Hope akhirnya mengambil sebuah keputusan yang serius, Hope akan bertarung mulai sekarang. Hope merindukan keluarganya dan harus segera pulang. Akan tetapi, Hope tidak tahu kemana jalan pulang. Hope merasa kalau dirinya sedang tersesat. Hope malah melamun. Bahkan temannya yang terus menegurnya tidak didengarnya. Apa yang telah terjadi terhadapku, Hope mengingat kembali tragedi berdarah itu. Raut wajah Hope semakin sedih. Snow terus saja memangil dirinya, namun dia sepertinya menjadi tuli.
"Hope!"
"Hope!"
Walau tubuh Hope digoyangkan dengan keras, dia tetap tidak menjawab. Hope benar-benar telah tenggelam dalam kebingungannya. Akhirnya Snow menendang keras kaki Hope untuk menyadarkannya.
"Kampret, kenapa kau menendangku. Dan tepat di tulang keringku, itu sangat sakit!" Hope marah, tapi Snow tampak lebih marah dari caranya menatap Hope—begitu tajam.
"Kau langsung menjadi sangat rapuh saat aku menyinggung tentang ibumu, Hope. Apakah begitu lemah dirimu, Hope?" Tanya Snow.
"Tu-tunggu dulu, Snow. Ini pasti salah paham!"
"Tidak mungkin Hope. Daripada tenggelam karena kerinduanmu itu, lebih baik lakukan sesuatu untuk mengatasinya. Carilah ibumu, Hope!"
"Masalahnya aku tidak tau harus kemana?"
"Aku mengerti perasaannmu, Hope. Pasti akan sulit menemukan ibumu yang menghilang tiba-tiba. Tapi, baru-baru ini aku mendengar rumor kalau kaisar Iblis sepat tertarik karena kecantikan mereka."
Hope langsung tersentak, benar juga. Hope terpikirkan akan sesuatu. Jika benar apa yang didengar oleh Snow, maka persepsi Hope terhadap Kaisar Iblis benar. Mungkin saja Kaisar Iblis adalah kunci untuk aku keluar dari dunia ini, pikir Hope. Snow kembali melihat Hope tiba-tiba terdiam setelah mendengar ucapannya. Akan tetapi, pandangan Hope tidak seperti sebelumnya. Hope terlihat serius berpikir. Snow memberi kesempatan Hope untuk mengambil keputusannya dengan cara diam.
Hope menemukan sedikit titik terang menyangkut keberadaannya. Dari apa yang dia miliki dan dia ketahui: Dewi yang pernah meraih tangannya muncul kembali, pedang yang dia temukan seperti sudah diskenariokan, pada kenyataannya dia adalah pemain The Exorcist yang berada di pringkat atas, dan satu-satunya Hero yang berhasil menodai golok Ashabutha dengan darahnya sendiri. Hope mulai menyeringai, sepertinya aku memang sengaja dikirim ke dunia ini demi mengalahkan Kaisar Iblis. Masuk akal juga, tapi ini malah seperti kisah dalam novel saja.
Hope akhirnya melihat jelas ke mana tujuannya, "Yosh, sudah aku pustuskan. Aku akan menghajar semua Iblis!"
Snow juga ikut bersemangat, "Yosh, untuk menemukan ibumu kau memang harus menghajar semua Iblis. Aku selalu mendukungmu, Hope!"
"Ayo beraksi!"
"Oke!"
Hope hari ini telah memantapkan tujuannya, dengan membunuh semua iblis adalah satu-satunya cara untuk mengetahui misteri di balik kedatanganku ke sini, jadi aku harus bertemu Kaisar Iblis untuk menjawab itu semua. Dengan begitu mungkin aku bisa kembali ke dunia asalku. Hah … ini pasti akan menjadi cerita yang panjang, tapi mau tidak mau aku memang harus melewatinya. Benar-benar seperti kisah dalam novel saja.
Hope mengangkat pedangnya kembali, "Snow, tetap berada di belakangku. Kita akan membereskan dua pemanah itu!"
