Chereads / Asa dalam kesulitan (Antara Hati dan Logika) / Chapter 21 - Hari yang Melelahkan

Chapter 21 - Hari yang Melelahkan

Jam masih menunjukkan pukuk 05.30 pagi , tapi suasana rumah pasti ribut karena ini hari Senin hari beraktivitas. Aku meminta izin ke papa dan mama ku untuk pakai mobil ke sekolah, awal nya papa nggak mau, tapi aku memberi nya alasan yang tepat yaitu panambahan jam pelajaran dan pulang telat, membuat papa berubah pikiran. Papa ku berangkat dan pulang bekerja menggunakan jemputan bus jadi setiap papa bekerja mobil hanya terparkir depan rumah. Aku sudah belajar mobil semenjak kelas 3 SMP sebenarnya aku sering mengantar mama kepasar, tapi karena belum memiliki SIM papa belum ngijinin aku nyetir sendiri. Tapi hari ini aku memiliki Firasat bahwa hari ini akan sangat 'melelahkan' mengingat kejadian di hari Sabtu kemarin.

-------------------------+++------------------------

Saat masuk di parkiran sekolah jam baru menunjukkan pukul 06.40 Pagi. Namu ketika baru akan membuka pintu mobil aku melihat mobil Rian yang parkir tepat disamping mobil ku, "astgaaa ,kenapa ketemu sepagi ini sihh," ucap ku sendiri. 'kalau aku turun sekarang pasti ketemu' pikir ku , aku memutuskan untuk diam dan membiarkan nya keluar lebih dulu. Aku menunggu -/+ hampir 5 menit , dia nggak muncul 'dia nggak tau ini mobil ku karena aku kan nggak pernah kesekolah pakai mobil, lebih baik aku turun duluan dan segera masuk, pasti dia nggak akan tau' pikir ku. Aku pun membuka pintu mobil , tepat nya saat aku membuka pintu mobil untuk turun Rian pun melakukan hal yang sama. Akhirnya kami keluar mobil bersamaan , 'huuuffffttttt' aku hanya bisa menarik nafas panjang dan menunduk tak ingin melihat nya aku menutup pintu mobil , berbalik dan bermaksud segera pergi namun tak ku sangka Rian berdiri tepat di belakangku. Memastikan aku pun melihat kearah mobilnya dan dia tidak Disana , 'bagaimana bisa dia sampai di belakang buku begitu cepat' pikir ku dalam diam ku. Aku kembali melihat keseluruh arah di parkiran dan yaa jam begini sedang ramai ramainya siswa siswi berdatangan , lagi dan lagi pasti menarik perhatian mereka yapp semua mata kembali ke arah ku tepat nya ke 'kami'. 'benar benar melelahkan' ucap ku dalam diam. "kamu, kalau punya masalah diselesaikan bukan malah lari, dan hp kamu harusnya nggak perlu di matiin , kamu nggak tau kan seberapa panik nya orang orang mengkhawatirkan kamu, jangan sok kuat, dan jangan memulai apapun, jika kamu tidak sanggup menghadapi nya,sudah berani memulai maka berani untuk mengakhiri, kembali lah menjadi diri mu" akhirnya Rian membuka mulutnya nya, Dari malam kejadian itu Rian begitu gelisah, beribu ribu kali dia menghubungi hp Riani bahkan hingga pagi ini hp nya belum aktif, membuat Rian frustasi, Dia tau Riani nggak selemah itu , dia tau Riani manja tapi maslah seperti ini nggak mungkin membuat Riani menjadi lemah, tapi tetap aja dia khawatir dan kesal apalagi saat Riani meneteskan air matanya, Rian benar benar frustasi di tambah karena tidak mendengar kabar apapun dari Riani, sampai di minggu siang Dani memberi tahunya tentang telpon Citra baru lah dia sedikit lega. Tapi tetap saja dia kesal karena hp Riani nggak bisa di hubungi. itulah sebab nya dia kesekolah sepagi ini dan keberuntungan berpihak padanya, tadinya dia ragu , tapi dia melihat mobil itu ketika semester ganjil. dan tebakannya tak salah. Sebenarnya dia sangat lega melihat Riani kesekolah ,dan bahkan sangat senang , tapi begitu lah Rian saat berhadapan dengan 'Riani' . Rian pun segera pergi setelah menyelesaikan ucapan nya tanpa menunggu respon Riani, dan saat telah membelakangi Riani dia pun tersenyum seolah sedang memarahi pacar nya. "dia kenapa sihh," ucap Riani ketika melihat Rian pergi. Dan dia pun masuk kedalam sekolah.

