Chereads / Hidup Lagi Di Dunia Pararel Yang Penuh Fantasi / Chapter 36 - 35 : Kebenaran Lucy

Chapter 36 - 35 : Kebenaran Lucy

Saat aku keluar dari serikat, terlihat beberapa orang, mungkin sekitar lima orang pria dan satu orang gadis. Empat pria lainnya terlihat memiliki badan yang besar dan kekar, tapi tidak sebesar kakaknya Shely.

Mereka tertawa dengan bangganya.

Salah satu dari mereka sadar, kalau aku sedang memperhatikan mereka dan berjalan mendekatiku.

"Apa yang kau lihat?" Dia memiliki rambut mohawk berwarna pink, dengan jalan tol melengkung di sampingnya.

"Tidak. Aku tidak melihat apapun."

"Woi pendek! Jangan sampai aku melihat wajahmu lagi!" Lalu dia pergi begitu saja, diikuti dengan kelompoknya. Mereka tertawa sambil membicarakanku.

Mereka menyebalkan.

Aku menghembuskan napasku dan berjalan kearah dari mana mereka keluar. Karena dari arah sana juga gadis kecil buta itu aku lihat.

Beberapa meter terlewati, dan aku sampai di depan penginapanku, tapi aku tidak melihat satupun gadis buta.

"Hiks... hiks." Suara seorang gadis menangis terdengar di telingaku. Aku tidak tahu dari mana arahnya, karena hanya ada tembok besar d samping kananku. Berarti arahnya dari samping kiriku.

Suara itu berasal dari dalam salah satu rumah. Aku rasa suara itu terdengar sangat menyesakan dada. Aku hanya mendengar saja, tapi aku seperti bisa merasakan rasa sakitnya.

Aku mengikuti suara itu, dan berhenti di samping penginapanku.

Aku membuka pintunya begitu saja, dan terbuka.

Gelap. Berantakan. Walaupun gelap, aku masih bisa melihat, karena ini bukan gelap gulita atau semacamnya.

"Hiks... hiks."

"Lucy?"

Lucy. Dia sedang duduk di sebuah kursi, dan dia membenamkan wajahnya di sikunya yang dia sandarkan di meja makan kotak itu.

"Kau tidak apa? Apa ini rumahmu?"

Lucy mengangkat kepalanya dan melihatku, wajahnya sedikit lebam, begitu juga dengan bagian lainnya, seperti tangan dan leher bagian bawah. Tapi luka lebam itu terlihat memudar sedikit demi sedikit. Walau begitu, tetap saja itu sakit.

"Haru? Kenapa kau disini?" Suaranya terdengar serak.

"Yah... itu memang harus di pertanyakan, tapi sekarang ini, satu-satunya hal yang harus di tanyakan, adalah kenapa kau menangis?"

Dia menggelengkan kepalanya dengan lemas, "Hmm-mmm, aku tidak apa-apa."

"Beritahu aku! Aku ingin membantu seseorang yang sudah membantuku."

"Aku bilang aku tidak apa-apa."

Aku menghembuskan napasku, "Kalau begitu, aku akan cari orang lain untuk memberitahuku."

Aku memutar badanku, tapi saat aku melakukannya, Lucy berkata dengan agak lantang, "Tunggu!"

Aku berhenti, "Apa? Apa kau ingin memberitahuku sesuatu?"

"Yah... duduk dulu."

Aku mengangguk dan mengikuti apa yang Lucy katakan.

***

Hari itu, kelima anggota black shadow berkumpul. Ada yang bilang kalau seluruh anggota black shadow adalah terbaik dari yang terbaik.

"Lucy, kau siap?" Kata Jack. Dia adalah pacar Lucy sekaligus pemimpin party black shadow.

Lucy tersenyum menanggapi itu, "Tentu saja."

"Bagaimana yang lainnya?"

"Siap." Ketiga anggota lainnya menjawab dengan suara yang lantang dan bersemangat.

"Hari ini, kita akan mengalahkan si death beast. Dia sudah membunuh banyak dari para petualang profesional, dan kita akan membalaskan dendam mereka."

"Iyaaa."

Selagi Jack membuat anggota black shadow bersemangat, Lucy mendekati Shely, yang kebetulan adalah anggota dari party black shadow.

"Kau takut?" Tanya Lucy.

Shely menggelengkan kepalanya, "Tidak."

Lucy tersenyum senang mendengar itu, "Kita harus bisa."

"Iya. Tenang saja, kan pacarmu itu si elite." Shely mengatakan itu dengan sedikit menggoda.

Wajah Lucy sedikit memerah saat Shely menggoda Lucy, "Kami baru jadian beberapa hari yang lalu, jadi aku agak canggung."

Shely tertawa geli mendengarnya, "Kau ini memang manis, Lucy. Kita harus bersiap!"

"Iya, aku mengerti!"

Mereka semua tampak penuh semangat dan percaya diri. Mereka sangat percaya diri, karena Jack sang pempimpin, adalah seorang elite di pasukan penjaga, sebelum dia keluar dari pasukan penjaga karena kebusukan kerajaan.