Sebelumnya : Haru, Lucy, Nilo, dan Shely. Mereka pergi ke gunung dan mulai berlatih.
Mereka berlatih dengan metode battle royal.
Haru : Woi Lucy! Kenapa kau mematahkan tanganku?!.
Lucy : kau saja yang lengah.
***
Nilo berlatih dengan Shely. Mereka bertarung dengan cukup hebat, bahkan aku merasakan mereka sudah terlalu jauh meninggalkanku. Aku rasa waktu itu aku bisa mengalahlan Nilo, hanya karena kekuatan regenerasi ini. Memang benar sih.
Sedangkan aku, aku berlatih dengan Lucy. Kami tidak melakukan pertarungan, tapi lebih ke fisik. Seperti lari, push up dan sit up. Kami melakukan itu terus-menerus selama satu hari tadi. Aku bisa merasakan kalau otot dalam tubuhku terasa sakit. Yang membuatku aneh, adalah aku bisa menandingi kemampuan fisik Lucy, padahal aku belum pernah melakukan olahraga.
Tapi saat aku memikirkan semua itu, aku mengerti. Aku bisa melakukannya, karena efek tubuh dari kristal iblis itu. Kristal iblis itu membuat tubuhku jadi lebih kuat. Seperti seseorang yang sering berolahraga selama 5 tahun. Mungkin.
Aku dan Lucy duduk di tepi gunung ini. Melihat langit malam dan cahaya lampu sihir di bawah sana. Kota Laksana terlihat cahayanya dari gunung ini.
"Lucy. Apa kau sering melakukan ini sebelumnya?" Tanyaku.
Lucy mengangguk, "Iya. Dulu aku sering berlatih bersama Jack. Itu yang membuatku jatuh cinta padanya."
"Itu luar biasa."
"Iya." Setelah mengatakan itu, Lucy membuka jubah merah gelap miliknya dan menaruhnya di pahanya. Lucy masih memakai pakaian rumahnya yang tadi. Baju putih polos tanpa lengan dan rok hitam.
Lalu, dia berkata padaku sambil memberikanku jubah itu, "Aku ingin kau memilikinya."
"Ha? Bukankah itu barang berharga milikmu?"
"Iya, tapi aku ingin kau memilikinya."
"Aku tidak bisa."
"Kumohon! Hanya ini ucapan terima kasihku."
"Kau sudah memberiku banyak terima kasih. Itu sudah cukup."
Lucy menunduk dan menarik kembali tangannya, "Aku hanya ingin..."
Aku tidak bisa menolaknya. Lagian, kenapa sih dia terlihat seperti akan menangis? Cengeng banget, anjay!.
"Baiklah." Kataku. "Aku akan menerimanya."
Lucy kembali mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Makasih."
"Harusnya aku yang bilang itu."
Aku mengambil jubahnya dan memakainya.
"Itu cocok denganmu." Kata Lucy.
"Yah... aku jadi terlihat seperti petualang sungguhan."
"Haha."
"Haha."
Kami tertawa senang akan sesuatu malam itu. Suara besi dan baja yang saling beradu, sudah tidak terdengar lagi. Aku rasa Nilo dan Shely sudah mulai kelelahan.
Aku berdiri dari dudukku dan berkata, "Ayo kembali!"
"Iya."
***
Saat kami kembali, Nilo dan Shely sedang berbaring di tanah dengan keringat mereka yang terlihat sangat banyak.
"Kalian tidak apa?" Tanyaku.
"Iya." Jawab Shely. "Dari pada itu, Haru, Lucy. Bisa kalian buat tendanya. Aku terlalu lelah."
Lucy tersenyum dan mengangguk, "Oke."
"Aku... aku rasa aku akan menunggu saja."
"Kau juga bantu aku!" Lucy menarik tanganku dan memaksaku untuk membantunya membuat dua tenda.
"Kenapa cuma dua tenda?" Tanyaku. "Aku dan Nilo? Kau dan Shely?"
"Harusnya sih begitu, tapi Nilo ingin tidur dengan Shely."
"Jadi... aku... aku tidur denganmu?"
"Iya. Awas saja kalau kau melakukan hal bodoh. Aku akan membunuhmu."
"Iya. Maafkan aku." Kenapa aku minta maaf sih?.
Nilo ingin tidur dengan Shely? Apa nilo itu siscon atau semacamnya? Dia itu menjijikan sekali. Yah... mungkin kalau aku juga punya adik perempuan secantik dia, maka aku juga akan jadi siscon sih.