Chapter 3 - Part 3

Perjanjian Kontrak

1. Pihak satu akan menikahi pihak dua selama enam bulan lamanya

2. Setelah menikah pihak dua sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab pihak satu selama enam bulan. Jadi pihak satu berhak menolak dan mengatur pihak dua agar tidak merugikan pihak satu.

3. Pihak dua berhak mendapatkan apapun yang ia mau selama itu dibatas wajar.

4. Piha dua berhak mendapatkan keselamatannya terjamin selama enam bulan bersama

5. Kedua belah pihak diperbolehkan menjalin hubungan dengan pasanganya masing-masing

6. Kedua belah pihak tidak boleh saling jatuh cinta

Enam point perjanjian yang di ketik pada selembar kertas itu kembali Ana baca, setelah menandatangani surat tersebut tiga hari lalu, Ana belum lagi bertemu dengan Keanu. Ya, setelah pertanyaan memalukannya waktu lalu, Ana kini resmi menjadi calon istri "kontrak" CEO muda itu. Ana menghembuskan nafasnya, setelah dibaca berulang kali surat perjanjian ini sebenarnya tidak merugikan Ana sama sekali, bahkan agaknya sedikit menguntukan Ana. Bayangkan saja, Ana bahkan dijaminkan keselamatannya dan kesejahteraan hidupnya, Ana juga masih bebas berdekatan dengan pria lain yang tentunya tidak akan ia lakukan. Wanita itu cukup tahu diri untuk tidak membuat malu calon suami kontraknya. Namun sepertinya lain dengan pria itu, jika ia membuat point ini, itu berarti Keanu saat ini tengah menjalin hubungan dengan wanita lain. Tapi kenapa harus membayar orang untuk dijadikan istrinya jika ia sudah memiliki kekasih? Entahlah Ana tidak ingin memikirkannya, yang terpenting uang untuk operasi adiknya sudah Ana dapatkan. Ia hanya tinggal menunggu jadwal yang ditetapkan untuk operasi tersebut.

Lamunan Ana terhentikan dengan suara bell rumahnya. Ana bergegas bangkit menuju pintu depan lalu membukanya. Sedikit terkejut dengan tamu dihadapannya, karena Ana tidak pernah menyangka kedatangan pria itu.

"Tuan Keanu...."

"Bersiaplah aku akan membawamu ke suatu tempat"

๐ŸŒน๐ŸŒน

Ana tidak tahu kemana pria itu akan membawanya tapi melihat jalan yang dilalui sepertinya pria itu akan membawanya ke salah satu mall mewah yang biasa orang-orang seperti Keanu kunjungi. Mereka berada di dalam mobil mewah keluaran terbaru yang tidak semua orang kaya punya karena edisinya hanya mengeluarkan 10 mobil, Ana sangat beruntung bisa merasakan mobil mewah tersebut tapi tidak dengan suasannya. Saat ini Ana cukup canggung berduaan namun tidak ada yang saling membuka suara, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga tanpa sadar keduanya sudah sampai pada tempat yang sesuai dengan perkiraan Ana sebelumnya.

Keduanya masuk kedalam salah satu butik mewah milik artis papan atas yang Ana tahu dari berita yang ia tonton di televisi, Keanu meminta Ana untuk menunggu saat ia kedalam untuk bertemu dengan pemilik butik ini. Ana diizinkan untuk melihat-lihat dan pandangannya jatuh pada gaun hitam yang lengannya brukat transparant, roknya hanya sampai lutut namun ada kain transparant lagi diluarannya menjuntai hingga mata kaki. Permata yang Ana yakini keasliannya beretebaran pada bagian dadanya. Pantas saja artis itu disebut-sebut tangan angel, karena rancangan gaunnya sangat indah. Beruntung sekali wanita yang menggunakannya, Ana pastikan wanita itu akan tampak cantik.

"Sudah selesai memilih?" tanya Keanu tiba-tiba di belakang Ana, suara baritonnya yang dalam terdengar sangat sexy dan manly, belum lagi hembusan nafasnya yang mengenai telinga Ana Karena pria itu mengatakannya tepat di telinga wanita itu, membuat bulu kuduk Ana berdiri. Tanpa sadar Ana menahan nafasnya dengan tangan yang mengepal.

