Chereads / Puteri Incaran / Chapter 19 - Kampanye 100 hari

Chapter 19 - Kampanye 100 hari

Sementara rakyat masih menunggu diluar gerbang, Barak dan 20 orang pengikutnya sudah terlalu lama menghadap Raja untuk menyampaikan keinginan mereka untuk melenyapkan Puteri Ai Zima dari dunia.

Namun Kaisar selalu saja mengelak dan tidak mengabulkan keinginan mereka.

"Puteriku adalah puteri yang istimewa dari dewa, kita tidak berhak menyingkirkannya. Hanya King Lordest lah yang boleh mencabut nyawanya" begitulah Kaisar mencoba membela Puterinya.

"Yang Mulia, jika memang hanya King Lordest yang berhak mengambilnya, maka ayo kita bersama-sama meminta pada King Lordest, untuk menarik Puteri Ai Zima dari dunia" teriak Barak, yang kemudian diikuti oleh dukungan dari para pengikutnya.

"Kami akan memberikan seluruh ternak terbaik kami kepada Yang Mulia untuk dipersembahkan pada King Lordest. Apalagi yang ditunggu, Yang Mulia?"

"Dia adalah anak Lucifer musuh manusia, singkirkan dia!"

"Berikan kami hidup yang sejahtera tanpa Iblis diantara kita"

"Ayah, apa yang harus kita lakukan?" tanya Pangeran Mahkota dengan panik. Pangeran Mahkota itu bernama Ze Guan, anak pertama dari Ratu Ze Giraffi, istri kedua kaisar setelah Ratu Zevanya menghilang.

"Sudah 90 hari 90 malam, Massa meminta kita memberikan Puteri Ai Zima pada King Lordest. Mereka mengancam akan membakar istana setelah permintaan mereka diabaikan tepat 100 hari" lanjut Pangeran Mahkota lagi.

"Anakku. Sudah 15 tahun sejak menghilangnya Dewi Pisflnes, King Lordest tidak pernah lagi melihat apapun yang kita persembahkan padanya"

"Ayah, aku memikirkan hal lain" Sanggah Putera Mahkota "Ayah pernah bilang, Puteri Ai Zima yang akan menarik hukuman King Lordest kepada manusia. Mengapa kita tidak serahkan saja Puteri Ai Zima kepada King Lordest?"

Puteri Ai Zima terkejut mendengar pendapat Putera Mahkota.

"Aku tidak setuju dengan pendapatmu!" sanggah Puteri Ai Zima seraya berdiri.

"Maafkan aku Tuan Puteri, tidakkah Tuan Puteri melihat, semenjak King Lordest menghukum kita, dunia menjadi penuh kekelaman dan kekeringan!"

"Ayah!!" Puteri Ai Zima menatap ayahnya dengan tajam.

"Puteriku, kamu adalah Puteri yang istimewa. Kamu berbeda dan luar biasa—"

"Aku benci King Lordest!" teriak Puteri Ai Zima bahkan sebelum Kaisar menyelesaikan perkataannya. Seketika itu juga, badai kuat menghantam dunia. "Aku adalah makhluk yang tak diinginkan oleh King Lordest. Kenapa ia tidak membunuhku saja ketika aku lahir, kenapa ayah tidak membiarkan saja rakyat membunuhku ketika aku bayi. Kenapa? Bahkan King Lordest sendiri ingin aku mati kan?"

Ze Ai Zima tidak lagi bisa menguasai dirinya, bagaimana tidak, ia terus saja diteror oleh rakyat agar disingkirkan dari dunia. Sedangkan Kaisar sudah berupaya keras agar rakyat tidak menerornya terus, namun tanpa pernau diduga, kini rakyat justru mempertaruhkan nyawa mereka demi menyingkirkan Puteri Ai Zima.

Semua anggota kerajaan tertegun mendengar perkataan Puteri Ai Zima. Selama ini, tidak pernah ada orang yang berani menghujat King Lordest.

"Aku tidak terima kalian mempersembahkanku pada King Lordest, dia sudah meninggalkan kita. Kenapa kita tidak cari Lord lain saja!!"

"Ze Ai Zima!" bentak Pangeran Mahkota "Apa yang kamu bicarakan! King Lordest bisa menghukummu!!"

Puteri Ai Zima tetap marah, ia merasa terluka dan sakit karena tidak diinginkan.

Banyak orang yang tidak diinginkan didunia ini, tapi hanya dialah yang harus mengacaukan bangsa hanya untuk menyingkirkannya.

Hanya karena ia lahir didunia.

Ia tidak pernah menghujat King Lordest sebelumnya. Namun kali ini, ia merasa sangat emosi, rancu, dan ingin mati saja. Namun bukankah semua itu sia-sia?

Seketika itu juga, matahari berhenti bersinar, dunia bergetar dengan sangat kuat bagaikan gempa bumi.

Semua orang mendadak pingsan gara-gara pergerakan yang dahsyat itu, termasuk Kaisar.

Selang 5 menit kemudian.

Matahari kembali bersinar, hujan gerimis turun setelah sekian lama tak pernah turun.

Kegelapan dan kekelaman telah hilang, semua orang merasa lega. Puteri Ai Zima telah menghilang.