Dari arah lain yang tak disadari Riani dan Rian ada Dani ,Citra dan k-4 sahabat riani lainnya yang menyaksikan kejadian itu.

-------------------_--------------

Jam menunjukkan pukul 08.15 Apel pagi sudah selesai dan ada waktu istirahatnya selama 20 menit sebelum bel masuk, "Haus ni, kantin yuu" ajak Citra kepada ke-5 Sahabat nya. "let's goo" ucap Kia dan kami pun menuju Kantin. 'yaa ampunn mereka datang nya barengan tapi Riani bawa mobil sendiri, Rian tuhh kaya lagi marah gitu sma Riani tpi romantis, yaa ampunn pasangan yang sempurna',, 'iri tau sma Riani' ,, 'aku dengar pacar nya dari sekolah lain' ,,, 'Dia milih Rian' ,,,'sulit buat ngedeketin Riani, saingannya Rian'. . . bisik bisik lagi lagi lagi dan lagi harus nya Riani sudah terbiasa.

Melihat Riani yang hanya diam dan menikmati minumannya, sahabat2 nya pun bingung harus memulai dari mana, menyadari ekspresi sahabat2 nya Riani yang membuka obrolan. "malam itu Zaldi dan Rian datang ke rumah , bersamaan" ucap Riani , dia ingin tau siapa yang sudah memberikan info ke Rian mengingat sikap Rian kepadanya pagi ini, Riani bukan orang bodoh yang nggak ngerti, tapi dia mencoba mengabaikan nya. "aku cuman heran kok dia bisa dateng tepat bersama Zaldi yaa" sambungnya , "tapii yaa udah lah yaaa , mungkin kebetulan doank" ucap ku seraya tak Ingin mendengar tanggapan sahabat2 ku, karena memang hanya berniat membuka obrolan. "Riii, kamu sama Zaldi.....?" belum sempat Cia menyelesaikan omongannya udah dipotong oleh Riani "Putus" ucap Riani tegas, membuat sahabat2 nya kehabisan kata2 ragu untuk melanjutkan. Kejadian malam itu mengungkap segalanya membuat sahabat2 Riani sadar bahwa Riani menerima Zaldi demi mereka, dan mengungkap fakta ternyata Riani merasakan sesuatu terhadap Rian Begitu pun sebaliknya, bahkan sahabat2 Riani sangat meyakini perasaan Rian , sebaliknya Riani dia berusaha menutupi nya, namun tanpa sepengetahuan sahabat2 nya Riani bahkan berniat mengubur perasaan itu bahkan sebelum berkembang.

"Tapi aku akan memberikan Zaldi kesempatan untuk menjelaska segalanya dan meminta maaf kapada ku, agar sama sama lega" ucap ku , "itu artinya,,,,,,,?" sahut Cia, namun belum sempat dia menyelesaikan nya aku tau maksud.ucapannya "hanya kesempatan menjelaskan, tidak lebih,.tidak ada balikan atau apau itu" ucap ku memotong omongan Cia, "Kamu itu Rii, susah ditebak" ucap Kia , aku merespon nya dengan menarik pundak ku yang artinya 'bodo amat' , melihat ekspresi ku Lina pun menambah kan "benar benar gadis berwajah malaikat ,tapi nggak punya hati" dan membuat kami semua tertawa.

