Chereads / Asa dalam kesulitan (Antara Hati dan Logika) / Chapter 16 - Kamu dan Dia Terlihat Serasi

Chapter 16 - Kamu dan Dia Terlihat Serasi

Saat dalam perjalanan pulang aku sadar ini bukan kearah rumah ku tapi arah keluar kompleks perumahan ku.

"kaya nya salah jalan deh ian" ucap ku mencoba meluruskan kekeliruan Rian. "kita cari makan dulu" ucap nya tegas , akhirnya aku pun diam dan kembali melihat lurus kedepan , "kalian berdua mau makan apa nie cit , ri ?" tanya Dani pada kami berdua, "aku , ikut aja deh" jawab Citra , "kalau kamu ri mau makan ?" tanya dani pada ku , "boleh nih milih tempat?" ucap ku sambil melihat kearah Rian. yaa aku emang begini apa adanya suka suka , nggak nggak, dan ngomong apa adanya.

"mank kamu mau makan apa?" tanya Rian , "ayam goreng, kf*" jawab ku santai .

tak lama kami pun sampai dihalaman parkir tempat makan yang ku maksud. kami pun masuk.

"Kalian duduk aja, biar aku sama Rian yang pesan" ucap kak Dani.

Aku dan Citra pun meninggalkan mereka dan mencari tempat duduk yang kosong.

"Rian, kamu sadar nggak sihh sikap kamu tu sama riani kaya orang pacaran yang lagi berantem tau" ucap Dani pada sahabat nya sambil mengantri untuk memesan . Anehnya Rian nggak merasa terganggu dengan ucapan Dani barusan "terus,, kamu cemburu, gitu" ucap Rian santai, "anehnya nggak, malah aku senang lihat kamu sma dia, kalian kayanya cocok deh" ucapan Dani sontak membuat ekspresi Rian berubah. "jangan kesenangan , aku mah slow demi sahabat tpi apa Riani nya mau sama macan kaya kamu" lanjut nya sambil tertawa dan maju kedepan untuk memesan. Rian memang mengikuti Dani maju kedepan namun tetap dengan pikiran nya sendiri. Ya, dia memikirkann ucapan Dani dan kembali membayangkan wajah Riani dan membuat nya senyum senyum sendiri. "ehh malah bengong, bayar" ucap Dani dan menyadarkan Rian. Mereka pun membawa makanan dan mendatangi meja Riani dan Citra.

"ini pesanan nya nona nona," ucap Dani pada ku dan citra saat tiba di meja . Dani dan Rian duduk di depan kami, dan Rian tepat duduk di dihadapan ku. "asyikkk, oiaa , ini yang biasa kan bukan yang spaicy," tanya ku ke Kak Dani "tenang aja ini yang biasa kok, kalau yang spaicy tu punya Rian" ucap Dani dan membuat ku tenang. "Riani tuh, nggak bisa makan pedas kak, sma Lombok mie aja dia nangis" celetuk Citra , membuat Rian ,Dani dan Citra tertawa. aku kaget bukan kaget apa kaget ngelihat ekpresi Rian yang lepas seperti itu , dan aneh nya aku tak ingin mengedipkan mata sama sekali seakan tak ingin terlewatkan momen langkah ini. "kebalik donk sma Rian , diaa mah nggak bisa makan klo nggak pedas" ucap kak Dani "Pantes aja omongan nya pedas Mulu" ucap ku tak sadar, ya omongan itu keluar begitu aja. sadar salah ngomong aku pun mengalihkan nnya "aku mau pesan ice cream sama cream sup dlu yaa" ucap ku cepat. Saat akan berdiri Rian pun ikut berdiri , membuat ku merasa canggung , "aku yang traktir jadi kamu pesan aku yang bayar" ucap Rian dan mengerti maksudnya , kami pun masuk ke dalam untuk memesan menu keinginan ku.

"Cit, tadi yang nelpon kamu Pacar Riani yaa" tanya kak Dani Ragu ke Citra. "ohhh, iya kak" , jawab Citra, "cowok nya yang waktu itu dateng pas riani insiden dihalaman bukan cit ?" lanjut kak Dani lagi "Yuppp, betul kak, tapi waktu kejadian itu,mereka belum jadian" , Dani hanya mengangguk mengerti. "terus kapan mereka jadian nya Cit?" , tanya Dani dengan hati-hati. "ohh itu seminggu yang lalu, di hari Sabtu pembagian Raport itu " jelas Citra, dan Dani hanya kembali mengangguk.

