Chereads / Biarkan Mata Berbicara / Chapter 41 - Aku Tak Biasa..

Chapter 41 - Aku Tak Biasa..

" Apakah ini tempat awal mama memulai kisah asmaranya ". pikiranku semakin tidak menentu karena resto yang dia bilang , tidak seperti resto yang disukai oleh mama . Mama menyukai resto yang klasik dan hening , tapi ini.... sangat bertolak belakang dengan apa yang disukai oleh mama .

Aku hanya bisa mengikuti dan membisu tanpa kata , aku masih terus mencari bukti bukti yang menandakan apakah dia adalah benar benar papa kandungku .

" Anjani , kamu mau pesen apa nak ?". Diapun mencoba untuk akrab denganku , tapi hati ini tidak ada daya tarik sedikitpun untuk mau berbicara dengannya ataupun menerimanya .

" Anjani , Lo mau makan nasi goreng pake pete ini , kayaknya digambar enak niih..?". Antonipun mencoba menawarkan makanan kesukaanku .

" Gue samain aja dengan pesenan lo... ". Aku hanya menjawab pertanyaan Antoni .

" Anjani , lo jangan kebanyakan diem entar kesambet loh !". Omanpun mencoba untuk membuatku tertawa .

Suasana di meja makan ini sangat sangat membuatku gerah dan panas , terlalu sesak oleh rasa acuh tak acuh ku . Sesekali kulirik pria yang bernama Seto ini , Dia duduk di hadapan ku , Dia tinggi besar , rambut separuh memutih , dan memiliki raut wajah yang tampan , tetapi aku masih belum mau untuk mencoba akrab dengannya , jangankan untuk berbicara , melihat wajahnya dengan jelas saja aku masih belum berani . Sampai detik ini aku masih mau tidak mau menanggapinya ataupun berbicara dengannya .

" Om , ayo donk ceritakan dari awal , bagaimana kisah nya Om dan Ibu Andini , sehingga munculah si Anjani ini Om..?!". Rasa penasaran itupun dimulai dari Oman .

" Hmmmm... saya berharap nak Anjani tidak marah sama saya setelah mendengar cerita saya ini , Dulu saya satu kampus dengan Andini , dia pintar dan sangat anggun , mungkin percintaan kami sangat diluar batas , kami berdua nekad dan hanya berfikiran sesaat , sebenarnya Andini tidak diijinkan berhubungan dengan saya , karena dia sudah di jodohkan oleh seorang pria yang di kenal dari sosmed , memang terdengar aneh dan lucu , kami berdua pun merasa tidak percaya untuk kenyataan itu , tapi ternyata Bondan adalah orang yang berkuasa , dia adalah anak satu satunya juragan tanah yang terkenal di daerahnya. Jadi dia melakukan segala cara untuk mendapatkan Andini . waktu itu saya hanyalah anak kampus , yang belum bisa menghasilkan apa apa , malah.....bisanya menghasilkan kesusahan saja buat kehidupan Andini..... ". Raut wajah penyeselan mulai terlihat , suaranya pun mulai pelan , kami semua mendengarkan ceritanya seperti menantikan sebuah dongeng .

" Eeeh.. makanannya sudah datang , ayuuk kita makan dulu ..". Tiba tiba makanan yang kami pesan pun sudah datang , Suasana sempat hening ketika pria itu mulai menceritakan tentang kisahnya , kini ada rasa haru di hatiku , setelah aku mendengar sedikit cerita tentang kisah hidupnya , memang ada kesamaan dengan apa yang diceritakan mama , bahwa papa dulu adalah anak juragan tanah , tapi aku tidak mengerti mengapa papa dan mama bisa sama sama jauh dari sanak saudara .

Aku merasakan kini betapa durhakanya diriku . karena terlalu acuh dengan kedua orang tuaku hingga aku pun kini tidak tahu bahwa kenyataan jalan hidupku ini sangatlah rumit .

" Kita makan dulu nanti lanjutinnya di rumah aja yaa... sambil menikmati udara malam ini..". Dia berkata sambil melihat kearahku , aku hanya bisa melihatnya tanpa menjawab apapun untuknya .

" Apartemennya jauh Om dari sini ?". Antoni bertanya kepadanya .