"Ariani Saputri,, beneran putus yaa, dan dengar dengar kamu diselingkuhi yaa, hhmm bisa yaa Ariani diselingkuhi" ,, ucap seorang cewek dengan nada mengejek dan bisa ditebak siapa lagi kalau bukan Sarah, dan membuat tawa mereka terhenti , tadi nya Riani berniat mengabaikan nyaz tapi.. "tapi kok, malah ketawa ketawa siihh, ohhh iyaa lupa pergi satu kan masih ada satu yaa" lanjut nya. sontak membuat Riani berdiri dan menarik nafas panjang ,, " Sarah Amelia siswa kelas 1-1 , peringkat ke 15 dari 30 siswa , perebut pacar orang atau tepatnya menjadi selingkuhan, dan yang terbaru adalah diskors karena memfitnah Ariani Saputri" ucap Riani dengan melipat tangannya didada. ucapan Riani membuat ekspresi sarah berubah wajah nya merah karena malu, dan tangan nya terangkat ingin menampar Riani, tapi dengan cepat Riani menahan nya dan membuang tangan Sarah kasar 'auuuu' jerit Sarah, "pergi, atau aku bahkan bisa membuat lebih dari di skors" ucap Riani tegas. Sarah pun pergi meninggalkan ke-6 sahabat itu. Seketika Riani duduk lemas dan meminum minuman nnya, seakan tenaga nya habis , dia sebenarnya takut tapi ntah dari mana dia dapat keberanian seperti itu .

-------------

"Rian nggak pedih tu mata , merhatiin orang ampe nggak berkedip gitu" ucap Dani pada Sahabat nya, Adrian Suprapto. Rian mengabaikan ucapan Dani dan berjalan ke arah Riani. yaa Rian dan Dani berada di kantin itu dan melihat semuanya. Bersamaan berdirinya Riani dan Sahabat2 nya saat akan kembali ke kelas, karena merasa masih lemas Riani nggak menyadari kedatangan Rian. dan kaget saat menyadari akan menabrak seseorang "sorry" ucap nya cepat sambil mengangkat pandangan nya, yaa sontak dia kaget berniat mundur tapi malah hampir jatuh kebelakang , namun dengan cepat Rian menangkap Riani dan posisi mereka pun sangat dekat, melihat adegan ini sahabat2 Riani pun seakan tersengat listrik dan diam membeku " manja , tapi sok kuat, baik tapi berperan jahat, apa hati mu nggak cape yaa ," ucap Rian keras tapi terdengar lembut dengan tetap menahan Riani, tatapan mereka sangat lekat satu sma lain seperti 2 orang yang saling mengasihi, walau ucapan rian terdengar sarkastis namun itu sebenarnya bentuk perhatiannya untuk Ariani , dia mau Riani menjadi diri nya sendiri, Rian menarik Riani semakin dekat dengan nya dan posisi Meraka pun berdiri seakan Rian memeluknya "atau beneran kamu nggak punya hati" , kata kata itu penutup ucapan Rian dan melepaskan tangannya dari pinggang Riani lalu pergi begitu aja, Yaa , Riani masih beku ditempat nya, hingga sahabat2 nya menyadarkan nya. Dia pun langsung pergi tanpa melihat ke arah sahabat2 nya, dia tahu bahwa saat ini wajah nya pasti merah dan merasakan jantung berdebar-debar sangat kencang sangat aneh dia tidak ingin sahabat2 nya mengetahui perasaannya.

Rian kekanan dan Ariani kekiri,

Melihat adegan ini sahabat2 Riani pun tersenyum penuh makna, "mereka berdua ini sebenarnya sadar nggak sihh kalau sudah saling jatuh cinta" ucap Lina , sambil melihat kearah Cia, Kia, Rifah, Citra, dan yaa Dani , menyadari tatapan Lina "Rian mahh sudah jelass, nahh sahabat Kalian itu yang nggak tau dehh" ucap Dani membela sahabat nya dan pergi.

-----------------------------_--------------------

Riani pun tiba di kelas nya dan duduk di kursinya menyadari ruang kelas kosong dan melihat teman temannya tidak mengejar nya, dia pun menarik nafas panjang sambil memeluk dadanya, dia bergegas mengambil kaca nya melihat diri nya dan mencoba memperbaiki dan kembali mengontrol diri nya "tenang Rii, tenang,, huufftt Rian cuman ingin ngajak kamu kelahi tadi" ucap Riani pada diri nya sendiri seolah menenangkan diri nya sendiri. menyadari teman teman sekelas nya mulai memasuki kelas, Riani pun dengan cepat menaruh kacanya dan mengeluarkan buku pelajaran sebelum sahabat2 nya kembali.

dan bersamaan sahabat2 nya masuk , guru pelajaran pun masuk, membuat Riani lega sangat lega.