Tiba-tiba ada kejadian yang membuat citra berdiri dan berlari keluar seolah mengejar seseorang, sontak saja Dani pun secara spontan mengikuti Citra keluar. Dani pun berhasil mengejar citra "Cit , ada apa kok tiba-tiba lari" tanya Dani sambil mengatur nafasnya. Namun Citra hanya diam dan menatap tajam ke arah parkiran , ternyata disana ada Angga dan seorang wanita, "Kak Dani tunggu sini aja yaa aku mau kesana" ucap Citra akhirnya. Seakan mengerti Dani pun menuruti nya. Citra pun menghampiri kedua orang itu.

Saat kembali ke meja , Rian dan aku bingung karena meja itu kosong ,

"Lohhhhh, mereka kemana nie, kok nggak ada" ucap ku bingung, "yahhh, kita kan bareng gimna aku tau" ucap Rian , "aku nda nanya, cuman ngeluarin apa yang ada dipikiran ku aja" jawab ku kesal. Rian pun tersenyum melihat reaksiku. 'Astagaa ini orang nggak bisa ditebak banget sihh'. ucap ku dalam hati. Rian mengeluarkan hp dan terlihat sedang menelepon... "ohhh oke" dan Rian pun menutup telepon nya. "Mereka didepan" ucap rian langsung , dan aku pun bergegas kedepan dan disusul oleh Rian.

Saat tiba di depan aku melihat Citra nangis dan membuat ku panik ,, aku mempercepat langkah ku. "Cittt, kenapa" sahut ku langsung , Citra hanya terus menangis "kak Dani ini Citra kenapa sihh?" tanya ku Semakin panik. "Rii, mending kita balik ke dalam aja , biar Citra duduk dan lebih tenang" ucap Rian.

Beberapa saat kemudian Citra pun berhenti menangis dan terlihat Tenang. "cit, kamu Uda gpp?" tanya ku pelan "iyaaa, rii, aku gpp kok" jawab nya terlihat tenang. "sebenarnya ada apa sihh kok kamu keluar dan nangis begini?" ucap ku sembari juga melihat ke arah Dani, Kak Dani pun menangkap tatapan ku dan mencoba meluruskan "ehhh, aku nggak tau apa2 rii, beneran" ucap dani cepat. "Riiii,, tadi aku ngelihat angga sma selingkuhan nya" ucap citra dan aku melihat dia mencoba mengontrol diri nya sendiri. membuat ku merasa iba padanya. "ahhhhh, teruss ,,"? tanya ku "dia lebih milih selingkuhan nya dan mutusin aku," dia diam sebentar dan menarik nafas, seoleh mengumpulkan kekuatan, "katanya sebenarnya awalnya dia berharap Isham dan Lina ngejodohin dia sma kamu bukan aku , dia terpaksa sma aku demi Isham. tpi semakin kesini dia nggak bisa sma aku dan cuman bisa bilang maaf ke aku" ucap Citra dan membuat ku kaget yaa sangat kaget , "dulu Dimas juga ngedeketin aku dan berharap dekat sama kamu sekarang Angga juga gitu, Mereka semua cuman tertarik sama kamu Rii bukan aku," ucap nya lagi dan membuat ku semakin tak bisa berkata apa pun. Aku menatap ke arah Rian , dia memberikan ku isyarat seolah 'dia mendukung ku dan mengatakan ini bukan salah kamu hibur aja Sahabat kamu' . "citra,, kamu cantikkk pintar , dan kamu populer , kita smaa kok cit, kamu bahkan lebih baik dari aku jadi jangan pesimis gitu donk pliss jngan bicara kaya gitu" ucap ku pasrah "Rii, aku nda menyalahkan kamu, sumpah nggak, aku hanya meratapi kenyataan diri ku aja saat ini" ucap nya sambil tersenyum pahit. "dengar yaa cit, kita baru 16 th , perjalanan masih panjang, cowok di.luar sana banyaaaaakkkk banget , kita nggak pernah tau jugs siapa jodoh kita , saat ini jangan fokus ke cowok tapi fokus lah ke masa yang kita akan hadapi kedepannya, plisss cit jangan selemah ini" ucap ku tegas karena kesal denga sikap Citra yang terlalu lemah. Citra pun memeluk ku dan berkata "makasih yaa riiii , makasih banget, kamu benar benar ngertiin perasaan ku,," ucap nya "kita kan sahabat" jawab ku tulus. "sekarang aku dehh jomblo sendiri" ucap nya kemudian dan kami pun tertawa . "Uda nangis nangis nya??" suara Rian kembali menyadarkan kami , oohhh iyaa disini kami nggak cuman ber-2 ternyata , aku pun kembali ke posisi duduk ku. "Uda lanjutin makan kalian" jawab Rian", aku pun hanya bisa menunduk sambil menghabiskan makanan ku, merasa penasaran dengan ekspresi Rian aku pun mengangkat kepala ku dan melihat ke arahnya. 'tatapan itu lagi, yaa ampun matanya , wajah nya sangat sempurna, apakah dari tadi dia menatap ku seperti ini'. ucap ku dalam hati . Tanpa sadar aku dan Rian pun saling menatap... "helllooooo" ucap Citra dan menyadarkan kami berdua , aku pun kembali berpura-pura menyelesaikan makan ku. Sekilas aku melirik ke arah Rian , ya dia tetap santai dan tenang. "Citra Uda gpp ne,?" tanya Dani ke Citra, "amannn kakk, i'm fine" jawab nya dengan senyum yang terlihat gembira. Akhirnya Dani dan Citra pun asyik ngobrol , Aku hanya mendengar kan dan sesekali senyum, memperhatikan sikap nya yang tak seperti waktu putus dengan Dimas membuat buku sedikit lega. 'ahhhh, kayanya dia bakalan baik baik aj deh' ucap ku dalam hati untuk Citra.

