Chereads / Romance Story Of Otaku's / Chapter 41 - Begitulah Cara Kazuto Kirimasu Menghabiskan Waktu Liburannya VI

Chapter 41 - Begitulah Cara Kazuto Kirimasu Menghabiskan Waktu Liburannya VI

Dengan gesit, aku menyalip melewati sisi trio tersebut, menyalurkan kegesitan seorang fantasista. Persis setelah itu, empat gadis berseragam SMA mencegat usahaku untuk lewat, memakai posisi bertahan mirip catenaccio. Tapi karena mereka sedang tertawa dengan terbahak-bahak dan bermain-main dengan ponsel mereka selagi mereka berbincang-bincang, langkah mereka lamban dan lambat. Aku juga menyalip mereka tanpa merasa kesulitan.

Boleh kuberitahu pada kalian apa yang kurang? Hanya ini! Gelora, keanggunan, ketekunan, keelokan, wawasan, harga diri!

Dan yang paling penting dari semuanya-

KALIAN BEGITU LAMBAT SEKALI!

Daaaaan itulah jenis-jenis ampas yang kugugamkan di dalam kepalaku selagi aku mendahului orang-orang kota yang riang dan berjalan seenaknya itu dengan gerakan pesatku sendiri. Dengan kekuatan imaginasi, seorang penyendiri yang melawan ombak dan badai tanpa teman atau pacar disisinya dapat mengubah dunia menjadi sebuah taman hiburan sesuka hatinya. Seorang pria yang berjalan sendirian kira-kira akan memikirkan tentang hal-hal semacam ini sepanjang waktu. Itu cukup menghibur, kuberitahu saja.

Terasyikkan dalam latihan mental yang melibatkan mengikis-ngikis jiwa selagi terperangkap dalam pusaran perang, aku memutar kakiku ke arah area perbelanjaan, yang termasuk Plena Makuhari, dimana toko-toko kecil dan sekumpulan toko-toko khusus yang bervariasi terletak.

Selagi aku sedang berjalan kelimbungan, sebuah baju kaos berwarna hijau berpendar masuk ke dalam pandanganku. Aku pernah melihat baju kaos itu sebelumnya. Itu baju yang sama yang biasa kupakai untuk kelas penjas.

Itu berarti dia adalah seseorang dari SMA yang sama denganku, huh? Lebih baik memastikan aku tidak terlihat olehnya… pikirku, sudah hampir akan mengalihkan pandanganku, tapi bola mataku tidak menghiraukan pemikiranku dan aku berakhir melihat tepat pada tubuh orang tersebut.

Itu adalah, untuk meletakkannya ke dalam sepatah kata, takdir.

******

Dia memiliki rambut yang rapi nan sehalus sutera serta tangan dan kaki yang memantulkan cahaya matahari yang cemerlang. Selagi dia menyesuaikan sarung raket pada punggungnya, dia membuat helaan lembut yang lenyap di udara, membawa datang hembusan angin.

Dia adalah Ayudia Saika. Dia tidak menyadariku, dia malah tanpa bersuara menoleh ke belakang bahunya seakan terpaku akan sesuatu di belakangnya. Whoa whoa, apa dia itu si cantik yang menoleh ke belakang?

Memang, kupikir dia adalah sebuah ilusi yang dibentuk oleh udara panas berkilauan yang membumbung dari aspal jalan.

Pada saat tersebut, kerumunan yang kurasa begitu sialannya menjengkelkan menghilang entah ke mana. Itu seperti Ayudia dan aku adalah dua orang yang tersisa di dunia ini. Dicengkram oleh terjangan emosi, rahangku mengendur.

Aku sepenuhnya yakin aku akan menemukannya tidak peduli kemanapun dia pergi. Hal itu, kupercayai dengan segenap hatiku.

"Ayudiaaaaa-" Ucapan itu menghilang di dalam tenggorokanku. Malahan, helaan aneh ini yang menyelip keluar. Keluarga di sekelilingku memberiku tatapan aneh dari jauh dan bergegas pergi.

Aku menatap ke arah Ayudia dengan hening. Itu karena seseorang sedang berlari ke arah Ayudia, melambai dengan semangat di belakangnya. Laki-laki itu mengenakan baju kaos yang serupa, dan sebuah raket yang menyerupai punya Ayudia tersandang pada punggungnya.

Ketika aku melihat betapa akrabnya mereka, aku tidak sanggup untuk memanggil Ayudia. Oleh karena itu, helaan menggelikan itu menyelip keluar dariku.

Orang itu menepukkan tangannya bersama dengan pelan di depan Ayudia, mungkin karena dia terlambat pada janjian mereka. Sebagai balasannya, Ayudia menggelengkan kepalanya dengan santai. Bahkan dari jauh, aku dapat dengan jelas melihat senyuman malu-malunya.

-Bersambung-