dengan nada kecewa.

" Sasuga dewa pedo. Rohnya adalah anak perempuan yang terlihat polos dan bisa disuruh suruh. Top cepat lapor polisi " ucap Fharo kepada dimas.

" FBI akan datang sebentar lagi. Jadi tenang saja. " balas topa kepadanya.

" sorry tapi saya penganut YES loli NO TOUCH. "

" Dari pada itu, lebih baik kita lari sekarang. " ucap deny. Dan terdengar kembali suara teriakan monster dari luar.

Mereka berlari mengikuti intruksi yang di berikan orang – orang berseragam dan pergi ketempat yang aman berasama yang lainnya.