Chereads / On My Way ( My Ideal Husband ) / Chapter 16 - Born Again

Chapter 16 - Born Again

3 Tahun berlalu , semenjak kejadian insiden kebakaran itu .

tidak ada seorang pun yang tau jika aku sebenernya berhasil lolos dari maut . hanya saja setelah kecelakaan itu aku tidak sadarkan diri selama 7 hari , dan saat terbangun aku mengetahui bahwa wajahku telah mengalami luka bakar serius yang merusak 50 persen dari wajahku dan tubuhku . dokter yang menangani ku menyarankan untuk melakukan operasi bedah plastik untuk memperbaiki struktur wajahku yang rusak.

saat itu hidupku seperti di neraka, setiap malam aku menangis dan bermimpi buruk karena kecelakaan itu , tapi ada satu yang menjadi pertanyaanku . siapa yang menyelamatkan ku dari kejadian itu . setelah menjalani operasi tahap pertama aku bertanya pada dokter . siapa yang membawaku ke rumah sakit ini .

" bagaimana perasaan anda saat ini nona ?" tanya dokter

" sudah mulai membaik dok ".

" dokter boleh kah aku bertanya sesuatu ? "

" ya nona silahkan ! " .

" siapa orang yang menyelamatkan nyawa saya dok ? ".

" itu ya . yang membawa anda saat itu adalah tuan muda , saat itu tuan menelpon kami dan meminta helikopter medis untuk datang membawa anda , saat itu anda benar-benar kritis ? "

" apakah selama ini ada yang datang mencariku dok ? ".

" setau saya tidak nona , hanya tuan muda yang sesekali datang menjenguk nona saat waktu luang dan menemani anda saat koma ".

" kapan aku bisa bertemu dengan tuan muda yang anda sebutkan tersebut ? ".

" beliau mengatakan pada saya , besok beliau akan berkunjung saat kondisi anda stabil ".

" aku ingin mengucapkan terima kasih pada orang itu , oh ya dok berapa kali lagi aku harus menjalani bedah ".

" sejujurnya nona butuh waktu lama untuk memulihkan kondisi anda , dan kemungkinannya 80 persen wajah anda akan berubah dari yang sebelumnya ".

" baiklah dok , tapi bagaimana dengan biaya rumah sakit dok ? ".

" nona tidak perlu khawatir , rumah sakit ini milik tuan muda , tuan muda sudah mengurusnya ".

" baik sekali orang itu ".

" kalau begitu sekarang nona beristirahatlah dengan baik ".

" terima kasih dok ".

sejujurnya aku begitu mencemaskan bibi dari saat aku tersadar , bagaimana keadaannya . pasti bibi saat ini sangat sedih dan mencariku kemana - mana . aku mencoba memejamkan kedua mataku , dan lagi-lagi kejadian malam itu terlintas di pikiranku .

" nona , apa anda baik-baik saja ? ". tanya seorang perawat yang menjagaku

" ya , aku lagi-lagi bermimpi buruk ".

" apa nona ingin minum obat penenang ? ".

" ya berikan aku sedikit obat penenang sus "> pintaku lemah .

aku mulai tidur dan tenggelam dalam kegelapan . aku mengingat wajah orang itu . dan aku benar-benar terlelap dalam tidur . saat terbangun hari sudah terang , suster yang menjagaku membawakan ku bubur dan semangkuk sup untuk sarapan .

" nona , ini sarapanmu ".

" iya , aku akan memakannya ".

aku berusaha tegar dan tetap merawat tubuhku agar cepat pulih . saat sedang asik menyantap sarapanku , ku dengar seseorang sedang mengobrol di depan pintu ruangan ku . terlihat bayangan seseorang sedang berdiri .

lalu membuka pintu ...

wajah itu tidak asing , sekejap aku mengingatnya . itu Antony , aku terkejut hingga tidak bisa menelan sarapanku . aku terdiam menatapnya . Antony masuk dan mendekatiku .

" apa kamu sudah merasa baikan luc ? ".

" ka Anton ? "

" untung saja waktu itu masih sempat , aku sangat panik saat melihat keadaanmu ". mengingat kejadian itu .

" tapi bagaimana bisa kak kamu yang ". aku terdiam

" ceritanya panjang luc , yang jelas saat itu aku hanya memikirkan bagaimana caranya agar kamu bisa tertolong , aku hampir putus asa saat itu apa kamu tau ? ". cerita Sam dengan wajah cemas .

" kak , aku sangat berterima kasih padamu , jika tidak ada kamu . mungkin saat ini aku ".

" jangan berpikir macam-macam luc , aku sudah bilang kan aku akan melindungi mu bagaimana pun caranya ". ucap Anton seraya mencium kening Lucy

" kak....aku takut ".

" tidak ada yang perlu kamu takutkan selama ada aku disini , tidak akan ada yang bisa menyakitimu ". ucap Sam memeluk erat .

setelah itu Anton berusaha menghiburku dan kami pun terhanyut dalam suasana yang tenang . harus ku akui pada akhirnya orang yang telah ku acuhkanlah yang telah menyelamatkan nyawaku . semenjak saat itu Anton selalu mendampingi ku sampai akhirnya tahap akhir bedah plastik ku selesai .

tak terasa selama 2 tahun aku harus sabar terkurung di ruangan rumah sakit dan sekarang bisa menghirup udara segar untuk sekian lama .

aku menatap wajahku di depan cermin , wajahku terasa begitu asing . lamunan ku hilang saat Anton mengetuk pintu kamar ku.

tok tok tok...

" luc , kamu sudah siap kita tidak boleh terlambat ". ucap Anton

" iya kak aku sudah siap ". membuka pintu perlahan .

Anton tersenyum melihat penampilanku .

" kamu masih terlihat sama , tetap cantik di mataku ". puji Anton seraya menjulurkan tangan kanannya .

" kak , aku sangat malu ". ucapku tersipu .

" mulai sekarang , kamu harus terbiasa dengan penampilan ini luc " . jelas Anton

" kak apa sebaiknya aku berganti nama !?".

" itu kita pikirkan nanti sekarang kita harus menghadiri jamuan ".

" heem " sambil tersenyum .

kami pergi ke jamuan dengan suasana bahagia . sesampainya di gedung .

" tuan muda Antony , siapa wanita di samping mu ?". tanya tamu lain

" perkenalkan nona Lucy Adams " . ucap anton sambil mempersilahkan ku untuk memperkenalkan diri .

" salam kenal saya Nona Lucy Adams , kekasih tuan Antony Bryan " ucapku sambil tersenyum manis .

malam itu aku menjadi pusat perhatian semua tamu undangan . semua orang terpukau dengan penampilan ku dan sudah jelas tidak ada yang mengenaliku lagi malam itu .

" luc bagaimana , apa kamu baik-baik saja dengan wajah baru ? ".

" di luar dugaan ku kak , ini sangat baik ".

" syukurlah , apa kamu tidak cemas ? , aku dengar sebentar lagi Sam tiba ".

" hemm".

" apa kamu masih memikirkannya ? "

" kak jangan ungkit lagi orang itu , aku sudah melupakannya ". ucapku menghela nafas .

" baiklah , kalau begitu mulai sekarang bersikaplah selayaknya Lucy adams , kamu adalah calon nyonya Antony Bryan luc ".

ucap Anton sembari menggenggam jemariku .

to be continued