Aku masuk ke dalam serikat setelah bertemu gadis kecil tadi, dan sepertinya mereka semua sedang membicarakan gadis itu. Aku rasa gadis kecil itu memang baru di kota ini.
Aku berjalan ke arah Shely yang sedang duduk santai di meja kasir depan sana. Ada semacam kursi seperti di bar. Dan aku duduk di atasnya.
"Mau pesan sesuatu, Tuan?" Tanya Shely dengan santainya sambil mengelap sebuah gelas.
"Tuan? Panggil saja aku Haru." Kataku.
"Hee~ biasanya para pria akan sangat tersanjung saat aku panggil begitu, tapi sepertinya kau tidak ya."
"Aku akan sangat tersanjung, kalau kau memberiku makanan gratis." Kataku dengan malas.
Shely menghembuskan napasnya tanda malas, "Bahkan setelah mendapat banyak Gold dari quest, kau masih saja begitu. Apa itu semacam kebiasaan lama?"
"Ah!" Aku teringat sesuatu dan mengambil kartuku. "Aku lupa! Aku ingin menjual daging berang-berang raksasa."
"Baiklah."
Aku mengklik itemnya dan keluar, lalu Shely berkata, "Itu cara kuno. Dan melelahkan."
"Apa maksudmu?" Aku berhenti mengeluarkan semua item.
"Ini! Terima aku sebagai daftar temanmu."
"Oke."
Lalu sebuah nama muncul di layar kartuku, tertulis Shely.
"Kau bisa mengubah namanya sesukamu."
"Oke." Kalau begitu aku akan mengubahnya menjadi Shely si pelayan serikat.
Lalu aku melanjutkan setelah mengubah namanya, "Bagaimana cara keren atau tidak kuno yang tadi kau sebutkan?"
"Klik dan tahan itemnya, lalu pindahkan ke daftar namaku."
"Simpel."
Aku melakukan apa yang Shely katakan. ini sangat mudah dan cepat.
"Kau tahu apa itu partikel iblis? Kau mau membelinya?"
"Aku sudah bilang, aku hanya membeli bahan makanan saja."
Aku menghembuskan napasku, "Benar juga."
Setelah aku mengirimkan bahan makanan tadi, sebuah pemberitahuan muncul di kartuku. Tertulis Anda mendapatkan 100 gold dari Shely si pelayan serikat. Aku rasa aku akan menjadi pembisnis yang handal dengan teknologi sihir seperti ini. Atau tidak?.
"Oh iya. Kau melihat seorang gadis yang menutup matanya di depan penginapan?"
"Aku tidak tahu penginapan yang mana, tapi sekarang gadis itu sedang ramai di bicarakan di tempat ini." Shely berhenti sejenak. "Kalau mau ngobrol, sebaiknya kau membelikanku minuman."
Aku menghembuskan napasku dan berkata, "Dua gelas jus. Apapun, yang penting manis."
Dia tersenyum dan tertawa. Bisa kau hentikan itu! Lihatlah! beberapa semut mulai datang!.
"Pesanan segera disiapkan."
"Apa gadis itu memang baru terlihat?" Tanyaku.
"Iya. Aku rasa begitu. Setahuku, seharusnya tidak ada gadis yang seperti itu."
"Apa mata gadis itu buta?"
"Hanya sekedar info, di kota ini, tidak ada yang namanya buta, karena kota ini sudah mengembangkan sihir yang bisa membuat orang buta bisa melihat kembali."
"He? Itu luar biasa."
Apa gadis itu bukan dari dunia ini? Atau mungkin saja dia berasal dari kota yang berbeda? Mungkin dia juga mati, lalu dihidupkan kembali di dunia ini, tapi... kenapa dia menutup matanya?.
"Apa ada semacam sihir mata di sini?" Tanyaku lagi.
Dia selesai membuat jus dan memberikan satu gelas padaku, dan gelas lainnya dia minum, "Sihir mata? Apa itu? Aku rasa tidak ada."
Jadi begitu, sihir disini hanya sebatas untuk membantu Manusia dalam hidupnya. Sihir api, untuk memasak dan lainnya. Sihir air, agar tidak kekuarangan air. Sihir udara, untuk mengeringkan pakaian atau agar kita tidak merasa panas, lalu sihir tanah, mungkin untuk membangun rumah.
Tapi itulah Manusia, selama Manusia masih memiliki hati, maka perang akan terus terjadi.
Dan itulah kenapa ada beberapa sihir yang dimodifikasi, seperti sihir angin tingkat tinggi itu. Sihir yang harusnya hanya untuk membuat kita tetap nyaman, diubah menjadi senjata pembunuh yang mengerikan.
"Aku ingin membantu gadis itu." Gumamku.
"Sepertinya dia tidak sendirian."
"Maksudnya?"
"Aku mendengar dari orang-orang di kedai serikat, dia memegang sebuah papan yang bertuliskan sesuatu, sedangkan kau bilang dia menutup matanya. Mungkin dia memang buta, karena dia masih baru di kota ini."
"Jadi... ada yang menuliskan itu untuknya? Itu maksudmu?"
"Iya."
Benar juga! Saat itu, dia bilang akan ada seseorang yang datang padanya. Jangan-jangan, karena keadaannya yang seperti itu, ada seseorang yang memanfaatkannya. Sial!.
Aku langsung berdiri, "Aku mau pergi dulu. Kau habiskan saja jusku."
Aku langsung berlari keluar serikat.
"KAU BELUM BAYAR JUSNYAA!!!"