Rabu, Tanggal 15
Ia duduk di depan meja belajarnya, alis wajahnya berkeriut penuh tekad memandang kedua tangannya yang sedang sibuk mengutak-atik suatu benda. Detik berikutnya, ia sontak berdiri, membuat kaki kursi bergeser ke belakang, menggesek lantai serta menghasilkan suara krit yang cukup menyakitkan telinga, sambil berseru penuh kemenangan, "Akhirnya! Aku berhasil! Setelah perjuangan melelahkan selama setahun penuh ini, aku berhasil!!!"
Ia kembali duduk, matanya berbinar-binar memandangi benda kecil dalam genggamannya. Tetapi, sinar bola mata itu meredup, saat ia teringat akan sesuatu. Tidak, ia belum sepenuhnya berhasil, ia masih harus berjuang menyelesaikannya. Membuatnya tampil sempurna saat menyapa dunia.
Membuatnya berhasil mendapatkan apa yang telah hilang dari hidupnya selama ini.
Di dunia di luar jendela sana, langit mendung berwarna hitam kelam. Awan-awan berkumpul, menghembuskan angin yang cukup keras hingga dapat menembus pertahanan dinding-dinding kamar, memasuki ruangan. Dinginnya angin membuatnya sontak menggigil, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Dan entah mengapa awan-awan hujan yang menggantung di ujung langit sana memberi suatu kesan janggal, seolah mereka tengah menyembunyikan suatu rahasia alam darinya. Suatu rahasia alam yang, megah, namun sekaligus mengerikan.
Ia kembali menunduk, memandangi benda di tangannya. Bagaimanapun juga, ia akan tahu, apa yang tengah disembunyikan alam darinya.
Sebentar lagi.
***
Senin, Tanggal 20
Buku itu sama sekali tidak memiliki keistimewaan apapun, bagaimanapun juga buku itu nampak selayaknya buku kumal yang sudah tersimpan lama. Namun ia tahu, bahkan sebelum ia melihat dan membukanya, buku itu memiliki sebuah makna yang dalam baginya. Perlahan-lahan, jari-jemarinya yang mungil mengambil buku itu, dan membolak-baliknya, dan bola matanya pun segera tertumbuk saat melihat halaman itu. Ia terkesiap. Buku ini memang tidak memiliki keistimewaan apapun, halaman yang tengah ia lihat inilah yang menawarkan keistimewaan itu. Keistimewaan yang mengandung misteri yang terasa indah sekaligus menyedihkan.
Ia harus mengetahui, seperti apakah misteri itu sebenarnya.
***
Bulan Tujuh, Awal Tahun
Ia sudah menduga, keadaan dunia luar tidaklah semudah kehidupan yang biasa ia jalani selama ini. Walaupun ia dulu pernah mengalami banyak kesulitan, namun di sekelilingnya penuh dengan orang-orang hebat yang selalu siap membantunya. Tapi sekarang, ia sendirian, sekarang yang berada di sekelilingnya adalah alam luas yang menyimpan banyak misteri, sewaktu-waktu siap membinaskannya. Langit malam yang hitam kelam, angin dingin membekukan yang tidak seharusnya bertiup di musim ini, semua itulah yang tengah mengelilinginya sekarang.
Langkah kakinya melaju cepat menuju ke tempat itu. Tempat terlarang yang dikutuk seluruh negerinya. Ada yang mengatakan; tempat terbaik untuk menyelidiki keadaan pihak kita adalah dengan mencari informasi dari pihak musuh. Walaupun itu juga merupakan langkah yang sangat, sangat riskan.
Tapi, bukankah ia telah siap mengambil semua risiko? Bukankah kemantapan hati itulah yang kini telah mendorongnya keluar dari lingkar perlindungannya, masuk menuju dunia yang penuh ancaman?
Ia tidak boleh ragu lagi. Ia harus memenangkan pertarungan ini.
Pertarungan yang menyangkut hidup dan matinya.