Sampai detik ini , aku belum juga menemukan surat surat rumah ku , aku berfikir apakah ini sudah ditakdirkan untuk ku ? , aku pun tidak memahami semua ini , karena awalnya aku ingin menjual rumah ini , tapi kenyataannya kini aku harus kembali tinggal dirumah ini .
Mungkin benar kata orang bijak bahwa , Jalan cerita hidup manusia tidak pernah ada yang tau .
Apa telah kerencanakan kemarin , namun semua berbeda kenyataannya , Kini , aku hanya bisa melihat setiap sudut rumah ini , penuh dengan kenangan , dari ruang tamu , ruang makan , dapur , dan yang paling berkesan adalah kamar mama dan papa , kasur yang biasa di tiduri oleh mama dan papa pun kini sudah meninggalkan kenangan , foto foto yang terpajang di dinding pun kini benar benar kenangan .
" Anjani , kita mau tidur dikamar yang mana ? Gue sudah pesan kasur baru buat kita , dan kasur yang lama kita sumbangkan ke panti yaa... ".
Suara Antoni menyadarkan lamunanku yang terpaku memandangi foto mama dan papa .
" Apa... lo beli kasur baru ! kok ga ngomong ngomong dulu sama gue..? , memang lo takut ya tidur di kasur bekas keluarga gue...!" . Dengan nada sedikit emosi aku berkata kepada Antoni .
" Sayaaang.. bukan begituu..., soalnya kasur dalam rumah ini sudah bertahun tahun tidak digunakan , walaupun sering di bersihkan tetap saja meninggalkan bau , nanti yang ada kita engga nyaman tidurnya...".
Dengan penuh pengertian Antoni berkata kepadaku .
Memang benar apa yang dikatakan oleh Antoni , kasur dan sofa ini semua rada berbau , karena tidak pernah tersentuh oleh manusia . Dan Antoni adalah type pria yang mengutamakan kenyamanan dalam kamar , dia tidak akan mau memakai barang barang ini semua .
" Lo jangan marah yaa.. kalo gue sumbangin ini semua barang barang ke panti , biar panti nanti yang urus , mau di jual atau di pakai biarlah itu urusan mereka , yang penting sekarang kita bisa nyaman tidur dan tinggal disini ...".
Dengan mengusap ngusap kepalaku dan memegang pipiku Antoni membujukku .
" Terserah , gue percaya sama lo , apa yang lo lakuin semua demi kebaikan kita juga..." . Akupun menjawab nya dengan diiringin senyuman manja .
Antoni benar benar niat untuk tinggal bersamaku dirumah ini. Padahal rumahku ini luasnya seperti kamar tidurnya , dan kamar tidurku itu luasnya seperti toilet dalam kamar tidurnya... benar benar membuat ku heran melihat tingkah lakunya .
Tapi Antoni adalah Antoni , sudah ratusan kali aku mencoba untuk menjauh atau meninggalkannya dia pasti akan tetap ingin bersama ku .
Kupandangi Antoni yang sibuk mengurus ini dan itu di rumahku . Semua barang barang yang tidak sesuai di hatinya dia berikan kepada panti .
" Orang ini , benar benar mau bikin hancur dunia persilatan...!" aku berkata dalam hati .
" Antoni , jika papamu tau dan bertanya tanya nanti bagaimana ? " . Terlintas dalam pikiranku tentang papanya Antoni , akupun segera bertanya kepadanya .
" Hahahahaha.... bukannya papa malah titipin gue sama lo , lo kan disuruh jagain gue..! hahahahahah...".
Dengan wajah yang gembira Antoni menjawabku .
" Hiiih..Nyebelin banget tau ngga ! Bapak sama Anak sama aja kelakuannya ...!!".
Dengan bersungut sungut aku pun balik menjawabnya.
" Woooiiii.... tangga baruuu kiitaaaa....Hahahahaha...!".
Terdengar suara yang tidak asing ditelinga mengaget kan diriku dan Antoni .
" Ooomaaaannn....hahahhaahha...".
Melihat kedatangan Oman dirumahku , Akupun tanpa sadar langsung memeluk tubuh Oman .
" Eeeitt... ga pake acara peluk pelukan gini doonk...!
wooii...wooii.... lepasin bini gue woooii....! gue Gedig lo , ngambil kesempatan dalam kesempitan...!".
Antoni menarik dan melepaskan tubuhku yang sedang memeluk Oman , lalu Ia mendorong tubuh Oman agar menjauh dariku .
" Haadeeeh.. Anjani lo jangan bikin gue cepet bunuh diri giniii... kenapa siih lo liat Oman ampe segitu bangganya...!!". Dengan wajah yang cemburu Antoni menegur perbuatanku.
" Hahahaha... Iyaalaaah..Anjani pasti meluk gue , secara gue kan lebih ganteng dari lo Ton..! ".
Oman dengan Pe De nya pun nyeletuk kepada Antoni .