"Mereka kayanya serasi deh" ucap Rian sambil memperhatikan Dani dan Citra. dan menopang kan tangan nya ke dagu nya dan meletakkan tangannya di meja sambil mendekat kearah ku, dan aku pun melakukan hal yang sama. "Hmmmm, iyaa Citra itu terlalu lemah hati, mudhan aja dia nggak kecewa lagi" balas ku ke Rian dan dia pun hanya mengangguk. "Kalian ber-2 kalau akur gini serasi banget lohhh" ucap Dani tiba-tiba dan membuat kami merasa canggung satu sma lain.

------------------------------------_------------------------------

Jam menunjukkan pukul setengah 3 sore saat kami meninggalkan tempat makan tadi.

Rian mengantarkan Citra pulang terlebih dahulu, tinggal lah , aku yang berada di kursi belakangan sendiri, Rian dan Dani di posisi depan . " ehhh ian, antar aku pulang ke kost dulu yaa, ntar malam baru aku kerumah mu lagi" ucap Dani pada Rian. beberapa menit kemudian mobil Rian pun tiba di kost kak Dani. Kak Dani pamit , turun dari mobil dan masuk ke dalam kost nya. Aku merasa Kak Dani uda masuk dari tadi kok Rian nggak jalan jalan , "kok , nggak jalan sihh" ucap ku bingung. "kamu pikir aku supir apa yaa, sini maju kedepan" ucap nya dingin. Dengan kesal aku turun dan duduk di kursi depan. "uda" jawab ku, "pakai seat belt mu,, atau mau aku yang pakai kan" ucap nya dengan ekspresi dinginnya. "nggak usah" jawab ku sambil memakai sendiri seatbelt ku.

Hening dan hanya terdengar lagu dari dalam mobil Rian , aku memilih melihat lurus kearah jalan dan menyandarkan kepala ku ke kursi dan memejamkan mata ku. Aku tau Rian sesekali mencuri menatap ku , "jangan lirik lirik , ntar kamu naksir lagi sma aku" ucap ku masih dengan posisi yang sama namun kali ini aku menoleh santai kearahnya,, seolah ketangkap basah dia pun menjadi salah tingkah "ehemmmm, nggak aku aku , akuu cuman mastiin kalau kamu tidur jangan sampai ileran yaa" ucap nya , dan membuat ku sontak memukul nya karena kesal "sembarangan, aku nda sejorok itu yaa" jawab ku kesal namun bukan nya membalas dia malah tertawa. Melihat nya seperti ini membuat hati dan jantung ku berdegup kencang, walau setiap kali sma dia pasti kami berantem, tapi ntah kenapa aku merasa nyaman dan ingin trus bersama dia.

Akhirnya sampai di rumah ku.

"hmmmm, makasih yaa kak ," ucap ku "Iya sama-sama" ucap nya kemudian "aku masuk dulu kalau gtu" ucap ku sambil turun dari mobil. Dia menurunkan kaca mobil nya. "udah kamu masuk, ntar kalau kamu sudah masuk baru aku jalan" ucap Rian pada ku dan merasa itu seperti sebuah nada perhatian, aku hanya mengangguk dan menuruti nya. Aku berjalan pelan menunju pintu rumah ku, dan sesekali menoleh kebelakang , 'dia masih di Sana' ucap ku dalam hati. Aku masuk dan dengan cepat mengunci pintu rumah ku , berlari ke kamar ku dan melihat nya meninggalkan rumah ku.

Astgaaa perasaan apa ini , hati dan pikiran berkecamuk hati ku terasa begitu nyaman saat bersama Rian , tapi pikiran ku ingat ada Zaldi.

'Aaahhhhhhbh, bodo amat lah' ucap ku untuk memenangkan diri ku sendiri.