Chereads / Hidup Lagi Di Dunia Pararel Yang Penuh Fantasi / Chapter 39 - 38 : Aku Mati Lagi

Chapter 39 - 38 : Aku Mati Lagi

Setelah aku mengatakan hal yang menurutku keren, dia... bukan! Mereka tertawa.

"Diamlah!" Kataku. Lalu dengan cepat, aku menarik pedang di punggungku dan langsung menebas lehernya secara horizontal.

*CIPRAT* Darah memancur dari lehernya.

"Aaaahhh!" Dia terjatuh kebelakang dengan kedua tangannya memegang lehernya yang teebuka. "Sialan!"

Anggotanya yang tadi di belakang, langsung berlari mendekatinya.

"SITI! CEPATLAH KEMARI! SEMBUHKAN DIA!" Kata seseorang dari anggota mereka.

Siti mengangguk dan langsung berlari kearah anak punk itu.

Kedua tangan Siti di julurkan ke arah leher anak punk itu, dan merapal, "Air! Sembuhkanlah dia!"

Lalu lingkaran sihir biru terbentuk, dan air mengalir dari tangannya, lalu air itu menutupi luka anak punk itu, dan sedikit demi sedikit darah dan lukanya menghilang, bersama dengan air yang menyelimuti luka anak punk itu.

Setelah lukanya sembuh, anak punk itu berdiri dan melihat Siti dengan marah, "Kau lambat sekali, dasar bodoh!" Lalu dia menendang Siti di wajahnya dengan keras.

Siti terpental dan darah keluar dari dahinya. Siti hanya terdiam setelah menerima tendangan itu. Dia ketakutan.

"Woi! Woi! Ada apa? Apa itu semacam perkelahian kelompok? Aku suka itu!" Kataku.

Anak punk itu melihatku dengan marah setelah aku berkata itu.

"Kau akan mati!"

Lalu mereka, kecuali Siti, langsung berlari kearahku dengan masing-masing senjata mereka yang sudah siap menyerang.

Jaraknya sekitar satu meter, mereka langsung menyerangku menggunakan tombak, pedang, dan panah mereka. Lima orang menyerang satu orang.

"Mati kau! Mati kau! Mati kau!" Mereka mengatakan itu terus-menerus saat menyerangku.

Aku berusaha menahan rasa sakitnya, tapi tetap saja, aku berteriak kesakitan.

*CIPRAT* *SPLASH* *CIPRAT* Mereka menyerangku terus-menerus. Kulitku terbuka, sobek seperti baju, begitu juga dengan bajuku yang rusak karena serangan mereka.

"Mati kau!" Seseorang dengan tombak meloncat kearahku, lalu menancapkan tombaknya ke mata kiriku dan tembus kebelakang kepalaku.

"AAAHHH!!!" Tangan kiriku memegang tombaknya, tapi di saat yang sama, sebuah pedang memotong tangan kiriku.

Lalu sebuah panah berukuran besar mengenai tangan kananku, dan putus juga karena serangan itu.

Sial! Ini sakit banget!.

Lalu anak punk itu menusuk perutku dengan pedang besarnya, dan serangan mereka semua berhenti, tombak itu juga di tarik, dan mataku keluar karena itu.

Aku memuntahkan darah setelah dia menusukku, "Aakhh."

Anak punk itu tersenyum sombong, "Kau kalah."

"Sial!"

"Ada apa? Apa kau menyesal karena telah melawanku?" Dia lalu memutar pedangnya.

"AAAAHHHH!!!" Lukaku semakin terbuka lebar.

Setelah dia memutar pedangnya, dia langsung menebaskannya kearah kiriku.

Perut bagian kiriku terbuka, dan isi dalam perutku keluar begitu saja. Linu banget!.

Aku sudah tidak kuat berdiri, dan terjatuh di depannya dengan lutut di menyentuh tanah.

Anak punk itu melihatku dari atas dengan sombong, "Matilah, sampah!"

Lalu... rohku keluar dari tubuhku. Aku rasa aku mati lagi.

Ah... benar saja, setelah anak punk itu mengatakan itu, dia menebaskan pedang besarnya ke leherku, dan leherku terputus karena serangan itu. Kepalaku terpenggal dua kali setelah aku ada di dunia ini.

Aku terjatuh kebelakang dengan kepala yang menggelinding ke belakangku, belakang tubuhku.

Ah... itu terlihat sangat menyakitkan.

Mereka semua tertawa bodoh. Mereka tidak tahu apapun. Aku harap setelah apa yang akan mereka lihat, mereka tidak akan menjadi gila karena itu.

Tubuhku terbakar api biru kemerahan, seluruh bagian tubuhku terbakar.

Mereka menyadarinya dan melihat dengan tanda tanya yang besar.

Seluruh luka di tubuhku mulai sembuh, lalu bagian tubuhku yang putus, mulai tersambung kembali. Tubuhku masih terbakar bahkan setelah semuanya kembali normal.

Lalu setelah itu, api itu terangkat keatas dan *POOF* menghilang. Beberapa mili detik setelah itu, rohku tertarik masuk kedalam tubuhku.

"Haaa~" Napas pertama setelah kematian.

Lalu aku tersenyum, dan bangkit sambil memegang pedangku.

Aku melihat mereka dan berkata, "Yo~ kalian terkejut?!"