" Kurang lebih 300m dari sini , biar tidak terlambat jika masuk kerja , hahhahahah..!". Dia menjawab dengan sedikit candaan .

" Yud , lo mau saingan ma Anjani ya...! dari tadi juga diem aje lo , mang sakit gigi apa lo..?!?". sambil menepuk bahu Yudi , Oman bertanya kepadanya .

" Hehehehe... enggalah , cuma mau bilang ke Anjani , kalo lo masih ragu akan kebenarannya Om Seto , mending test DNA aja , cepet dan padet , dari pada dari tadi gue perhatiin , muka lo ga ada respon sama sekali,

jadi gue ambil kesimpulan buat lo kayak gini ".

Tebakan Yudi memang benar , jiwa ini tidak merespon sama sekali akan kehadirannya , dan Usulan Yudi sangat tepat ! , aku harus test DNA .

" Boleh.. itu usul yang bagus !". Antoni pun menjawab dengan antusias sekali .

" Baguslah itu , saya siap untuk hal ini , silahkan kalian cari rumah sakitnya , saya nanti akan datang kesana ".

Kini wajahnya mulai bersinar dan bersemangat ,diapun sepakat untuk melakukan test DNA .

" Oman , lo besok masih libur....?". Akhirnya akupun bertanya kepada Oman .

" Gue dah ijin libur 1 minggu , jadi lo tenang aja.. ". Jawab Oman kepadaku .

" Besok biar gue sama Oman yang cari RS nya , lo istirahat aja ama Anjani... " . Yudi berkata kepada Antoni .

" Besok kalian bisa pakai motor saya , atau mobil saya , biar cepat jadinya... ". Pria itu menawarkan kendaraan nya kepada Oman dan Yudi .

" Eeh... iya Om , terima kasih , jadi ngerepotin nih..".

Omanpun menjawabnya .

Selesai makan malam kamipun bergegas menuju Apartemen pria itu , apartemen yang dia tinggali itu letaknya di tengah tengah kota Bandung ini . Kami semua diajaknya untuk bermalam ditempatnya . Mulanya Antoni sungkan , tapi Yudi dan Oman membujuknya untuk menerima tawaran dari pria itu .

Diajaknya aku melihat suasana malam dari balkon apartemennya , Aku terpana dan tertegun akan keindahan kota Bandung , yang terlihat dari apartemen ini , Dia benar benar sendiri tinggal disini , ruangannya

terlihat rapi dan bersih , lalu dia mengajaku untuk melihat sesuatu yang telah lama disimpannya .

" Nak , waktu itu sebenarnya saya datang ke acara pemakaman Andini , namun saya masih belum berani untuk memperkenalkan diri ini , saya hanya berani melihat mu dari jauh , untuk memeluk dirimu saja aku hanya bisa membayangkannya ....". Dia berkata kepadaku dengan mata yang mulai memerah , dia duduk disampingku sambil memegang sebuah kotak yang dibungkus oleh kain .

Seperti menantikan sebuah dongeng yang akan diceritakan Antoni , Oman dan Yudi melihat ku terus menerus dan memandangi pria itu .

" Eh , kalian maaf , anggap aja rumah sendiri ya , maaf yaa... saya sangking senengnya hati ini sampai lupa hahahaha.... !". Mungkin dia akhirnya merasa risih juga , karena 3 pasang mata ini , tak berkedip sedikitpun melihat kearahnya dan diriku .

" Eeh... engga Om , ngga papa kok..!! jujur kami semua juga penasaran sih dengan semua kisahnya Om dan ibu Andini..". Antoni dengan cepat membalas perkataannya .

Pria itu membetulkan kotak yang ada dipangkuannya sambil meneruskan ceritanya ,

" Intinya , saya bertindak kasar terhadap Andini , saya buat dia mabuk dan saya melakukannya tanpa ada kesadaran darinya ..!!".

" APA....!!!" . Suaraku mungkin lebih keras dari petir yang bergemuruh diluar sana . Sontak aku kaget dan memanas jiwa ini setelah mendengar apa yang dia katakan dihadapan kami .

