Sebelumnya : Pertarungan antara Nilo dan si kurus sedang berlangsung.
Nilo menebaskan kapak besarnya kearah Si kurus, dan si kurus terbelah menjadi dua.
■■■
Setelah si kurus itu terbelah jadi dua, dihitung dari perutnya, dia terjatuh. Tidak ada darah atau apapun, hanya terpotong dan selesai. Seingatku, saat aku terkena serangan fatal seperti itu, maka darahku sudah menyembur kemana-mana, tapi dia... apa dia tidak punya pembuluh darah?.
"Ini aneh." Lucy sepertinya menyadari itu.
"Iya." Kataku. "Tidak ada darah yang keluar."
"Darah?" Lucy melihatku dengan aneh. "Bukan! Ini aneh, karena itu terlalu mudah."
"I-Iya. Terserah kau saja." Aku memalingkan wajahku dan kembali melihat arena.
Saat semua penonton sedang terkejut dengan kejadian itu, bukan kejadian tanpa darah itu, tapi kengerian yang dilakukan oleh Nilo.
Tiba-tiba si kurus tersenyum dan berkata dengan tanpa merasakan apapun, "Oh... seperti yang aku duga, sunrise memang memiliki orang kuat sepertimu."
"Kau..." Nilo mengatakan itu dengan nada heran. "...kenapa kau masih bisa bicara?"
"Entahlah."
Lalu bagian tubuh yang terputus itu mengeluarkan banyak sekali ular, dan setelah itu, ular tadi langsung menarik kembali bagian tubuh yang terpotong dan sekarang tubuh itu sudah kembali seperti semula. Seseorang dengan kemampuan regenerasi tingkat tinggi.
"Kau jadi mengingatkanku pada seseorang." Kata Nilo sambil bersiap dalam mode tempur kembali. Aku harap seseorang itu bukanlah aku.
Si kurus tersenyum, lalu mengangkat tangannya keatas. Sekarang api lagi?.
Dan tiba-tiba ular hitam besar muncul dari balik tanah yang menjadi pijakan Nilo. Kau tahu apa lanjutannya kan? Benar! Nilo tertelan.
"Nilo~" Teriak Shely dengan cemas.
"Si Nilo itu..." Seorang pria di serikat sunrise berkata dengan heran. "...kenapa dia tidak langsung membunuhnya saja?"
Lalu seorang gadis menjawab itu sambil bercanda, "Mu-Mungkin Nilo sedang mengukur kemampuannya."
Mengukur kemampuan, apanya? Dari awal Nilo sudah berniat membunuh si kurus itu.
"Kakak! Jangan mau kalah!" Shely berteriak menyemangati Nilo. Lalu dilanjutkan dengan seluruh anggota serikat dan Master.
Melihat semua itu, si kurus malah tertawa dengan santainya, lalu berkata, "Jika dia adalah orang terkuat di sunrise, maka yang lainnya hanyalah sampah."
"Selanjutnya..." Kataku. "...biar aku yang maju." Sambil melihat pertarungan itu dengan serius.
Lucy melihatku saat aku mengatakan itu, "Haru." Lalu kembali melihat pertarungan itu. "Kau harus menang."
"Iya. Aku akan menang." Mungkin. Sial!.
Beberapa menit kemudian, ular raksasa itu menguap dan menghilang, lalu meninggalkan Nilo dengan tanpa pakaian. Dia tidak memakai kain sehelaipun. Kulitnya melepuh, bahkan ada satu bagian dimana aku bisa melihat tulangnya. Untung saja dia botak.
"NILO!" Aku langsung melompat bersama dengan Shely, sedangkan Lucy... dia hanya terdiam di sana.
Setelah menginjak arena, aku langsung berlari ke arah Nilo yang terkapar dengan luka yang cukup fatal itu.
"Kakak! Kau tidak apa?" Shely menangis saat mengatakan itu, lalu dia melihat kearah si kurus. "Aku yang akan maju selanjutnya."
"Tidak! Aku sudah bilang, kalau aku yang selanjutnya."
"Ha?"
"Kumohon!"
Shely menunduk dan berkata, "Baiklah. Jangan kalah."
"Iya."
Suara dari dalam arena itu terdengar lagi, "Baiklah! Pertarungan selanjutnya! Perwakilan peserta silakan turun."
"Aku sudah turun." Kataku.
Shely, si kurus dan Nilo. Mereka sudah tidak ada di arena, dan seseorang dari serikat baru itu turun dengan anggunnya. Dia tidak melompat, tapi melayang.
Dia memakai jubah panjang berwarna ungu, topi penyihir hitam, celana hitam, dan sepatu runcing hitam. Dia juga membawa tongkat.
"Kau... Haru kan? Aku sudah mendengar tentangmu yang mengalahkan dua makhluk kematian." Dia tersenyum dengan mengerikan.