Goblin itu memegangi tangan kanannya yang putus sembari terus berteriak seperti Goblin bodoh. Walaupun aku juga tidak tahu Goblin bodoh itu seperti apa sih.
"Ambil pedangmu dan lawan!" Suara gadis itu terdengar lagi dibelakangku. Aku rasa gadis itu semacam mentor awal dalam game RPG.
Aku mengikuti perintahnya dan berlari kearah Goblin gendut yang sedang berteriak kesakitan itu. Aku melompat dan mencabut pedangku yang tadi tertancap di dadanya.
*ciprat* Saat aku mencabutnya, darahnya juga ikut keluar. Pedang yang tadinya bersih, berubah warna menjadi hijau muda.
Aku langsung melompat kebelakang setelah mencabut pedangku.
"Larilah! Ada dua Goblin pekerja yang lari mendekat!" Gadis itu seperti bisa melihat dari segala arah, maka tidak diragukan lagi, dia ada diatas pohon.
Goblin yang gadis itu maksud, pastilah dua Goblin yang tadi itu. Tapi mana bisa aku lari begitu saja! Aku harus mendapatkan setidaknya satu daging Goblin sebelum aku melarikan diri.
Sekali lagi aku menguatkan tekad dan berteriak "Aaaahhh!" Aku berlari lagi kearah Goblin gendut itu dan langsung menebas lehernya yang tidak ada pertahanan sama sekali.
*ciprat* darah awal keluar dari lehernya, lalu terus mengalir keluar seperti pancuran kecil. Sekarang Goblin gendut itu tidak hanya memegangi tangan kanannya yang putus itu, tapi juga memegangi lehernya yang sudah terkena serangan.
Tenang saja! Kau tidak akan selamat, karena nadi di lehermu sudah aku potong.
Lama-kelamaan, Goblin gendut itu mulai lemas, suaranya juga sudah persis seperti orang mendengkur. Dia mulai lemas dan akhirnya jatuh dihadapanku. Akulah yang terakhir tertawa sekarang.
Saat Goblin gendut itu jatuh, dua Goblin lainnya ternyata sudah ada beberapa meter disamping kanan dan kiriku.
"Ah... kau menyebalkan. Aku urus yang sebelah kanan, kau kiri!" Kata gadis itu. Lalu sebuah pedang meluncur dari atas pohon dibelakangku. Pegangannya diikat oleh rantai kecil, jadi dia bisa menariknya lagi saat selesai menebas.
Bagian tajam pedang yang meluncur itu, tidak tepat mengenai leher Goblin itu, tapi malah didepannya. Apa dia bodoh?.
Aku rasa aku yang bodoh.
Setelah pedangnya melewati leher Goblin itu sekitar 1 meter, dia menariknya, dan leher Goblin itu terpotong begitu saja saat dia menarik kembali pedangnya.
Sekarang giliranku.
Aku berlari menuju Goblin kecil yang juga sedang berlari kearahku. Dengan teriakan war cry, aku mengangkat pedangku tinggi-tinggi.
Kami mulai berdekatan, dengan cepat, aku langsung menebaskan pedangku secara vertikal, dan tangan kiri Goblin kecil itu terpotong.
Goblin itu berteriak kesakitan, "Aarrgghh!"
Aku melanjutkan seranganku dengan menebas sisi perut sebelah kirinya *sreeett* isi perut Goblin itu keluar, dan akhirnya Goblin itu terjatuh.
"Huff... huff." Sial! Rasanya... aneh sekali. Rasa adrenalin ini sangat luar biasa.
Lalu sebuah suara terdengar dari tubuh mati si Goblin gendut. Aku melihatnya, dan tubuhnya sedikit demi sedikit hancur. Lalu bagaimana aku mengambil dagingnya?.
Oh... ada sesuatu disana.
Aku berjalan mendekatinya dan seeonggok daging tergeletak begitu saja disana. Mungkin sekitar 500 gram.
Lalu setelah Goblin gendut itu, Goblin kurus kedua yang tadi dibunuh oleh gadis itu juga hancur dan menyisakan seeonggok daging berukuran kecil.