Aku yakin ayahku pasti sudah mempersiapkannya dengan susah payah terlebih dulu untuk berjaga-jaga bila seseorang berkata padanya di pesta akhir tahun: "Oi, Kazuto. Ceritakan pada kami sesuatu yang menarik" atau "Buat trik sihir, buat trik sihir." Kalau aku, aku tidak perlu menguatirkan satupun dari itu semua: Dari awalpun aku tidak pernah diundang, dan meskipun aku diundang aku tidak akan pernah benar-benar berbicara jadi aku tidak akan pernah diajak datang untuk yang kedua kalinya. Toh, pesta akhir tahun itu sebenarnya mengenai apa? Mereka tidak harus melupakan itu dengan mudahnya. Dan mereka tidak harus melupakanku juga, tolong. (Tolong?!)
Omong-omong, karena itu mulai terlihat seakan aku ingin memakai buku itu untuk laporan penelitian Utari, aku mengucapkan selamat tinggal padanya. Kemudian aku menarik After Death keluar, yang berada pada rak di bawah.
"Nah, baca ini untuk sekarang dan baru pergi menulisnya," kataku selagi aku menyerahkannya pada dia.
Dengan erangan yang dipanjang-panjangkan, Utari mengambil buku tersebut dengan enggan dan mulai membacanya. Setelah aku memastikan bahwa dia sudah melakukannya dengan semestinya, pandanganku jatuh pada buku Sains adalah Sihir bla bla bla sebelumnya.
Ketika aku mencoba membacanya sepintas, satu-satunya trik pesta di dalamnya adalah hal-hal seperti "jika kamu menusuk sebatang rokok dengan tusuk gigi, abunya tidak akan jatuh ketika kamu menyalakannya" atau "jika kamu mencelupkan secarik uang kertas ke dalam gelas penuh dengan miras dan menyalakannya, hanya alkoholnya yang akan terbakar, bukan uangnya". Kalau kamu sungguh-sungguh memikirkannya, kamu tidak akan punya kesempatan untuk memakai trik-trik pesta itu meskipun kamu mengingat itu semua.
Tapi referensi sains aneh yang diselipkan di sana-sini itu anehnya sangat menarik, dan sebelum aku menyadarinya aku sudah membacanya dengan sungguh-sungguh – hal sama yang terjadi ketika kamu sedang membereskan ruanganmu.
Segera setelah realisasi itu menghantamku, aku dapat mendengar dengkuran pelan dan ritmis. Ketika aku menatap dengan tajam ke arah Utari, kepalanya sedang terkulai, menandakan dia sudah tertidur. Tentu sulit menjadi seorang murid dengan ujian yang penting.
Aku mengatur kekuatan kipas elektrik itu dan kemudian dengan lembut meletakkan selimut handuk yang tergeletak di atas sofa pada bahu Komachi.
Berusahalah sebisamu, Utari
*******
Bulan Juli sudah berakhir; di luar, jangkrik-jangkrik sedang bernyanyi dalam paduan suara dengan keras.
Aku heran apa aku sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk sementara waktu supaya bisa mengurangi beban kerja Utari. Dengan pemikiran itu dalam pikiranku, aku pergi keluar untuk berbelanja. Aku pikir aku mungkin sebaiknya juga mencari terbitan-terbitan yang berguna untuk projek penelitiannya selagi aku berbelanja. Newton atau Sains atau MU atau semacamnya akan bagus.
Berkat cuaca panasnya, udara panas yang berkilauan membumbung dari aspal jalan. Pada awal sore ini, satu-satunya suara yang dapat didengar di kota adalah suara mengerik jangkrik-jangkrik dan suara mesin-mesin mobil yang melintas. Sangat sedikit orang yang berpapasan denganku di jalan. Itu terlihat seakan orang-orang yang hidup di sekitaran sini dalam area perumahan tidak berpikir untuk bepergian ke luar pada saat-saat panas seperti ini.
Sial, aku akan bernasib lebih baik kalau aku keluar rumah ketika matahari sudah sedikit terbenam. Sudah begitu lama semenjak terakhir kali aku keluar dari rumah, jadi pemikiran itu tidak terpikirkan olehku
-Bersambung-