---------------_-----------

kringggggggggg

bel pulang..

hari ini kami pulang pukul 15.30 sore.

Riani terlihat membereskan buku-buku nya. begitu pun sahabat2 nya. "guysss duluan yaa" ucap Rifah yang sudah di tunggu Putra didepan kelas, "aku juga duluan yaa Isham jemput nih" ucap Lina. Tinggal lah Aku, Cia, Kia dan Citra, seolah menunggu kelas kosong , mereka segera menyerbu ku, "kamu kemana tadi kenapa kabur?" serbu Kia cepat "hhmm, kabur , kapan ?" ucap ku pura2 bodoh "Yang habis kejadian kamu dipe...."? sebelum Kia melanjutkan omongannya , aku memotongnya lebih dulu "ohhh, itu, aku ke, ke , ke toilet, iya toilet, biasa kebelet" jawab ku sambil tersenyum. "Riii, kamu nggak lagi nutupin sesuatu kaann?" pertanyaan Citra pelan namun mampu membuat ku merasa mereka seakan bisa melihat hati ku. "hmmm, tentu aja nggak lahh" jawab ku santai. "Rii, didepan ada Zaldi sma Reza , kamu mau nggak nemuin Zaldi bentar?" tanya Cia hati hati. Ntah kenapa setiap momen yang akan melibatkan Zaldi, Riani pasti akan mengingat Rian , yaa nama itu selalu ada di antara dia dan Zaldi. Riani diam mengingat kejadian tadi pagi di parkiran, ya kejadian bersama Rian , dia mengingat kata-kata Rian. *flashback,,

Citra, Cia, dan Kia bingung mereka tak bisa membaca ekspresi Riani.

"Riiiiiiiiii" tegur Citra dan menyadarkan Riani

"hmmmm, iyaa uda ayoo, lebih cepat selesaikan lebih baik" ucap Riani santai dan dengan senyum , yaa seperti senyum bahagia.

----------------------------_----------------------

Aku melihat Zaldi sudah berdiri dan menunggu ku di parkiran tepat nya di depan mobil ku, aku menyadari masih ada mobil Rian, 'lohh bukan nya anak kelas 2 harus nya Uda pulang dari tadi yaa' ucap ku dalam hati. Tapi aku berpikir dia kan ketua OSIS jadi mungkin ada kegiatan. Aku melewati mobil ku segera menghampiri Zaldi dan tak memperhatikan mobil Rian lagi.

"Haii, Rii " sapa Zaldi dengan wajah yang dipenuhi rasa bersalah , "haiii" jawab ku santai dan mengaanggap seolah bertemu teman. "riii, aku minta maaf, betul betul minta maaf, sumpah aku tidak bermaksud nyakitin kamu" ucap nya sambil memegang tangan ku, sebenarnya aku merasa tidak perlu mendengarkan apa pun , jujur aku memg sempat kecewa malam itu, tapi ntah kenapa melihat Rian datang ke rumah ku malam itu sungguh membuat ku seakan semua baik baik saja dengan perasaan ku dan malah terasa lega karena bisa lepas dari Zaldi, tapi aku harus menyelesaikannya jika tidak mendengar kan zaldi dan memperjelas hubungan kami maka dia tidak akan berhenti mengejar ku.

Aku dengan cepat menarik tangan ku dari genggaman zaldi , menaruh nya di belakang ku. "jujur ya Zal, aku marah, aku kecewa malam itu tapi , ku rasa sekarang aku baik baik aja" sahut ku "apa kamu mau denger penjelasan ku?" tanya Zaldi , sebenarnya maless apapun alasannya aku nggak akan kembali sama dia tapi yaa apa salah nya agar dia pun merasa lega "hmmm , baik lah" ucap ku. sambil merubah posisi ku bersandar santai ke mobil ku dan menyilang kan tangan ku didada , aku mulai mendengar kan penjelasan Zaldi, dia menjelaskan segala nya , jujur aku sempat luluh, karena ternyata dia melakukan ini demi melindungi ku dari selingkuhan nya itu karena dia sangat terobsesi sama Zaldi, tapiii...