" Haaaiiyaaa...madekipee lo dasar..! Diliat dari pohon asem noo baru lo bisa dikata gantengnye lebih dari gue Man..hahahahahaha...!!. Antoni pun membalas ejekan Oman .
" Hahahahahahahahaha....!".
Kami bertiga akhirnya bisa tertawa bahagia . Ini adalah pertama kalinya kami bisa tertawa melupakan semua kejadian yang telah kita lewati bersama .
Lebih tepatnya mereka selalu ada membantu ku didalam setiap masalah yang kuhadapi . Aku berharap kebersamaan ini tidak akan pernah berakhir , walaupun sampe aku menutup mata , tapi...
semua akhir dalam kisah kehidupan ini tidak akan ada yang mengerti , apa yang terjadi esok hari pun aku tidak pernah tau , apa lagi aku berharap persahabatan ini sampe tutup usiaku .
Huuuuuufff.... aku hanya bisa menghela nafasku .
" Anjani , lo beneran mau balik kesini lagi , rumah ini ngga jadi dijual kan...?". Oman bertanya kepadaku tentang rumah ini .
" Engga..! dan tidak akan pernah dijual ..!" . Dengan tegas Antoni menjawabnya .
" Baguslah , gue juga kurang setuju kalo ni rumah lo jual , malah kalo bisa lo gedein lagi nih rumah... ".
seperti orang yang tidak berdosa Oman berkata kepadaku .
" Ape lo kataa Man..! mang lo kira bangun rumah pake daun pisang bayarnya..!" . dengan cepat ku jawab perkataan Oman .
" Iye , ini rumah memang ada rencana gue bangun , lo liat aja ntar ... pokoknya gue bikin nih rumah senyaman dan sebagus mungkin untuk sang My Love..".
Sesaat Aku terpaku memandangi wajah Antoni , setelah mendengar apa yang dikatakan Antoni .
Benar benar diriku tidak bisa menerka apa yang Antoni pikirkan dan perbuat selanjutnya untuk rumah ini .
" Antoni , lo harus inget janji lo sama gue ! kalo engga.. lo akan gue buat nangis bombay..PAHAM..!".
Dengan nada berbisik Oman berkata kepada Antoni .
" Oooow..Oooww... yaaa pastilah.. gue.. Antoni ! , tidak pernah ingkar janji... hahhaahahah..!".
Antoni menjawab Oman sambil menepuk nepuk pundak Oman .
Rasanya malam ini kami akan lewati bersama sama dengan canda dan tawa , kembali bercerita tentang masa masa kami sekolah dulu , mereka berdua tak luput dari tinju dan jitakan jitakan tanganku , tapi mereka berdua tetep mau ada menemaniku . Diriku
Bangga dan bahagia rasanya bisa mengenal mereka .
" Oh iya , Anjani , lo dah pernah telpon si sipir penjara itu ? . Tiba tiba Oman mengingatkanku kepada sang sipir . Aku terdiam memikirkannya karena Terakhir kali yang ku ingat adalah sebelum aku pingsan dan setelah aku sadar , aku tidak melihatnya lagi .
" Oh iya, maaf gue juga lupa mengingatkan itu ..".
Antoni pun menimpali perkataan Oman.
Aku hanya bisa menjawab mereka dengan gelengan kepalaku , karena aku sampai saat inipun belum berhubungan kembali dengan sipir penjara itu .
" Gimana kalo besok kita datang melihatnya , sembari mengucapkan terima kasih ! setuju ngga...!".
Antoni mengajak kami untuk pergi menemui sipir itu .
Dan kini anggukan kepalaku yang menjawab perkataannya .
" Ok , besok gue juga lagi OFF , jadi ga papalah gue jadi supir pribadi tuan dan nyonya muda nii..hahahahah !".
Sedikit mengejek Oman berkata kepadaku dan Antoni.
" Sialan lo..!! mau gue pentung pake vas bunga ini ya..!"
dengan nada marah aku berkata kepada Oman.
" Hahahahhahahahaha... sudah sudah ... ini dah malam ayuk tidur , besok pagi kita buat rencana selanjutnya , gue juga dah cape niih...!".
Seperti biasa Antonilah yang akan melerai pertengkaran antara aku dan Oman.
" Eh.. gue balik apa nginep disini nii..?".
Oman bertanya kepada ku .
" Udah lo tidur aja disofa , tapi jangan ngintip yaa.. !
kalo ngintip gue sodok mata lo pake golok..!"
Antoni dengan cepat menjawab pertanyaan Oman.
" Deee iileee.. jahat amat lo ama temen..".
Dengan gaya yang khas Oman pun pasrah akhirnya.
Aku hanya bisa tertawa mendengar ocehan Oman dan Antoni . Akhirnya Malam ini Aku benar benar bisa tidur di rumah ku sendiri bersama dengan orang orang yang mencintai dan menyayangi diriku .
========== °°° =========