Jika seandainya diperbolehkan aku meminta untuk tidak terlahir kedunia ini , mungkin aku sudah meminta pengharapan ini untuk yang keseribu kali atau bahkan lebih , karena aku merasa hidupku ini , penuh dengan misteri yang harus aku jalani sendiri , diriku hanya bermodalkan mimpi dan harapan harapan yang tidak pasti . Aku tidak mengerti apa akhir dari semua masalah ku ini . Kisah ku bersama Antoni pun belum jelas kemana arahnya , kini ditambah lagi masalah asal usulku yang belum jelas kepastiannya...
" Aaaaaaaaaaaaaaacccchhhhhh....!!!!! " .
Kututup mukaku dengan bantal ini dan aku berteriak sekencang kencangnya , karena hanya ini yang bisa aku lakukan sekarang .
" Anjani , ayuk sarapan..... , hari ini lo mau gue antar kemana ? gue siap mengantar...kemanapun lo pergi !". Aku merasa , tidak seperti biasa suara ini dan tatapan wajah ini kepadaku , pikiran ku semakin kacau ,karena bertambah lagi perasaanku terhadapku Antoni , perasaan sayang ku terhadapnya kini tertutup oleh rasa malu yang semakin besar didalam jiwaku .
Aku semakin malu dan tidak berarti disampingnya , status diriku didalam rumah ini , kini adalah sebagai benalu ke 2 atau parasit ke 2 .....
" Ooh Tuhaaan.... apakah ini artinya karma untukku ?".
Aku menjerit dalam hati , tak pelak lagi airmata ini pun sudah menetes lagi dimataku .
" Anjani..Anjani kenapa lo nangis..? ada apa..?".
Antoni megusap air mataku dan memeluk diriku , seperti biasa dia selalu menunjukan rasa kasih sayang nya kepadaku . Dengan sabar dia menemaniku dan menyelesaikan semua masalah masalahku .
" Antoni , lo musti janji , jangan marahin gue yaa ??...
Rengekan manja , ku jadikan senjata untuk berbicara kepada Antoni , saat ini aku harus mengambil sebuah keputusan agar aku tidak menjadi benalu abadi di dalam keluarga ini .
" Anjani , jangan pernah berfikir kalo lo mau pergi ninggalin gue , lo adalah hidup gue , dan gue adalah hidup lo , walaupun lo mencoba untuk menutupinya , tapi gue yakin bahwa hati lo tidak bisa memungkirinya"
Seperti mempunyai indra ke 6 , Antoni selalu saja bisa membaca pikiran ku . Akupun terpaku sesaat , aku memikirkan apa yang harus aku katakan selanjutnya...
" Antoni , gue sudah berjanji untuk selalu berada disamping lo , kenapa sih , lo musti selalu berfikiran negatif sama gue..! ".
Dan akhirnya pagi ini aku sudah megawali perang dengan nada kerasku terhadapnya .
" Berada disamping gue !" setiap orang bisa selalu berada disamping gue , papa , mama , bi Inah , mang Ali , dan semua orang orang yang gue kenal dalam hidup gue pun bisa selalu ada disamping gue..!! tapiii lo musti tau apa yang gue butuhin ?...apa yang gue perluin ? , cuma satu yang gue inginin , adalah orang yang ada dihati gue , orang yang selalu mencintai gue..". Terduduk aku dihadapan Antoni , Hati ini terasa sakit mendengar apa yang diucapkan oleh Antoni , Aku merasa selama ini aku memberinya kepalsuan .
Aku kini benar benar tidak mengerti mengapa hidupku harus seperti ini .
Antoni merangkulku dan menciumi keningku , aku merasakan detak jantungnya yang begitu dekat di telingaku , dia benar benar tidak ingin berpisah dengan ku. Memang benar apa yang diucapkan olehnya , walaupun aku mencoba menutupinya , hatiku tidak bisa berbohong .
