Chereads / Sang Pemusnah / Chapter 24 - SEBELAS - Si Cantik Manari Di Tangan Pemangsa bg.2

Chapter 24 - SEBELAS - Si Cantik Manari Di Tangan Pemangsa bg.2

Hope menelan ludahnya untuk kedua kalianya. Gigi-gigi tajam itu mungkin saja langsung mengoyak tubuhnya hanya sekali gigit. Ini Bercanda, batinya. Sementara Snow semakin basah karena keringat dingin.

Hope tetap berusaha keras untuk melindungi nyawanya dan rekannya. Ini tidak seperti Hope yang tidak takut mati, sekarang dia lebih hati-hati. Dia sudah secara nyata merasakan bagaimana rasanya berada di ambang kematian.

Bos menarik wajahnya karena tidak berhasil mencium apapun selain bekas bakaran dari luar. Hope dan Snow beruntung dilindungi oleh itu, tapi mereka belum benar-benar selamat. Segerombolan goblin kecil datang menunggu giliran. Bos sempat menggeram garang ke semua anak buahnya—seperti seekor singa jantan yang menghusir segerombolan haina yang ingin merebut buruannya.

Hope melihat potongan jasat itu ditarik pergi. Hope harus memalingkan pandangannya karena dia tidak kuat melihatnya. Potongan bagian atas tubuh pencuri itu diseret sampai-sampai ususnya terurai. Hope mual melihat usus yang bergelimpangan di lantai. Sementara Snow sudah mengeluarkan air mata karena mulutnya terus ditahan. Menyadari itu, Hope langsung melepas tangannya.

Bos semakin menjauh kemudian para goblin yang telah menunggu langsung mengerumuni sisa jasat yang ditinggalkan oleh bos mereka. Snow hampir saja muntah kalau dia tidak langsung menutup matanya. Goblin-goblin itu seperti piranha. Mereka sangat rakus, mereka berebutan. Hope sampai-sampai muak mendengar pentengkaran mereka yang seperti anjing. Dalam sekejap jasat-jasat itu hanya tersisa tulang belulang saja.

Hope menyadari jika rekannya sekarang sedang gemetaran. Dia juga tidak ingin berakhir seperti dua pencuri tadi. Jika masih saja terus diam, maka cepat atau lambat nasibnya pasti akan sama dengan kedua pencuri itu. Jadi Hope mengambil sebuah keputusan yang belum tentu memberinya peluang selamat.

"Kau harus pergi dari sini, Snow!" ucap Hope. Hope melihat temannya itu belum begitu siap untuk bertarung. Ditambah lagi dia tidak membawa senjata yang sesuai. "Aku akan mengurus mereka." ucapnya.

"Tidak, Hope!" bantah Snow. "Aku ikut bertarung!"

"Snow," Hope menatap temannya itu, "dengan musuh sebanyak itu, aku tidak bisa focus bertarung sambil melindungimu. Sebaiknya kau keluar dan cari bantuan, aku mengandalkanmu Snow!"

Snow akhirnya mengangguk walau sedikit ragu. "Kau yakin?"

"Jangan remehkan aku, cepatlah lari keluar!" seru Hope.

Snow sedikit ragu. Dia terlalu polos untuk mengetahui maksud Hope yang hanya ingin menyelamatkan Snow semata. "Bertahanlah, aku akan mencari bantuan." ujar Snow.

"Cepat pergi, tidak ada waktu lagi sebelum mereka menyadari kita!" tegas Hope.

"Baik!" sahut Snow. Dia keluar dari persembunyiannya lalu lari dengan cepat menuju pintu keluar. Hal itu menarik perhatian para goblin yang masih kelaparan. Menyadari ada makanan tambahan, mereka tidak akan membiarkan Snow lolos.

Hope lalu keluar menghadang para goblin, "Oi, apa kalian masih begitu lapar heh?"

Hope memperlihatkan dirinya di hadapan para goblin dengan pedang terhunus ke depan. Para golbin merespon tantangan Hope. Mereka mengambil senjata mereka: pedang, pisau, kapak, dan harmer. "Majulah!" serunya. Hope sama sekali tidak gentar.

