Senin, hari pertama masuk sekolah setelah libur selama 1 Minggu.
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah dan melewati beberapa kelas yang mana didepan setiap kelas sudah ramai. Ada beberapa cowok yang menyapa ku dan aku hanya membalas dengan senyuman. Karena yaa mereka tau aku tapi kebanyakan dari mereka aku belum mengenal nya , jadi aku hanya membalas dengan senyum aja .
"Pagiiii semua " sapa ku ketika masuk kedalam kelas , "pagiii Riani,,," jawab teman teman ku yang berada didalam kelas.
Aku berjalan kearah sahabat2 ku dan menyapa mereka. Kami pun kembali ngobrol seperti biasa. "Cit, sorry yaa , kalau tau Angga kaya gitu, nggak akan mungkin aku sma Isham ngejodohin kalian" Ucap Lina pada Citra. "Iyaa gpp kok Lin, slowww" jawaban Citra membuat Lina, Cia, Rifah, dan Kia kaget, ohh aku nggak karena aku sudah menebak tapi tak kupungkuri bahwa ini lebih dari yang aku bayang kan, Citra benar benar bersikap seolah nggak terjadi apa2. Ketika k-4 Sahabat2 ku terpaku kaget, aku malah tersenyum dan bertos ria sma Citra. "Riiii, kamu waktu sabtu kemarin Rian nganter kamu pulang sampai dengan selamat kan ?" tanya Citra pada ku dan seketika membuat pandangan sahabat2 ku beralih pada ku "hmmmm, iyaa selamat ko sehat" , jawab ku santai , "dianter Rian?" tanya Cia dengan mata melotot nya "iyaa, Riani diantar Rian" jawab Citra polos , "ehhhh, kamu nggak berantem kan di mobil karena kan kalian cuman be-2 kak Dani kan pulang ke kost nya," sambung Citra polos dan membuat ku masuk kedalam sebuah Masalah. "berduaan di mobil bareng Rian" tambah Rifah melotot ke arah ku. "astgaaa guyss biasa aja naa" ucap ku kesal "masihh pagii ini dan juga hari baru nie" ucap ku mencoba menenangkan mereka. " Cit,, coba ceritaiin dari awal sampai akhir perjalanan kalian membantu mencari alamat kakak kelas kita itu?" ucap Kia meminta penjelasan dari Citra. ya tentu aja Citra ceritain dri A-Z , bahkan ucapan tante nya Rian pun dia praktek kan. Aku hanya bisa pasrah, geleng geleng kepala lalu menepuk jidat ku 'habisss lah aku stelah ini' ucap ku dalam hati. Hari pertama sekolah kami masih belum belajar guru pun tak ada yang masuk ke kelas jadi kami masih bebas dan kemungkinan hingga 3 hari kedepan. Hampir 1 jam Citra bercerita panjang lebar dan ke-4 sahabat2 ku betul betul memperhatikan setiap gerakan Citra, aku hanya duduk dalam diam ku. Akhirnya Citra pun selesai bercerita. "gitu guyss" tutup Citra. "Baju dengan warna yang sama " "mengikuti perintah rianii", "mengikuti kemauan Riani", "pasangan yang serasi", "saling menatap," bertengkar dan keluar dari mobil", "di bujuk kembali masuk kedalam mobil" "bergandengan tangan" , "diantar pulang" ,"berdua didalam mobil" , ucap Kia, Cia, Rifah, dan Lina , secara bergantian, dan dengan ekspresi menuntut penjelasan ku. Aku bereaksi dengan menepuk tangan "wahhh, detail banget ingatan kalian, aku aja nggak begitu inget" ucap ku sambil tersenyum di paksa. "guysss, ayoooo lahhh, beneran , biasaaa ajaaaa, bukan sesuatu yang perlu dijelaskan , kejadian nya yaa mengalir ajaa, sebuah kebetulan, yaa kebetulan" ucap ku mencoba menjelaskan ke mereka.
Aku malas berdebat dengan sahabat2 ku , aku berpikir jalan apa yang harus kuambil untuk mengalihkan mereka ...
Ya Zaldi, aku mengambil hp ku dan menekan nomor Zaldi tentu sembunyi sembunyi agar mereka tak curiga, aku hanya memiscol nya berharap dia menelpon ku. Aku sengaja meletakkan hp ku di atas meja. Aku melihat Kia bermaksud bicara lagi pada ku tapi disaat yang sama hp ku bergetar dan aku melihat yang nelpon "Zaldi Calling... aku sengaja tak langsung mengangkat agar semua sahabat2 ku melihat dan ya rencana ku berhasil "ku angkat gak nie, atau masih mau ngomel?" ucap ku sok pasrah "angkat lah , cepaat " teriak Cia,
hhmmmm "assalamualaikum" ucap ku "waalaikum salam" sahut Zaldi , "hmmm, maaf baru lihat hp jadi sms nya baru mw ku balas uda nelpon" ucap ku sok romantis demi meyakinkan sahabat2 ku "hmmm, gpp tuan putri" ucap zaldi , "oiaa,, kaya nya nanti gak bisa jemput dehh?" ucap Zaldi , aku nggak mungkin langsung bilg gpp, karena aku bicara dengan nya di hadapan sahabat2 ku, walau sebenarnya aku senang nggak di jemput olehnya. "Kok diemmm, marah yaa" ucap Zaldi menyadarkan ku "hmmm, emang kenapa nggak bisa jemput?" tanya ku padahal aku sebenarnya nggak maslah "aku harus latihan karena 2 Minggu lagi ada pertandingan dan aku kapten jadi harus on time," jelas nya pada ku " gpp kaan tuan putri" ucap nya lgi, "ohhhh kalau itu alasannya yaaa gpp, semangat yaa ," ucap ku "semangat lah apalgi kalau sekali sekali tuan putri ku nemenin aku latihan" ucap nya lgi "heheheh, iya" jawab ku. "okeee dehh, ntar aku telpon lagii yaa tuan putri mau ke kelas soalnya," sahut nya kemudian "okee dehh, assalamualaikum" sahut ku "waalaikum salam" jawab nya dan aku langsung mematikan hp ku. 'uhhhhhh lega nya' ucap ku dalam hati. dan melihat sahabat2 ku kembali normal dan menggoda ku.
Sahabat-sahabat ku bukan tidak menyukai Rian, mereka tau aku belum sepenuhnya merasakan cinta, Suka,yaa semacam nya lah terhadap Zaldi . menurut mereka Zaldi adalah laki-laki terperfect buat aku, dan mereka nggak mau sampai aku melepaskan zaldi, jika itu terjadi artinya aku cewek bodoh , jadi nggak mungkin aku menjelaskan perbedaan perasaan ku terhadap Rian dan Zaldi yang sebenarnya ,di tambah lagi aku pun belum yakin dengan perasaan ku saat ini , Aku percaya mereka hanya ingin yang terbaik buat ku. Yaa memang selama ini Zaldi memperlakukan betul betul seperti seorang putri, tapi aku menjalani semua ini dengan perasaan tertekan dan semua demi sahabat-sahabat ku. 'huuuffffttttt'