" Huuuuuffff... " . Dengan napas yang panjang , Aku pun mencoba kembali untuk berbicara dengan nya ....
" Antoni , gue ingin tinggal dirumah gue , rumah itu hasil jerih payah mama , gue ingin merawatnya dan ingin tinggal disana ....".
" Ok..! siang ini kita beberes dan malam ini kita bisa mulai tinggal disana...". Dengan tersenyum penuh kepastian Antoni menjawabku .
" Kita... maksud lo kita ..??" .
" Iya... kita , Lo dan gue tinggal disana seperti yang lo minta..". Dengan santai Antoni pun menjawab ku lagi , seandainya aku mampu untuk bercermin , aku ingin melihat wajahku saat ini di cermin . mungkin merah karena rasa jengkel ku padanya , atau karena amarah ku terhadapnya , tapi yang pasti... dia itu benar benar menempel seperti perangko di hidupku .
" Antooniii....tepok jidat gue ama looo , gue bencii...!!!".
Karena emosiku sudah sampai diubun ubun akhirnya , kulempar dia pake bantal yang ada disamping ku .
" Hahahahhahaa..... kenapa lo marah ! gue jawab apa semua yang lo mau , dan gue juga mau melakukan apa yang gue mau , apa salahnya gue... hahahahahaha..." .
Antoni pun membalas ku dengan membalas melempar bantal kearahku . Dan terjadilah perang bantal di pagi ini ... hingga akhirnya Antoni menangkapku dan mendorong ku kekasur . Dengan mesra dia membelai belai rambut ku dan berbisik di telingaku...
" Anjani ayuk kita sarapan .... perutku sudah lapar..".
Dengan cepat akupun mendorong tubuhnya , dan tertawa karena mendengar kata katanya .
" Hahahahhahah...Makanya belajarlah puasa !"
Mendengar perkataan ku , Dengan cepat Antonipunwq menarik tanganku dan membuat ku terjatuh dalam pelukannya , dia menatap ku tajam dan berkata....
" Gue sudah puasa bertahun tahun , apa lo masih ga tau juga ya..?". Pikiranku melanglang jauh ,mencoba menerka apa yang dimaksud oleh Antoni .
" Sudah jangan kebanyak mikir , cepat tua nanti , sana mandi...! atau lo pingin gue yang mandiin yaa...??hahahahhaha....". Dengan kalimat dan tangan yang sedikit nakal dia mulai menggodaku .
" Hiiiiihh Ogaaaaah...tenaan...mang gue dah mati dimandiin ama lo !" . Aku pun menjawabnya sambil berlari kearah kamar mandi , meninggalkan dirinya yang selalu setia menunggu diriku .
Sudah hampir satu bulan sarapan pagi ini hanya tersisa kami berdua . Papa Antoni sibuk mengurus perusahaan baru yang terletak di Kalimantan , sedangkan sang mama angkat sedang pergi liburan .
" Antoni , jika kamu tinggal bersamaku , tidak ada sarapan lezat seperti ini lagi , dan tidak ada ruangan yang setiap detik selalu bersih dipandang mata ".
Aku masih terus berusaha berbicara kepada Antoni , aku berharap agar dia terbangun dari mimpinya .
" Apa susahnya , kan yang tinggal kita berdua , jadiii... kalo lo malas , yaaa.... gue juga ikutan malas , tapiii... kalo lo rajin gue juga ikutan rajin...begitu kan istriku !"
Kata katanya benar benar membuat kepala ku ini mengeluarkan tanduk ! , ingin rasanya aku melempar wajahnya pakai gelas yang ada di hadapanku , tapi terlalu sayang , aku berfikir gelas ini lebih mahal dari pada wajahnya .
" Haaaaiiiiizzz.... nyebelin amat sih lo ! gue guyur juga niih pake air ...!".
Dengan nada keki akupun membalasnya . Antoni hanya menampakan wajah yang sumringah dia merasa dirinya menang berdebat denganku .
