Chereads / Hidup Lagi Di Dunia Pararel Yang Penuh Fantasi / Chapter 22 - 21 : Menuju Desa Dirt

Chapter 22 - 21 : Menuju Desa Dirt

Kami keluar dari serikat, dan berjalan menuju tempat yang sama sekali tidak aku ketahui. Aku harap kita tidak akan pergi ke pelelangan Manusia.

"Kita mau ke mana?" Tanyaku. Aku berjalan di samping kiri Lucy.

"Kita akan menyewa kereta kuda." Lucy berhenti sejenak. "Quest kita lumayan jauh."

"Oke." Apanya yang oke? Apa aku ini bodoh atau semacamnya?.

Aku dan Lucy berjalan berdampingan, tapi tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutku. Aku tahu kalau Lucy itu memang pribadi yang pendiam, tapi apa memang sampai sependiam ini? Ini malah membuatku tidak nyaman.

Aku tidak tahu sudah berapa kilo kami berjalan. Tapi di depan sana, aku melihat banyak sekali kereta kuda.

"Itu tempatnya?" Tanyaku.

"Iya."

Kami mendekati salah satu kereta kuda, dan Lucy berbicara dengan sang pengemudi, "Permisi."

Si pengemudi botak itu langsung meloncat saat mendengar suara Lucy, "Oh.. Lucy. Aku kira siapa."

Dia terlihat seperti om-om mesum yang menyewa para gadis SMA, lalu mendandani mereka menjadi karakter sebuah film atau anime.

"Keretanya kosong?" Tanya Lucy. Aku rasa dia bertingkah kasar hanya padaku saja. Ada apa dengan hal semacam tirani ini?.

"Iya." Paman mesum itu melihatku. "Kau siapanya Lucy?"

"Entahlah! Mungkin semacam orang yang akan merepotkannya." Jawabku sambil tersenyum.

"O-Oh.. jadi hal semacam itu memang ada ya?"

"Sudahlah!" Potong Lucy, lalu dia melanjutkan. "Kami mau ke desa dirt."

"Oh.. desa itu. Baiklah. Naik! Ayo kita berangkat!"

Sungguh paman yang sangat bersemangat, untuk orang yang selalu menyewa anak SMA untuk melakukan cosplay.

***

Paman botak mesum itu mengendarai kereta kudanya didepan sana, sedangkan aku dan Lucy duduk di belakang. Tentu saja! Karena kami ini penumpang.

Aku rasa kereta kuda ini sudah melewati kota, karena situasi jalan yang tidak rata ini.

"Ngomong-ngomong," Aku membuka pembicaraan. "Apa sih quest kita di desa dirt itu?"

"Ah," Dia menyentuh kepalanya seperti terkena sakit kepala. "Kau benar! Aku belum memberitahumu."

Jadi begini, ada sebuah desa yang lumayan jauh dari kota, dan desa itu mengalami kekeringan selama beberapa bulan ini. Bahkan katanya, tanah yang tadinya subur, mulai mengering dan tandus. Banyak orang kelaparan dan semacamnya. Padahal kan ada sihir. Kenapa mereka sampai kekurangan air begitu ya?.

Perjalanan membutuhkan waktu sekitar satu jam, dan akhirnya kami sampai.

"Sampai! Maaf, aku cuma bisa antar sampai sini saja. Mereka menghalangi." Kata paman itu dari kursi pengemudi.

Aku dan Lucy langsung keluar setelah mendengar itu. Menghalangi? Siapa yang menghalangi? Para bandit? Menakutkan!.

Setelah kami turun, terlihat sebuah desa kecil, Yah... ini bahkan tidak terlihat seperti desa, malah lebih mirip kampung kecil atau semacamnya.

Ada dua penjaga di depan pintu masuk desa itu. Dan diatas para penjaga itu, ada sebuan papan bertuliskan 'Desa Dirt' yang terlihat kering dan kotor.

"Aku akan pergi lagi. Panggil saja kalau kalian akan pulang."

"Iya. Aku mengerti." Lucy tersenyum dan melambaikan tangannya saat paman itu pergi.

"Memangnya kita memanggil menggunakan apa?" Tanyaku.

"Kartu ID itu punya banyak fungsi, salah satunya adalah memanggil seseorang yang sudah kau masukan sebagai daftar teman."

Ini jadi lebih mirip game RPG dari pada dunia pararel.

Kami berjalan mendekati para penjaga itu. Saat kami mencapai jarak satu meter, mereka menutup jalan kami menggunakan tombak mereka dan membentuk huruf X.

"Apa urusan kalian?" Tanya salah satu penjaga itu.