Nekat, Hope cukup nekat untuk tidak mempredisikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dipikirannya, dia harus membuka peluang agar Snow bisa kabur. Tidak ada jalan lain lagi selain bertarung. Meminta bantuan pun juga tidak memungkinkan lagi.

Hope melihat Snow sudah melewati pintu keluar, jadi dia sudah merasa tetang. Setidaknya Snow masih bisa selamat.

"Sekarang aku bebas bertarung," ucap Hope.

Hope tidak berencana untuk mati. Di hadapannya ada lima belas goblin dan dia tidak ingin mengambil resiko diserang oleh dua goblin pemanah jitu sebelumnya. Jadi Hope memancing lima belas goblin itu untuk mendekatinya, "Apa kalian begitu ketakutan menghadapiku, goblin bodoh?"

Emosi para goblin terpancing sehingga membuat mereka langsung menyerang Hope. Satu goblin melesat ke arah Hope—sepertinya Hope diremehkan—sedangkan Hope tetap diam pada posisinya.

Goblin itu memegang sebuah pisau. Dengan percaya diri dia ingin menusuk perut Hope, tapi dia langsung tewas saat terkena tebasan pedang Hope. "Hanya ini saja kekuatan kalian?" ucap Hope.

Tidak terima kawannya terbunuh, tiga goblin menyerang secara bersama-sama. Mereka menggunakan serangan kombinasi. Cukup pintar, pikir Hope. Tiga goblin dengan senjata berbeda: pedang, pisau dan hamer. Hope kemudian memasang kuda-kudanya.

Yang membawa pedang melakukan tebasan memutar. Mengarah ke leher Hope. Gerakannya lumayan gesit untuk ukuran goblin yang pendek. Tehnik pedangnya lumayan piyawai. Goblin itu melompat lalu melakukan gerakan memutar 180° di udara. Jarang yang bisa melakukan teknik pedang itu, tapi sepertinya goblin itu meperhatikan posisi kakinya sebelum melompat.

Hope menghindar dengan memiringkan tubuhnya ke belakang. Terlambat sedikit saja, Hope pasti binasa. Serangan berikutnya begitu cepat datang. Goblin bersenjata hamer melakukan serangan dari atas. Dia melakukan lompatan saat goblin pedang baru melakukan putaran. Sebuah kombinasi serangan beruntun yang pintar. Hope berhasil menepis hantaman hamer itu, hanya saja karena tekanannya terlalu kuat, dua jatuh kebawah dengan lutut menghantam lantai.

Goblin hamer tetap melakukan tekanan untuk menahan pergerakan Hope. Hope merasakan kekuatan yang tidak bisa dia terima. Untuk ukuran goblin ahli senjata berat memiliki kekuatan setara dengan Warrior tingkat dua.

Sementara Hope menahan tekanan di atas kepalanya, itu memberikan kesempatan goblin ke tiga untuk melakukan serangan. Goblin dengan pisau langsung saja menyerang. Dia mengincar jantung Hope.

Goblin pisau bergerak cepat. Hope masih menahan tekanan di atas kepalanya. Tidak itu saja, goblin pedang juga ikut menyerang. Satu-satu jalan bagi Hope adalah memaksa meningkatkan tenaganya untuk melawan.

Hope mendorong paksa naik hamer yang menahannya membuat goblin hamer terhempas, lalu Hope segera marampas senjata goblin pisau untuk menusuk mata goblin pedang yang hamper saja menebas perutnya.

Gerakan Hope masih berlanjut. Setelah menusuk mata goblin pedang dia langsung melesat dan menebas kepala goblin hamer yang belum sempat mengangkat senjatanya kembali.

Goblin pisau hendak mundur namun kepalanya keburu pecah terkena lemparan hamer dari Hope.

Sebelas goblin yang masih tersisa langsung mengeluarkan langkah waspada terhadap Hope. Sementara itu Hope terlihat sedang memegangi pinggangnya samba berkata, "Belum juga tua aku sudah sakit pingang." Itu efek karena memaksa mengeluarkan tenaga penuh yang dia lakukan tadi.

Kemudian satu goblin yang mengenakan armor lengkap maju paling depan diantara yang lainnya. Dia mengambil obor yang sempat dibawa oleh Hope sebelumnya. Dia menyalakannya kembali. Pertarungan baru saja di mulai.