Chereads / Hidup Lagi Di Dunia Pararel Yang Penuh Fantasi / Chapter 59 - 58 : Turnamen Perebutan Gelar Serikat

Chapter 59 - 58 : Turnamen Perebutan Gelar Serikat

Sebelumnya : Master serikat sunrise memberitahu kebenaran tentang master serikat yang baru saja akan didirikan kepada Haru.

Nilo dan Shely pergi memeriksa tempat turnamen atas perintah master.

Lucy pergi ke lantai dua atas keinginannya sendiri.

***

Setelah Master memberitahuku tentang orang itu, kami minum bersama. Ngomong-ngomong, Master yang membayarnya, jadi aku tidak akan sungkan. Nyahaha.

Quotes hari ini : Jangan sia-sia'kan kesempatan yang diberikan, karena mungkin saja itu adalah kesempatan terakhirmu.

"Sebaiknya kau istirahat, Haru." Kata Master setelah meneguk wine-nya.

"Iya."

"Besok pagi, datanglah kemari, kita akan berangkat ke turnamen perebutan gelar serikat petualang kota Laksana bersama."

Panjang banget judulnya woi!.

Aku berdiri dan permisi, lalu berjalan keluar dari serikat.

***

Esok harinya, kami berempat sudah berkumpul. Anggota serikat yang lain juga sudah datang, dan sedang duduk menanti kedatangan kami.

Ini seperti saat kau akan berangkat study tour di sekolahmu.

"Sunrise!" Teriak Master di lantai dua sana. "Kita pasti akan menang!"

"Yeah~" Suara orang-orang yang ada di serikat terdengar menggema dan aku yakin kedengaran sampai keluar sana.

Setelah mengatakan itu, Master turun dan semua anggota serikat menaiki kereta kuda yang sudah di sediakan pihak kerajaan. Baik sekali, pihak kerajaan yang baik.

Hanya butuh beberapa menit untuk sampai di aula kota.

Aula kota terlihat seperti aula pada umumnya. Ada air mancur super besar di tengah sana, dan banyak tempat duduk umum di pinggirannya. Jadi kami harus bertanding di sana?.

seluruh anggota serikat sunrise menjauh dari air mancur itu sepanjang 15 kilo meter. Bukan cuma kami, tapi juga semuanya. Semua orang yang tadi berkumpul, semuanya menjauh. Aku yakin sesuatu yang menarik akan terjadi.

Setelah semuanya mundur, geteran hebat terasa di bawah bumi ini. Ini bahkan lebih mirip gempa bumi dari pada sebuah getaran vibrator. Tunggu! Itu sih kekecilan.

Air di air mancur itu berhenti mengalir, lalu membelah. Air mancur dan tanah di sekitarnya membelah sejauh 5 kilo meter, dan setelah semuanya beres, kursi penonton tiba-tiba muncul dari bawah tanah ini sepanjang 5 kilo meter juga.

Terlihat seperti sebuah koloseum berwarna tanah zaman dahulu. Terlihat begitu megah dan luar biasa. Tanpa bantuan sihir, maka membuat hal sehebat ini tidaklah mungkin di zaman tanpa teknologi ini. Lalu bagaimana raja-raja terdahulu membuat koloseum mereka?.

Lalu sebuah suara seorang pria terdengar dari dalam arena itu, "Kepada para peserta, silakan masuk melalui pintu masuk yang di sediakan." Dan sebuah pintu terbentuk di depan kami. "Untuk anggota serikat yang mendukung, silakan memasuki ruangannya."

"Masuklah!" Suruh Master.

Kami, para peserta, mengangguk dan langsung berjalan masuk.

Lorong gelap yang hanya di terangi oleh lilin redup, tapi justru malah menambah kesan keren di benakku. Aku tidak tahu kalau pendapat mereka.

He? Shely ketakutan?.

"Kau takut gelap?" Tanyaku pada Shely.

"Ke-Kenapa kau berpikir begitu?" Shely tanya balik padaku dengan nada marah.

"Yah... dulu aku juga pernah takut gelap, jadi aku tau reaksinya."

Shely menunduk dan berkata dengan suara pelan, "Aku benci pria yang tau segalanya."

Tahu segalanya, your head!. Saat aku kemari, aku bahkan tidak tahu bagaimana aku bisa hidup lagi disini.

Cahaya terlihat didepan kami. Cahaya di depan sana, terpantulkan oleh mata kami. Mata kami jadi terlihat seperti Riddick.

Akhirnya kami keluar dari lorong redup itu, dan berada di arena bertarung. Seperti sebuah lapangan tandus yang kosong. Dan di atas kami, ada kursi untuk para penonton. Arenanya melingkar dan menanjak. Seperti lapangan sepak bola.

Di seberang sana, calon serikat baru berdiri dengan arogannya, dan diatasnya, ada anggota serikat mereka yang mendukung, begitu juga dengan serikat kami yang mendukung di atas kami. Bukan atas di atas kepala.

"HIDUP SERIKAT SUNRISE!!!" Anggota serikat sunrise dan Masternya meneriakan itu tanpa henti. Mereka sangat bersemangat.

Aku tersenyum melihat semua itu.

Tiba-tiba Lucy menyikut tanganku dan berkata, "Berhentilah melakukan itu, kau terlihan menjijikan!"

Oke. Jujur memang baik, tapi terkadang kebohongan lebih bisa diandalkan dari pada kejujuran. Karena orang jujur itu hanya ada di cerita. Memangnya ini bukan cerita? Bukan! Bukan untukku.