Aku sangat menikmati jus melon yang aku pesan ini. Mungkin hanya perasaanku, tapi entah kenapa jus melon ini sangat amat nikmat, atau mungkin saja Shely menambahkan sihir penikmat rasa pada jus ini? Kalau benar begitu, maka dunia ini memang mengerikan. Bahkan aku yang tidak bisa memasak ini, yakin bisa memasak sesuatu yang sangat nikmat.
Lucy kembali dari loket di lantai dua, dan saat dia melewati tempatku duduk, dia bahkan tidak melirik. Dia memang gadis super jutek yang menyebalkan.
Aku tidak punya banyak teman di dunia ini, yah... aku juga memang tidak punya banyak teman juga di dunia yang dulu. Aku tidak pandai berkomunikasi, jadi aku tidak bisa membuat banyak teman.
Hari sudah mulai sore, dan para petualang ataupun pengunjung kedai serikat juga sudah mulai bergegas pergi dari sini. Mereka ingin segera pulang dan tidur, atau bahkan bercinta dengan pasangan mereka.
Aku melihat kartuku dan membuka map. Ada penginapan di sekitar sini.
Aku keluar dari serikat dan berjalan menuju penginapan terdekat.
Saat sampai di depan penginapannya, ternyata tidak sebagus yang aku bayangkan. Ini bahkan terlihat seperti rumah biasa. Seperti kontrakan atau semacamnya.
Ada beberapa orang yang masuk kedalam sana, dan aku juga melihat beberapa petualang masuk juga.
Mengikuti mereka, aku masuk juga, dan ada satu meja kasir atau mungkin pendaftaran di samping sana.
Ini terlihat seperti sebuah lorong, didepan sana ada tirai berwarna merah yang menutupi batas antara kasir dan kamar-kamar, mungkin.
Aku mendekati kasir itu dan bertanya pada pria yang berjaga disana. Dia terlihat sangat tampan dan putih. Sial! Aku baru saja menyebut kata terlarang, yaitu menyebut seorang laki-laki dengan sebutan tampan.
"Permisi... satu malamnya berapa?" Tanyaku dengan santainya.
Dia tersenyum polos, "Seratus gold. Dan Anda mendapatkan makan malam juga."
"Oh... kalo gitu, aku pesan dua malam."
"Baik." Dia mengeluarkan sesuatu seperti pulpen, atau mungkin itu memang pulpen? Memangnya pulpen sudah ada ya disini?
"Nama Anda, Tuan?" Lanjutnya.
"Haru."
Dia menulis namaku dengan baik, lalu dia membalik bukunya ke arahku dan berkata, "Silakan tanda tangan dulu."
"Oke."
Setelah selesai tanda tangan, orang itu memberikanku sebuah kunci, tertulis angka lima belas di kunci ini.
"Kamar nomor lima belas." Dia berhenti sejenak. "Anda mau saya antar?"
"Tidak perlu! Aku bisa sendiri."
"Baiklah."
Menakutkan!.
Aku memasuki tirai berwarna merah itu, dan terlihatlah pintu-pintu di setiap sisi tembok yang aku lihat. Aku berjalan sambil memperhatikan setiap nomor yang tertempel di depan pintu kamar.
10...11...12...13..14...15. Ini dia kamarku.
Aku masukan kuncinya, memutarnya, dan terbuka. Sebuah ruangan yang lumayan luas, dengan satu ranjang dan satu meja kecil di sisi ranjang berwarna putih itu. Hanya sebuah ruangan yang berisi ranjang dan meja. Mana kursinya?.
Aku masuk kedalam setelah menutup dan mengunci kembali pintu itu. Badanku terasa sangat lelah.
Benar juga! Aku kan kemarin tidur dengan duduk. Mungkin itu penyebab...tidak! Aku tidak merasakan apapun, bahkan setelah aku tertidur sambil duduk. Apa ini karena penyembuhanku yang cepat juga? Aku rasa iya. Dan aku rasa aku tidak akan terserang penyakit.
Kekuatan dari sang phoenix, adalah sembuh atau pulih dari segalanya. Tidak peduli itu luka, penyakit, atau bahkan bagian tubuhmu menghilang.
Saat itu kepalaku tersambung kembali, lalu bagaimana jika kepalaku hancur? Apa kepalaku akan terbentuk kembali? Mengerikan! Tapi keren!.