"Kau yakin Hope?"
"Aku punya rencana," Hope melihat-lihat ke sekelilingnya dan dia menemukan sebuah pedang. Hope melangkah ke arah kirinya dan mengambil pedang tersebut. Dia memeriksa kondisi pedang itu, "Keadaannya masih cukup bagus."
Melihat pedang yang dia temukan membuatnya berpikir, bagaimana bisa musuh yang menguasai Dungeon pemula memiliki senjata class B? Ini semakin menarik. Hope memberikan pedang itu kepad Snow, "Kau bawa pedang ini, walau sebenarnya hanya untuk kelas Pendekar, setidaknya kau bisa bertahan dengan senjata itu!"
"Baiklah, Hope!'
"Tetap di sini, jangan bergerak sebelum aku perintahkan!"
"Oke, Hope!" Snow mencoba mengayunkan pedang itu, terasa sangat ringan baginya. "Untuk sementara." ucapnya.
Hope sepertinya telah siap memulai aksinya. Dia telah menyiapkan bola es pada tangan yang tersembunyi di balik pinggulnya. Hope sudah memikirkan rencananya dengan hati-hati, di hadapanku aku yakin dua goblin telah menungguku dengan busur mereka. Aku harus hati-hati agar mengetahui posisi mereka. Hope berencana mematahkan serangan musuh dengan mencari posisi mereka terlebih dahulu. Dengan begitu, rencana melakukan serangan kejutan akan berjalan mulus. Tidak ada cara lain lagi yang terpikirkan oleh Hope. Mengingat musuh sepertinya memiliki skill melebihi dirinya—skill yang memungkinkan bisa melihat dari kejauhan dan dari kekelapan seperti elang dan burung hantu—maka musuh harus dijatuhkan hanya dengan sekali serang. Itu dapat mencegah strategi musuh agar tidak berubah. Hope tidak ingin mengambil resiko yang lebih buruk dari itu, menghindari pemanah jitu itu sudah sangat merepotkan baginya.
Langkah pertama Hope harus mencari peluang agar dia bisa membekukan musuh hanya sekali lempar. Jadi dia harus lebih mendekat ke posisi musuh. Sebuah keputusan yang sulit dilakukan, kemungkinannya sangat kecil mengingat lihainya musuh menembakkan panah. Hope tidak akan dibiarkan berada dalam jarak yang menguntungkan untuknya. Jika rencana ini gagal, Hope tidak yakin bisa melewati Dungeon ini.
Hope menahan dirinya untuk meremehkan musuh. Ini tidak seperti yang dia bayangkan. Musuh terlalu kuat untuk Dungeon pemula. Baru kali ini dia merasa kalau dia memang berhadapan dengan iblis yang sebenarnya.
Ini bukanlah game yang aku kenal lagi. Game itu sekarang hanyalah sebuah kanangan. Hope menghirup nafas dalam-dalam. Hope terlihat semakin serius. Dari cara Hope memandang yang disaksikan oleh Snow, Hope akan bertarung dengan seluruh kemampuannya.
"Hope, berhati-hatilah!" ucap Snow yang selalu berada di belakang Hope.
Hope telah memutuskan, jika tidak maju sekarang kelak akan mempengaruhi mentalnya. Aku harus menyelesaikan dungeon ini, itulah keputusannya sekarang.
Hope maju kedepan dan membiarkan musuh melihatnya dengan jelas. Ayo tembakan panahnya, sialan! Hope menyeringai dan tatapannya itu dilihat jelas oleh kedua musuhnya. Sekarang aku akan melihat posisi kalian, Hope sangat percaya diri, rencanaku pasti berjalan lancar!
Hope lari ke depan dan tentunya musuh tidak membiarkannya mendekat dengan langsung menembakan panah. Hope melihatnya, untuk menghidari panah itu dia melakukan salto ke belakang kemudaian mendarat dalam posisi siap sedia. Hope kembali menyeringai. Bersamaan dengan expresinya itu panah kedua melesat. Dia menghindarinya dengan cara berguling ke depan. Dengan begitu, jangkauan lemparnya semakin akurat. Tetapi panah ketiga begitu cepat ditembakan membuat mata Hope harus membelalak.
