Sebelumnya : Pertarungan antara Haru dan penyihir tingkat tinggi itu masih berlanjut.
Perbedaan kekuatan diantara mereka terlalu jauh.
Haru mati dua kali, dan mungkin akan bertambah.
Kematian pertama, tersengat listrik tegangan tinggi, atau petir.
Kematian kedua, di hancukan oleh himpitan dua batu raksasa.
■■■
Aku melihat penyihir tingkat tinggi itu dengan tatapan biasa, karena aku tidak punya hal apapun yang aku dendamkan padanya. Atau begini, kami hanyalah musuh di arena ini.
"Kenapa kau tidak mati juga?" Penyihir itu bertanya dengan lantang dan marah.
"Tunggu! Bukan begitu caranya bertanya." Kataku.
"Aku pasti akan membunuhmu!"
Aku tersenyum, "Iya. Silakan coba."
Aku berlari kearahnya sambil melapisi pedangku dengan angin. Saat kami berjarak dua meter, aku langsung menebaskan pedangku secara horizontal, kanan ke kiri.
Dia menunduk dan mendekatiku, lalu memukul daguku dengan ujung tongkatnya, "Mati kau!"
"Akh." Aku mundur beberapa langkah karena serangan itu. Tidak terlalu sakit.
Dia lalu tersenyum. Aku yakin ada yang aneh.
"Ledakan adalah hal paling mengerikan." Katanya. "Lepaskan!"
Ha?.
Beberapa mili detik setelah dia mengatakan itu, tiba-tiba lingkaran sihir kecil terbentuk di bekas pukulan tongkatnya. Lingkaran sihir merah itu terbentuk di daguku. Apa ini?.
Aku melihat si penyihir itu, dan dia tersenyum bangga.
"Sihir pelindung penghilang sihir!" Rapalnya. Lalu dia memukulkan tongkatnya ke tanah dengan keras, dan lingkaran sihir muncul di tongkatnya.
Setelah itu, sesuatu tertulis di depan, belakang, samping kanan dan kiriku.
Apa ini?.
Aku tidak tahu tulisan apa itu, tapi sepertinya itu adalah tulisan sihir.
Beberapa detik setelah tulisan itu terbentuk, semua tulisan itu mengeluarkan cahaya berwarna ungu.
"Apa ini?" Dan kenapa lingkaran sihir merah ini masih saja terbentuk di daguku?.
"Tulisan sihir yang terkutuk. siapapun atau apapun yang ada di dalam situ, maka mereka tidak akan bisa menggunakan sihir apapun." Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Kemampuan regenerasi supermu itu, adalah sihir kan?"
"A-Aku juga tidak tau."
"He?"
"Ha?"
"Apapun itu! Terserah kau lah! Beberapa detik lagi bom itu akan mele..."
*BOOM*
"Oh... aku rasa aku terlalu cepat mengatur waktunya."
Aku mati lagi. Rohku keluar. Aku melihat kepalaku hancur berantakan.
"Sekarang kau pasti mati."
Kami semua menunggu. Bahkan sang juri menunggu untuk mengatakan siapa yang menang.
Beberapa menit sudah berlalu, dan tubuhku tidak melakukan regenerasi. Ha? Jadi selama ini, itu adalah sihir?.
Sial! Kalau terus begini, aku akan mati. Bagaimana ini?.
"Haru." Seseorang memanggilku. Aku tahu suara ini, tapi aku seperti sudah lama sekali tidak mendengar suara ini.
Lalu tiba-tiba sekelilingku jadi gelap, dan ada satu cahaya di depanku.
Apa itu?.
"Kau masih ingat denganku?" Suara itu. Suara yang pernah aku dengar. Bukan di dunia ini ataupun di dunia aku hidup dulu. Benar! Ini adalah suaranya.
"Anda... kenapa Anda bisa turun ke kesini?" Tanyaku. Aku memang tidak bisa melihat wujudnya, tapi aku tahu ini pasti dia.
"Kau tanya kenapa? Aku ini Dewa yang mengawasi dunia ini dan duniamu. Jadi terserah gua dong mau ngapain aja!"
"A-Anda benar juga." Aku berhenti sejenak dan memperbaiki wajah kesalku. "Jadi... kenapa Anda berbicara denganku lagi? Apa aku mati?"
"Mati? Kalau kau mati, kau pasti bisa melihat tubuhku, tapi buktinya, kau hanya bisa melihat cahaya suci ini."
"Jadi... kenapa? Kenapa Saya bisa bertemu dengan Anda?"
"Pertama, aku ingin mengatakan ini. Ada satu alasan kenapa aku mengirimkan seseorang ke dunia ini, yaitu untuk mengalahkannya, mengalahkan sang Raja dunia."
"Kenapa harus mengirimkan Manusia kesana? Kenapa tidak menjetikan jari dan membunuhnya saja?"
"Itu tidak boleh! Bukan tidak bisa! Karena semuanya harus ada jalannya."
"Aku mengerti. Lalu... kenapa dengan Raja dunia itu?"
"Dia sudah menebar ketakutan di dunia itu selama 400 tahun. Dan orang-orang di dunia jadi tidak mau di hidupkan lagi setelah mati, dan cabang bayi yang akan di lahirkan, memohon padaku untuk tidak di lahirkan di dunia itu, karena dia takut. Aku tidak bisa menolak permintaan anak yang tidak berdosa."
"Jadi... bukan cuma aku yang dikirimkan di dunia ini dan mendapatkan kekuatan aneh?"
"Benar!"
"Apa ada imbalannya kalau berhasil mengalahkannya?"
"Iya. Kau bisa meminta apapun padaku."
"Apapun?"
"Iya. Apapun. Kau juga bisa meminta kau dikelilingi oleh gadis cantik berdada besar seumur hidupmu."
"Itu memang menggiurkan, tapi aku tidak akan meminta itu."
"Oke! Sekarang berhenti membicarakan itu! Alasan kedua, adalah untuk memberitahumu tentang kekuatan phoenix yang kau minta itu."
"Iya, aku juga ingin tau tentang itu."
"Kekuatan phoenixmu itu memang menggunakan sihir, tapi bukan sihir dalam tubuhmu, melainkan sihir di alam itu. Sekarang kau sedang terkurung dalam segel itu, jadi kau tidak akan bisa menyembuhkan dirimu. Tapi tenang saja, kau akan pulih kembali saat segelnya di lepaskan."
"Iya, tapi kapan itu?"
"Tidak mungkin selamanya kan? Lagian, kau juga bisa bergerak walau kau mati. Oke! Hanya itu saja."
"Tunggu!"
"Dan satu hal lagi, aku harap kau bisa membunuh makhluk itu, karena dari banyaknya Manusia yang aku kirimkan di dunia ini, hanya kau yang meminta kekuatan yang bukan berasal dari buku itu."
■■■
Note : Dewa dan alam baka yang aku maksud, hanyalah fiksi belaka, jadi ini tidak menyinggung agama mana pun. Ini hanyalah fiksi dari si author yang kelebihan imajinasi.