Monster berang-berang itu akhirnya mati. Aku tidak tahu ini terlalu mudah atau bagaimana, tapi yang pasti, monster ini sudah mati.
Aku turun dari monster ini dan melihat tubuhnya menguap. Kenapa tubuhnya menguap? Biasanya kan hancur?.
Siapa yang peduli. Datanglah pada Ayah, wahai drop item yang mahal.
Tubuhnya menguap, dan menyisakan beberapa drop item. Aku mengambilnya.
Aku melihat kartuku dan tertulis.
Anda mendapatkan 1 Daging berang-berang raksasa. 1 Air penyembuh kilat. 3 cakar berang-berang. 1 partikel iblis.
Hebat! Levelku langsung naik jadi level 50. Banyak poin skill dan poin level yang tersisa. Ini luar biasa. Aku juga yakin barang-barang yang aku dapatkan akan sangat mahal. Tapi... apa itu partikel iblis?.
Sial! Aku lupa dengan Lucy.
Aku langsung berlari kearah Lucy di seberang sana. Terlihat Lucy yang terkapar lemas. Dia terlihat sangat berantakan. Aku melihat lumayan banyak darah yang keluar dari tubuhnya.
"Lucy! Kau tidak apa?" Teriakku dan segera mengangkat kepalanya, lalu membiarkan pahaku jadi bantalnya untuk sementara.
Lucy membuka matanya dengan susah payah, "Kau... menang!" Lalu dia tersenyum lemas.
Benar! Air penyembuh kilat.
Aku mengambil kartuku dan melihat daftar item, dan mencari air penyembuh kilat. Setelah ketemu, aku langsung mengkliknya. Seperti sihir pemanggilan, barang yang aku klik itu tiba-tiba saja ada di depanku, melayang.
Aku mengambilnya dan meminumkannya ke mulut Lucy yang terbuka sedikit.
Ini berbeda dari regenerasiku. seluruh luka di tubuhnya terlihat pulih dan hilang, aku juga begitu sih. Seluruh darah yang keluar, seperti menguap dan hilang menjadi udara. Tubuh Lucy sekarang sama seperti semula, hanya saja lebih kotor.
"Hmm-mm-mmm." Lucy membuka matanya dan melihatku saat pertama kali dia membuka matanya.
Aku tidak tahu, tapi wajahnya terlihat memerah dan langsung beranjak dari pahaku, lalu berkata padaku sambil menunjuk, "Apa yang kau lakukan? Dasar mesum!"
"Tunggu! Aku ini menyelamatkanmu, tau. Bilang makasih atau apa, kek. Malah bilang mesum." Kataku sedikit marah. Tidak juga, sebenarnya aku tidak marah.
Yah... kau tahu, aku tidak akan pernah melihat seorang gadis bertingkah seperti tadi kalau aku masih hidup di duniaku yang lama.
"Yah... makasih." Lucy memalingkan wajahnya dan lekas berdiri. "Kau sudah mengalahkannya ya?" Dia melihat monster itu yang masih terlihat menguap.
"Kenapa dia menguap?" Tanyanya.
"Entahlah! Oh iya, dari beberapa drop item yang aku ambil, salah satunya ada yang bernama partikel iblis. Untuk apa itu?" Aku berdiri setelah mengatakan itu.
"Tidak tau. Mungkin karena monster itu salah satu dari iblis."
"Jadi begitu ya? Bahkan iblis, itu nyata di dunia ini."
"Apanya?" Lucy melihatku dengan tatapan heran.
"Tidak ada."
"Ya udah! Ayo kita melapor!"
"Iya." Aku berhenti sejenak. "Tunggu! Apa kau tidak mau menghancurkan tambaknya dulu?"
"Aku kehabisan sihir. Kau saja!" Lucy lekas berjalan pergi setelah mengatakan itu. "Aku duluan." Dia memang gadis yang menyebalkan, bahkan setelah aku menyelamatkan hidupnya.
"Air! Bergeraklah dan jadilah ombak!"
Air danau itu mengikuti perintahku dan langsung menjadi ombak, lalu menghancurkan tambak itu.
***
Akhirnya aku sampai di rumah pak kepala desa itu. Lucy sudah duduk dengan santainya di samping meja yang sudah terhidang makanan yang terlihat biasa saja. Malah terlihat tidak sehat atau layu.
Lucy seiza dengan santainya sambil meminum teh di dalam mug berwarna hijau itu.
"Kau kotor." Kata Lucy setelah meminum tehnya. "Ganti bajumu! Aku sudah menyiapkannya."
"Yah... makasih." Aku tidak tahu itu salah satu caranya berterima kasih, atau bahkan dia sudah menyisipkan racun di pakaian yang dia siapkan.