Rencana Hope gagal total saat panah api itu muncul mengarah ke dirinya. Shit, keluh Hope. Dia berhasil menepisnya dengan pedang sehingga panah itu terpental ke samping. Hope dipaksa mundur dengan tembakan panah api ke-empat. Yang ke-empat sepertinya sengaja tidak diarahkan ke Hope. Tembakan itu bertujuan untuk membakar lantai agar Hope terus mundur.
Shit, musuh ternyata lebih cerdas dari apa yang aku bayangkan. Cih, apa benar mereka Goblin? Hope terpaksa kembali.
"Hope?"
"Aku gagal. Sialnya lagi, pedangku tertinggal." ucap Hope. pedang Hope tertinggal saat menghindari api.
"Jangan pesimis Hope. Setidaknya kau pasti sudah tau posisi musuh!" ujar Snow.
Hope langsung tersentak, Aku memang tau posisi musuh. Hope kemudian berpikir sambil duduk tetang, dia tidak akan menyerah.
Snow memberikannya sebuah busur, "Hope gunakan ini!"
"Busur?"
"Benar, kau bisa melontarkan bola-es-mu dengan busur ini!" ucap Snow.
Hope kembali tersentak, kenapa aku tidak terpikirkan cara itu. Berkat Snow, pemikiran Hope terbuka. "Kau jenius, Snow!"
"Ini hanya pemikiran sederhana saja."
"Tentu saja itu sederhana Snow. Semua sesuatu yang hebat berawal dari pemikiran yang sederhana." ucap Hope. berkat busur di tanagn Snow, Hope mendapatkan sebuah ide. "Ini pasti berhasil!" ucapnya.
Hope mengangkat telapak tangannya lalu membuat sebua busur kuat dari element es. Proses itu membutuhkan konsentrasi yang tidak main-main sampai urat dahi Hope nampak. Hope kemudian mengambil tali dari dalam tas pinggangya. Dia ikat ke busur esnya yang kokoh—bisa dipastikan jika daya tembaknya sangat luarbisa.
Hope merentangkan busurnya, "Dengan begini mereka tidak akan bisa menghindar." Hape kemudian membuat anak panah berongga seukuran pipa 1 dim dengan ujung bulat seperti bola sebesar melon paling kecil. "Kita akan memperoleh tembakan yang kuat, Snow!"
Hope membuat rudal kecil dari es. Anak panahnya akan meledak jika ujungnya terbentur. "Ayo beraksi!" ucapnya. Sihir memang bisa melakukan apapun.
Api bekas tembakan tadi masih berkobar. Sekarang keadaan itu malah menguntungkan Hope. Serangan kejutan, kalian akan mendapatkannya dariku. Hope menyeringai. Kali ini dia tidak akan gagal.
Tidak perlu membidik. Kobaran api menyulitkan musuh bisa melihat posisi Hope, jadi tembakan saja secara sembarangan. "Seberapa buas pun hewan liar, mereka pasti akan selalu dikalahkan oleh api!" Hope sangat yakin dengan serangannya yang ini. Struktur panah es yang Hope ciptakan begitu padat. Dengan begitu, jurusnya yang satu ini tidak akan mudah meleleh saat melewati kobaran api. Hope sudah memperhitungkannya, hanya 25% jurusnya meleleh saat melewati kobaran api.
"Membekulah!" seru Hope. Dia melepas anak panahnya yang kemudian melesat begitu cepat. Usaha Hope membuahkan hasil. Panah es Hope pecah dan udara dingin yang terkunci di dalammnya menciptakan duri-duri kristal es yang membekukan kedua musuhnya. Itu cukup membuat beku musuh yang sebelumnya telah membuat Hope kerepotan dengan area beku hanya mencapai luas 3 meter.
