Setelah kabur dari pemandian, aku membuka pakaianku dan berendam bersama Yato dan Roxy. Setelah aku puas berendam, aku mandi. Setelah mandi aku memakai handuk. Lalu pergi ke luar membawa pakaianku yang basah. aku pergi ke kamarku dan menutup pintunya dari dalam.
Aku memakai pakaian yang pas untuk tidur dan untuk nanti malam.
Setelah mendapat baju yang pas untuk di pakai, aku memakai baju putih polos, celana panjang hitam. Aku membuka pintu kamar, diluar ternyata Yato dan Roxy sudah menungguku.
"M-maaf"
"Kalo kedalam ya jangan dikunci dong" jawab Yato.
"Hehe"
Roxy dan Yato masuk ke dalam dan aku pergi keluar untuk membeli minuman yang ada di mesin.
Aku berjalan dan akhirnya aku menemukan mesin minuman itu.
Sambil memikir aku melihat-lihat minumannya.
"Aku beli apa ya....."
"Coffe latte kayaknya enak nih"
Aku membeli Coffe Latte dengan menekan tombol minumannya.
Saat aku mengambil minumannya di bawah, ada Ayudia di sampingku.
"Yo" sambil memukul pundakku dengan pelan.
"Ada apa?" tanyaku setelah membuka minuman.
Ia menunjuk ke sebuah minuman di dekatku, "A-anu..., tolong itu.... minuman..."
"Oh, ok"
Aku membantunya membeli minuman. Ia tidak sampai untuk membelinya, tubuhnya pendek, jadi dia meminta tolong padaku.
Setelah itu aku meminum minumanku dan Ayudia membuka minumannya lalu meminumnya.
Enak juga ini Coffe Latte
Aku meminumnya sampai habis sangking enaknya. Aku membuang kalengnya dengan melemparnya ke tempat sampah.
"Aku duluan ya"
"Ok"
Setelah itu aku pergi ke kamar untuk bertemu dengan mereka. Aku membuka pintu kamar perlahan-lahan dan menutupnya kembali dari dalam.
Didalam ada mereka yang sedang duduk diam seperti patung. Aku pelan-pelan mendekati mereka dan ikut duduk.
"Anu..., kalian kenapa?" tanyaku.
Satsuki mulai menggerakkan badannya, "Kita gak tau mau main apa ini"
"Oh...., main raja-rajaan aja"
Mereka bergerak setelah mendengar omonganku.
"Bagus juga tuh!" teriak Roxy.
Satsuki dan Rias menyiapkan peralatannya. Kami bermain raja-rajaan hanya dengan sebuah stik es.
Setelah dibuat, Satsuki memberitahu peraturan pada permainan ini. Yang pertama tidak boleh bekerja sama, yang kedua stik yang ada tulisan rajanya akan memerintah sesuatu dengan stik yang bertulisan pelayan, kalau dapat stik bertulisan rakyat dan nomor tidak akan dihukum atau semacamnya alias aman, tetapi belum tentu juga.
Stik itu di acak-acak menggunakan gelas, lalu kami mengambilnya dengan berebutan. Aku telah mengambil stiknya, aku membalikkan stiknya dan aku mendapatkan rakyat nomor delapan.
Syukurlah
"Aku rajanya!" Yato berteriak.
"Hoh...."
Yato memikirkan apa perintah yang menarik untuk pelayan.
"Kalau begitu..., pelayan memeluk rakyat nomor.... delapan"
"Siapa nomor delapan?" tanya Roxy.
Aku tidak punya alasan untuk berbohong, "A-Aku nomor 8"
"Terus, siapa pelayannya?" tanya Yato.
Satsuki tiba-tiba mendekati ku lalu memelukku.
"A-apa yang kamu lakukan?"
"Hoh....., Satsuki kamu pelayannya ya...."
Ia menganggukan kepalanya. Aku melihat wajahnya, wajahnya merah merona. Aku rasa ini sudah cukup, jadi aku langsung menyuruhnya untuk kembali. Lalu ia kembali ke tempat duduk semulanya.
Setelah itu, kami lanjut main permainan ini. Stik nya di kocok dan aku mengambil stik nya. Aku membalikkannya, ternyata aku mendapatkan raja.
"Aku raja nya"
"Jadi....., Aku memerintahkan pelayan untuk saling memeluk satu sama lain ke rakyat nomor 2"
Tidak lama kemudian, Roxy dan Yato membalikkan stiknya. Ternyata, si pelayan itu Roxy dan rakyat nomor 2 itu Yato. Disitu aku, Satsuki, dan Rias tertawa terbahak-bahak sampai perutku sakit.
"wkwkwkwkwkwk, peluk, peluk!"
Roxy dan Yato tidak punya pilihan lain, dan akhirnya mereka berdua berpelukan lalu kembali dengan cepat.
Setelah itu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
"Kalian yang didalam!, turun ke bawah
cepat!"
-Bersambung-