"Jadi plisssss maafin aku" ucap nya dengan penuh ketulusan , Aku pun menurunkan ego ku dan memandang nya sendu , " Zal, aku sudah maafin kamu, dan aku percaya sama swmuayy penjelasan kamu, jadi jangan khawatir aku terluka, i'm fine " ucap ku sambil tersenyum manis pada nya, ekpresi nya pun berubah ceria kembali membuat ku lega. "kalau gitu kita baiakn kan Tuan Putri?" ucap nya aku pun paham maksud nya. Aku menarik nafas panjang mengumpulkan kekuatan ku " Zal, demi apapun aku memaafkan mu, penilaian ku terhadap mu nggak akan berubah kamu cowok terbaik buat aku dan aku percaya banget kamu sayang sama aku, tapiiii maaf , kita nggak bisa kaya kemarin, kita cukuo sampai disini, kamu baik, dan akan dapat yang lebih baik dari aku " ucap ku padanya dan seketika melihat perubahan di wajahnya, marah kecewa, namun dia menahannya , "apa benar benar nggak ada kesempatan k-2 buat ku riii"? tanya nya dan lagi, " Zal aku nggak pernah tau kesempatan ke-2 itu seperti apa,karena kedepannya kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi kepada kita, tapi saat ini benar benar nggak bisa" jawab ku pada Zaldi . "aku berdoa semoga kedepannya aku memiliki kesempatan itu Rii" ucap nya "jaga diri mu yaa,, love u tuan putri ku" ucap nya dan pergi "bye Zal, makasih untuk semuanya" ucap ku tapi mungkin dia nggak dengar. "huufftt benar benar hari yang Melelahkan" ucap ku jelas dan membalikkan tubuh ku dengan maksud ingin masuk kedalam mobil

"astagaaaaaaaa" ucap ku kaget , melihat seorang pria berdiri tepat di hadapan ku.

"Kamu ,,,, bisa nggak sihh muncul itu nggak ngagetin" ucap ku kesal. "Jadi cewek terpopuler kembali jomblo nihh" ucap nya dengan nada yang nggak bisa ku pahami, "Jadi kamuuu ,, drii tadi berdiri disini,,, teruss nguping .... ", ucap ku semakin kesal. "aku lewat dan mau masuk kedalam mobil , kalian kan ngomong nya keras nggak bisik bisik, jadi kedengaran lah" ucap nya santai "jadi jomblo nihh yeee" ucap nya dengan senyum mengejekku "bakal tiap hari nihh ngelihat adegan orang ditembak, hufft membosankan" sambung nya Semakin mengejekku , mengingat ucapan anak anak dikantin tadi membuat ku sadar, "nggak bakal ada yang berani ngedeketin aku lgi , mereka berpikir kita dekat" ucap ku sangat kesal padanya "puassssss" tambah ku. melihat Rian lengah aku mengambil kesempatan untuk melewati nya. "minggir" ucap ku ketus , Rian masih berdiri di tempatnya. Ketika akan masuk mobil merasa belum puas aku melanjutkan ucapan ku "aku bakalan jomblo selama kamu masih disini, ngga akan ada yang berani menyaingi Ketua OSIS, jadi pasti kamu seneng kan ngelihat aku menderita" ucap ku mengeluarkan seluruh uneg uneg ku,, anehnya aku malah melihat Rian tersenyum. "dasar aneh malah ketawa lagi puass banget kayanya, apa nya yang deket, yang ada kita mah berantem mulu" menyelesaikan ucapan ku dan segera masuk ke dalam mobil.

---------------------------------_-------------------------

"Bener bener yaa mereka, susah banget kayanya buat jujur sama perasaan masing-masing." ucap Cia , "yaaahh Begitu lah kalau cinta tapi gengsi," sahut Lina, "kita lihat aja seperti apa akhirnya" ucap Kia, "Yaaahh, nggak akan selesai lah selama Sahabat kalian jutek kaya gitu" ucap Dani, "enaakkkkk aja, Rian tuhh yang harus nya bersikap manis sama riani" sahut Citra, "Riani," "Rian". Debat Dani dan Citra ..

yaa begitu lah sahabat2 mereka hanya bisa melihat dari jauh dan memberikan mereka dukung an sepenuhnya.