Bagian sebelumnya : Mastet serikat sunrise akhirnya muncul.
Haru mengikuti turnamen penyisihan serikat bersama Nilo, Shely dan Lucy.
Haru : Aku yakin ini akan merepotkan.
Lucy : Kau kan memang pemalas.
Shely : padahal aku kan hanya pelayan serikat.
Nilo : Aku sendiri saja sudah cukup.
Master Serikat Sunrise : Perintah Master itu mutlakakakakaka.
***
"Memangnya apa yang harus aku lakukan di turnamen itu?" Tanyaku pada semua pesertanya.
Sekarang kami sedang berada di rumah Shely. Shely libur dulu untuk sementara waktu, dan si gadis nakal yang menggatikannya.
"Tergantung apa eventnya." Jawab Lucy yang duduk di seberangku.
Kami duduk melingkar dengan meja bundar ini sebagai pusatnya.
Aku duduk berseberangan dengan Lucy, Nilo disampingku dan Shely berseberangan dengan Nilo. Ini jadi mengingatkanku tentang rapat meja bundar itu.
"Shely!" Nilo berkata dengan arogan seperti biasa. "Kau jarang berlatih setelah jadi pelayan serikat, kau harus berlatih selama 5 hari, dan gunakan 2 hari itu untuk istirahat."
Shely menutup matanya dan berkata, "Iya-iya."
"Bagaimana denganmu, Haru?" Sekarang Nilo melihat padaku. Dia ini seperti pemimpin yang mencalonkan diri dan menjabat dirinya sendiri.
"Yah... aku rasa, aku akan berlatih sendiri." Kataku dengan ragu.
"Aku berpikir, mungkin kita latihan bersama saja." Lalu Nilo tersenyum. "Gimana? Bukan ide yang buruk kan?"
Lucy dan Shely mengangguk setuju, dan aku... aku rasa aku akan pasrah saja. Tidak mungkin bagiku untuk menolak, aku terlalu takut.
***
Setelah pembicaraan itu, kami langsung pergi ke gunung, untuk berlatih.
Ini adalah puncak gunung. Terasa sangat sejuk. Banyak kabut, dan dadaku terasa sesak.
"Udara disini tipis." Kata Nilo sambil menyilangkan tangan. "Jadi ini akan membantu pernapasan kita."
Kau tahu apa yang membuatku merasa aneh? Itu karena cara kami berbaris. Nilo berdiri didepan kami. Aku, Lucy dan Shely berdiri sebagai pasukan tempur dan dia adalah mentor kita.
"Latihan kita yang pertama, adalah battle royal!"
Setelah Nilo mengatakan itu. Lucy, Nilo, dan Shely. Mereka langsung melompat mundur menjauhiku. Apa?.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Ini battle royal, tau!!!" Teriak Lucy.
"Oh... oke."
Nilo menarik kapaknya. Lucy mengambil pedang dengan rantainya, dan Shely... apa yang dia lakukan? Dia... mengeluarkan semacam sarung tangan yang terbuat dari besi berwarna coklat. Itu keren.
Entah apa yang terjadi, tapi dengan tiba-tiba, kepalan tangan kanan Shely menghancurkan rahang kiriku, "Akh...." dan aku terpental cukup jauh karena pukulan itu.
Aku terguling-guling ditanah dan berhenti karena kepalaku menabrak batu besar dibelakangku. Aww... ini sakit.
Whoa! Rahangku copot! Aku tidak bisa bicara. Sakit! Sakit! Sakit banget. Aku berguling-guling kesana kemari saat mereka sedang bertarung.
Proses penyembuhan dimulai.
Beberapa detik setelahnya, proses penyembuhan selesai.
Aku hanya duduk memperhatikan mereka semua bertarung dengan hebat. Mereka semua berada jauh dari levelku. Aku terlalu rendah untuk bisa bertarung bersama mereka.
Sarung tangan besi Shely dilapisi oleh api. Kapak Nilo dan pedang pendek Lucy dilapisi oleh angin. Mereka bertarung dengan sungguh-sungguh. Harusnya kan kita menggunakan pedang kayu saja. Sial!.
Saat aku sedang memikirkan semua itu, sebuah pedang meluncur ke arah kepalaku.
"Whoa!" Aku terkejut dan berhasil untuk menghindarinya. Pedangnya tertancap di batu belakangku.
Pedang siapa ini? Ini menakutkan!.
"Aahh!" Lucy menjerit dan terpental kearahku. Dia berhenti terpental karena menabrakku.
Aku menahannya dan berkata, "Level kalian terlalu jauh denganku."
Lucy tersenyum saat melihatku dari balik bahunya, "Hmm? Tapi salah satu dari kami belum ada yang pernah membunuh monster besar mematikan itu."
"Memangnya monster berang-berang dan monster kelinci itu sebegitu hebatnya?"
Lucy tidak melihatku lagi dan melihat pertarungan itu sambil berkata, "Ada sebuah legenda. Dulu, ada seekor naga yang menguasai dunia ini. Dan untuk menjaga keseimbangan dunia dan agar tidak ada makhluk yang memberontak, naga itu menciptakan tiga belas monster iblis dengan masing-masing monster memiliki bentuk yang berbeda-beda."
"Itu beneran?"
Lucy menggeleng lemah, "Aku tidak tau." Dia berhenti sejenak dan berdiri, lalu membalikan badannya dan melihatku. "Level mereka terlalu hebat. Kita berlatih sendiri saja." Lucy menjulurkan tangan kanannya, "Aku mungkin bisa melatihmu." Lalu tersenyum.
Aku balas tersenyum, lalu meraih tangan Lucy.
Jarak beberapa centi, tiba-tiba tangan Lucy memegang pergelangan tanganku dan mematahkannya.
"Aaahhh!" Aku menarik kembali tanganku dan memeganginya.
Lucy tersenyum, "Ini pertempuran, kau tidak boleh lengah!" Lalu dia menjulurkan lidahnya. Sekarang dia sedang meniru si gadis nakal ya?.