Aku di bawa ke bagian bekakang tempat makan yang seperti warteg itu. Di bagian belakang tempat makan ini, terdapat dua wadah yang terbuat dari logam. Satu wadah untuk menyimpan piring bersih, dan satunya lagi untuk air kotornya.
"Silakan! Nanti kalau sudah selesai, bilang saja. Biar Ibu buatkan makanan." Dia tersenyum manis khas para babi, walaupun sebelumnya aku belum pernah melihat babi tersenyum.
"Iya. Makasih."
Lalu Ibu babi itu pergi ke depan. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan, tapi yang aku yakini, mungkin dia akan menjaga tempat makannya.
Aku langsung berjongkok di depan banyaknya piring kotor dan air yang mengalir dari... dari mana? Kenapa air ini bisa datang sendiri dari lingkaran sihir yang ada di sana? Tidak! Tidak! Itu bukanlah sebuah keanehan. Hebat! Sangat luar biasa simpel.
Aku mengambil salah satu piring yang kotor. Piring ini berwarna hijau cerah, dan aku baru sadar, ternyata piring ini bukan terbuat dari kaca, tetapi terbuat dari kristal berwarna hijau. Mungkin giok. Apa barang seperti ini tidak terlalu berharga di dunia ini, sampai-sampai di buat menjadi piring?.
Aku mencuci piring, sendok, garpu, dan mangkuk yang ada di depanku menggunakan semacam kain yang kasar. Itu bahkan mungkin bisa melukaiku. Tapi itu membuat piring ini menjadi sangat bersih dan mengkilap. Piring-piring ini tidak akan pecah walau terjatuh dari ketinggian 50 meter. Lagian... siapa juga yang mau menjatuhkan piring dari ketinggian itu? Kurang kerjaan banget.
Setelah selesai mencuci, aku tidak tahu bagaimana cara mematikan air yang terus menyembur keluar ini. Aku yakin ini menggunakan sihir ruang dan waktu juga. Kau tahu, kau menaruh lingkarang sihir lain di danau, lalu menaruh lingkaran sihir satunya lagi di sini, jadi seolah terlihat lingkaran yang ada di sini seperti mengeluarkan air yang tanpa batas.
Aku beranjak dan menemui Ibu Babi yang berdiri di balik kaca yang di dalamnya terdapat banyak makanan. Aku juga melihat ada babi guling di dalam sana. Hah? Babi guling? Jadi Ibu Babi ini tega memasak rasnya sendiri? Kau sungguh kejam, Ibu Babi.
"Umm... Bu. Aku udah selesai." Kataku dengan lembut, aku mencoba untuk terlihat sopan dan ramah, karena aku masih belum tahu apa-apa tentang dunia fantasi ini.
"Kalo gitu, bawa piringnya kesini." Dia tersenyum manis. Sekarang aku baru sadar, ternyata aku baru saja jatuh cinta pada seekor babi.
"Umm... aku nggak tau cara mati'in airnya."
"Gunakan sihirmu untuk membatalkan sihirku di lingkaran sihir yang aku buat."
Apa yang baru saja dia katakan? Apa itu semacam judul sinetron aneh dari duniaku? Sihir pembatal sihir? begitulah judulnya. Tapi aku rasa itu keren.
"Umm... aku nggak bisa pake sihir." Kataku ragu.
"Ha?" Mendengar itu, dia membuka mulutnya seperti bingung akan sesuatu. Seperti tidak bisa menggunakan sihir di dunia ini adalah hal yang salah.
Beberapa detik kemudian, dia kembali sadar dan berkata "Mau belajar denganku?"
"He? Boleh?"
"Tentu." Seperti biasa, senyum dari babi yang satu ini memang sangat manis.
Kau tahu, ini seperti khayalan tingkat tinggi yang selalu aku lakukan saat aku mau tidur.
"Tempat tinggalmu dimana?" Dia bertanya dengan santainya.
"Aku nggak punya rumah." Jawabku dengan jujur. Kalau aku tidak jujur, maka kejadian buruk akan terjadi. Seperti... kau akan di buang karena berbohong.
Sekali lagi Ibu Babi itu terkejut.
"Kalo gitu, mau tinggal di rumahku?"
Kenapa dia baik sekali? Apa para babi itu memang sangat baik, ya?.
Aku mengangguk dan berkata "Emangnya nggak apa-apa?" Maksudku... Manusia yang tinggal dirumah babi dan bukan sebaliknya.
"Tidak apa! Suamiku sudah lama meninggal, dan aku kesepian di rumahku."
"Baiklah. Makasih."
"Kita mulai latihannya malam ini, setelah kita selesai berdagang."
Kau tahu, aku harap latihan malam yang dia maksud itu, bukan karena dia merasa kesepian atau apa. Karena kalau aku harus bercinta dengan seekor babi, maka status perjaka yang sudah aku jaga selama 18 tahun ini, semuanya sia-sia.