Hope masih belum percaya dengan kekuatannya sendiri. Dia tidak memikirkan kalau daya bekunya sampai sekuat itu, mungkin juga karena dia begitu semangat mengalahkan musuh. Daya beku yang dihasilkan sangat padat. Bahkan semua api langsung padam karena terkeda radiasi suhunya saja. "Yang benar saja, aku memiliki kekuatan seperti ini?" namun kosekuensinya Hope langsung merasa pusing. "Sepertinya aku sudah berlebihan." ucapnya.
Untuk melakukan serangan sihir harus mengunakan energi dalam tubuh (mana) yang memakan stamina—energi dalam tubuh juga sering disebut tenaga dalam.
"Hope, kau pasti putra penyihir es!" seru Snow. "Kau blasteran yang cantik!"
"Keh," Hope tersentak. "Bisakah kau berhenti menyebutku seperti itu?"
"Tentu saja Hope," Snow mengangkat tangannya sambil mengepal, dia sepertinya begitu semangat. "Kau adalah blasteran pertama yang aku jumpai. Tidak disangkan ternyata kau bukan mitos belaka. Kau memang benar-benar cantik dan …," Snow langsung menatak jagutnya lalu bicara pelan, "aku penasaran bagaimana jika kau menggunakan dres?"
"Gakh," Hope langsung roboh ke belakang, dia tersentak seakan-akan terkena serangan jantung mendengarnya.
"Hope, kau kenapa?" Snow langsung khawatir.
"Kepalaku sedikit pusing." sahut Hope.
"Apa mungkin karena efek sihirmu tadi?"
"Aku rasa memang iya, staminaku terasa terkuras habis."
"Terkuras, hem ... aku pikir kau memang sedikit berlebihan tadi Hope, tapi …," Snow mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Kau hanya perlu meminum ini!" ucap Snow sambil menunjukan satu botol kecil ramuan berwarna biru.
"Stamina Potoin, kau benar!" Hope menerimanya dan langung meminumnya.
"Bagaimana perasaanmu, Hope?"
"Lebih baik dari sebelumnya," ucap Hope dan dia kemudian berpikir, item ini masih berfungsi seperti di dalam game. Jika aku tidak memandangnya dari sudut game, maka ini juga bagian dari sihir. Oh, item penyembuh ya? Sepertinya ini semakin menarik.
"Hope apa kau sudah siap untuk melanjutkan perburuan ini?" tanya Snow.
"Snow, berapa banyak item penyembuh yang kau bawa sekarang?" tanya Hope.
"Eh, oh ya aku periksa dulu," ucap Snow lalu segera memeriksa isi tasnya. "Aku membawa tiga HP Potion, dua stamina, satu peningkat Attack Power."
HP Potion adalah ramuan penyembuh. Ramuannya berwarna biru dan juga merah. Sedangkan ramuan untuk meningkatkan kekuatan adalah ATP Potion.
"Attack Power ya," Hope menatak jagutnya, sepertinya dia terpikirkan sesuatu. "Oke, berikan aku Attack Potion dan Stamina Potion itu!"
"Kau yakin Hope, jika kau meminum penguat power belum tentu tubuhmu mampu menahan kekuatanmu yang meningkan belipat ganda, pada akhirnya kau akan berakhir lemas. Apa kau yakin dengan itu?" tanya Snow.
Peningkat power secara instan memiliki efek samping yang berbahaya. Tubuh yang tidak mampu menahan peningkatan drastis itu akan berakibat fatal. Dampak mengerikannya adalah gagal jantung. Hope sepertinya sangat yakin, "Aku tidak akan mati dengan mudah!" ucapnya.
Snow mengetahuinya, Hope memang tidak akan mati hanya karena ramuan penguat. Seperti apa yang sudah di sasikan oleh Snow sebelumnya, Hope berhasil lolos dari kematian. "Baiklah, tapi jangan melakunnya secara berlebihan.
Hope tau cara bagaimana untuk mengatasi dampak itu. "Kau jangan kawatir, aku punya rencana. Ayo kita maju!"
"Oke!"