" Anjani , sabar.. sabaar yaa.. kita belum selesai mendengar semua ini.." . Antoni merangkulku dan mengelus ngelus punggunggku . Jika Antoni tidak cepat merangkulku , Rasanya kepalan tangan ini sudah tidak sabar untuk meninju muka pria itu . kata demi kata yang dia ucapkan membuat aku merasa jijik oleh diriku sendiriku , Aku benar benar merasa hidupku tidak ada arti di dunia ini .

Wajah dan jiwa ini memanas penuh dengan emosi dan amarah . Aku merasakan hancur dan tidak punya hati lagi untuk pria yang tertunduk pasrah di hadapanku ini.

" Nak ' kamu boleh melampiaskan amarahmu kepada saya , kamu boleh melakukan apapun kepada saya , saya akan menebus semua kesalahan saya , tapi saya mohon dengarkan cerita saya dulu...".

Dia duduk bersimpuh dihadapanku dengan suara lirih dia memohon kepadaku..

" PERSETAN..!! kamu laki laki BIADAB..!! aku akan membunuh mu...!!" . Diri ini pun mulai memberontak dari rangkulan Antoni .

" Eeh Anjani... tenang.. tenang..!". Oman pun berdiri dan memegangi tubuhku , aku tidak perduli mau berapa orang yang menghalangiku , aku merasakan saat ini aku mempunyai kekuatan untuk tetap memukul pria yang sedari tadi duduk tertunduk dihadapanku .

" Anjani , sabar... ini semua ada hukumnya , mari kita dengarkan dulu pembelaan dari Pak Seto , nanti biar hukum yang akan membalasnya..!". Dengan memasang badan dihadapanku , Yudi berkata kepadaku dia menyadarkan ku , agar aku tidak gegabah dalam bertindak .

Antonipun memeluk diriku , dan berbisik ditelingaku ..

" Anjani , jangan pernah berfikir sendirian , gue tetep mencintai lo sampai akhir hidup gue..".

Kata kata yang di ucapkan oleh Antoni membuat diriku lemas dan akhirnya pasrah oleh kenyataan .

Aku hanya bisa mengepalkan tanganku , dan menarik napasku penuh dengan amarah yang tak tersampaikan

" Anjani , tenang... ya , kita semua disini akan selalu ngejagain lo , inget lo harus lebih dewasa untuk menyelesaikan semua ini ". Yudi berkata dihadapanku sambil tangannya memegang kedua bahuku .

Aku pun dipapah oleh Antoni untuk duduk disamping nya , aku kembali duduk dan mulai mendengarkan kembali cerita kisah hidup pria itu .

Pria itupun dipapah oleh Oman untuk kembali duduk di kursi yang jaraknya agak jauh dari ku . Oman benar benar tau sifatku , jadi dia sudah memikirkan apa yang akan terjadi dan apa yang akan kulakukan lagi nanti .

" Anjani , lo jangan natap gue bengis gitu doonk.. gue serem liat nyee... gue kan cuma mo cari aman aja... jangan marah yee..". Memang benar aku menatap Oman dengan tatapan yang penuh kekesalan , kesal karena Oman menjauhkan ku dari pria itu , kesal karena Oman tau bahwa aku bisa merontokan semua gigi pria itu .

" Nak... tolong kamu buka dan liat semua barang barang yang ada dikotak ini , apa yang kamu mau tanyakan , tanyakanlah saya akan menjawab semua dengan sejelas jelasnya... " . Sambil melanjutkan ceritanya Diapun menyodorkan kotak itu ke Oman , dia menyuruh Oman agar mengantarkan kotak itu kepadaku ,

Antoni menerima kotak itu dari Oman dan dia segera membukanya . Kami semua hanya terdiam melihat isi kotak tersebut , didalamnya ada foto perkawinan , pasport dan tali pusar yang terbungkus rapi di dalam plastik yang di press .

Jangankan untuk membuat pertanyaan , untuk membayangkan saja aku tidak bisa menggambarkanya , aku hanya bisa terdiam dan menatapnya dengan penuh amarah .

" Om , saya aja yang bertanya ya Om , Anjani pasti dengar kok penjelasannya ...". Dengan melihat kearah ku Antoni berkata kepada pria itu .

" Saya akan jelaskan dari barang yang pertama dulu yaa.. jadi kalian bisa tau arah ceritanya ...".

Pria itu berkata sambil berjalan mendekat kearah ku .

========== °°° ==========