"Ana~" panggilnya lagi melihat respon wanita itu yang diam saja.

" Y-ya?" Ya Ampun apa yang dipikirkan Ana? Ia hampir saja memikirkan hal kotor dengan Keanu hanya karena mendengar suaranya yang indah, cukup Ana! Kau bukan wanita seperti itu.

" Sudah selesai memilih?" Ulangnya lagi

"Y-ya?"

" Bagus, sekarang kita bayar di kasir" katanya lagi berjalan menuju kasir, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat Ana menahan lengannya.

"Tu-tunggu tuan, maksudnya memilih? Saya tidak mau membeli apapun" kata Ana dengan gugup, berada di dekat Keanu entah kenapa nyalinya menciut, padahal dengan Hobi wanita itu bisa sangat garang, tapi Keanu lain, aura pria itu dingin dan sedikit menyeramkan. Keanu menarik satu alisnya keatas.

"Kau harus Ana! Malam ini kita akan pergi kerumah ibuku. Dan maaf tidak ingin menyinggungmu tapi ibuku memiiki kriteria tinggi. Jadi eumm... kau harus sedikit di ubah" sejujurnya Ana tidak tersinggung sama sekali, memang kenyataannya seperti itu Ana biasanya hanya memakai kaos biasa dengan celana jeans juga make up tipis, seperti saat ini.

"Tapi anda tidak mengatakan apapun"

"Aku baru saja mengatakannya"

"Tapi..."

"Turuti saja Ana!" setelah mengatakan itu, Keanu pergi meninggalkannya. Ana menghela nafas gusarnya, sepertinya selama enam bulan kedepan kesabaran Ana akan terus diuji dengan sikap suka memerintahnya, melakukan sesuatu sesuka hatinya, dan juga sikap egoisnya.

Selama empat jam Keanu membantu Ana mengubah penampilannya, yang sebenarnya orang lain yang melakukan, akhirnya mereka menuju kediaman orang tua Keanu.

" Kau tampak cantik Ana" puji Keanu membuat Ana menolehkan wajahnya pada pria yang masih fokus menyetir, padahal baru saja memuji tapi wajah pria itu tetap datar. Wajah Ana memerah mendengar pujian itu.

"Te-terima kasih tuan"

"Tuan? Ah aku lupa mengatakannya, aku tahu kita belum pernah berbicara sama sekali, kau pasti sangat canggung padaku tapi bersikaplah biasa Ana, kau akan menjadi istriku. Panggil aku Kei, apa jadinya jika ibu mendengar kau sekaku itu pada calon suamimu sendiri, aku khawatir ibu akan curiga kalau kau seperti ini" Padahal Ana tahu Kei mengatakan itu tentu saja tanpa melupakan status suami-istri kontraknya nanti. Tapi tetap saja jantung Ana berdegub dengan sangat cepat mendengar kalimat Kei barusan. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu menggelitik perutnya.

"baiklah, hm kei" Kei menyunggingkan senyumnya meski sangat tipis tapi Ana melihatnya dan jujur ia terpana, pria itu sangat tampan dan baru kali ini Ana melihatnya tersenyum.

"Bagus! Aku suka kau menyebut namaku Ana. By the way ibuku sangat cerewet, kuharap kau bisa mengatasinya"Mendengar itu Ana semakin gugup, seharusnya pria itu tidak usah mengatakan apapun, Kei melirik Ana yang terlihat cemas. Tangannya yang berada di setir mobil beralih menggenggam tangan Ana, wanita itu terlonjak kaget menatap Kei dengan bingung.

"Tidak usah cemas Ana. Meski begitu ibuku sangat baik. Aku juga akan selalu disampingmu. Jadi tidak perlu takut, ya? Kita pasti bisa melewatinya"

Ana mengangguk dengan senyuman terpantri di wajahnya, Hati Ana menghangat mendengar semua ucapan Kei, Ana tidak bisa menebak orang seperti apa Kei itu, sewaktu-waktu bersikap dingin namun kemudian bersikap hangat seperti yang baru saja terjadi. Tapi satu hal yang pasti, tolong siapapun ingatkan Ana untuk tidak jatuh cinta pada pria disampingnya ini.