Dengan bersungut sungut akupun meninggalkannya di meja makan , aku merasa sia sia untuk berbicara serius dengannya tentang keinginan ku ini .
" Eeeiiihh istriku , jangan tinggalkan gue doonk...
mang lo mau gue direbut orang...!".
Dengan nada manja dia mencoba menggodaku , dan
dengan nada cuek akupun membalasnya...
" Terserah... kalo itu lebih baik buat lo , dan lo mau lakuin itu , masa gue musti bilang WOW ....! gituu... !".
Aku berkata dengan nada dan gaya yang mengejek dirinya .
Antonipun terpaku mendengarnya , dia menatap ku tajam , dan mulai mengerenyitkan dahinya....
" Ooh... gitu yaaa.... ". Di tarik napasnya dalam dalam , wajah seriusnya mulai di perlihatkan kepadaku .
" Anjani , berarti lo ngijinin Sesilia untuk hadir di hati gue , begitu maksud lo...?".
Sontak saja mataku melotot dan rasanya leher ini tercekik saat aku mendengar nama Sesilia di ucapkan nya telingaku , Kini aku merasa suasana yang ada semakin memanas , bukan karena permasalahan ku untuk pergi dari rumah ini , melainkan masalah ku dengan perempuan yang selalu mencoba untuk perang dingin terhadapku .
Apa yang diinginkan oleh Sesilia ini , akupun masih belum jelas permasalahannya .
" Antoni , ayuk kita kerumahku , kita beberes disana agar kita bisa tidur disana malam ini ".
Tanpa ragu akupun menggandeng tangannya dan mengajaknya pergi kerumahku .
Entah perasaan apa yang terjadi sesungguhnya dihatiku saat ini , apakah aku takut menyinggung Antoni..... , atau aku takut kehilangan Antoni.... yang pasti , aku tidak mau pertengkaran terjadi antara aku dan Antoni hanya karena sebuah nama itu....
Bagiku saat ini , masalah yang pertama kali harus aku selesaikan adalah , aku kembali kerumahku , agar aku bisa dengan tenang mencari asal usulku . Dan...
Untuk masalah Antoni , aku masih belum berani memilikinya utuh , karena aku takut jika aku tidak sepadan dengannya , aku nanti hanyalah menjadi sebuah beban baginya .
" Anjani , kita bawa baju baju sekalian jadi kita tidak usah balik balik lagi... ". Antoni menarik tanganku , aku melihat senyum yang begitu bersemangat di wajahnya
Aku pun hanya mengangguk kan kepalaku sambil tersenyum mengikutinya dan berkata dalam hatiku ...
" Tuhan... maaf kanlah diriku ini....".
" Antoni , jika keluar dari rumah ini , gue tidak mau kembali lagi , jadi gue mohon mengertilah perasaan gue kali ini..." . Aku berpesan kepada Antoni , aku bermaksud agar dia berfikir sekali lagi sebelum dia mengambil langkah yang salah bersama diriku .
" Anjani , ikutin kata hati lo yang terdalam , jangan terlalu naif dan pesimis , dengerin gue baik baik , gue akan tetep ada dan berusaha menjadi yang terbaik buat lo , karena gue sayang.... karena gue cinta.... dan itu hanya untuk lo seorang.. ".
Mendengar kalimat yang diucapkannya , Akupun dengan cepat memeluk tubuhnya .
Antonipun memelukku dengan sangat mesra , aku merasakan hangat dan nyaman dalam pelukannya .
Aku mengucapkan rasa syukur yang begitu besar atas anugerah yang berikan Tuhan kepadaku .
Tanpa Tuhan aku bukanlah apa apa didalam kehidupan ini , dan kini Tuhan menyuruhku , harus membuktikan apa apa yang sudah di berikannya kepadaku dalam dunia ini....
Akhirnya aku menyerah , kemanapun aku pergi pasti Antoni akan tetap ingin selalu bersama diriku .
========== °°° ==========